Problem [Hypnosis Mic x Reader]

Misunderstanding

"Are? Mana Saburo?"

Ichiro bertanya melihat Jiro masuk ke rumah seorang diri.

"U-uh, dia bilang kepadaku untuk pulang duluan."

"Hmm, begitu.." Ichiro mengembalikan perhatiannya kembali pada kado yang ia pegang.

"Aku bawa sup, aku taruh di sini ya, Nii-san." Jiro meletakkannya di atas meja makan.

"Ah, ya.. Terimakasih supnya, Jiro." Ichiro tersenyum padanya. Jiro hanya tersenyum balik.

"Kau sudah menyiapkan hadiah untuk Saburo, Jiro?"

.....

Tidak ada jawaban.

Jiro melamun.

"Jiro?"

Masih tidak dibalas.

Ichiro memilih menepuk bahu Jiro daripada meneriakkan namanya.

Jiro terperanjat.

"A-ah! Ya? Ada apa, Nii-san?"

"Kau baik-baik saja?"

"Ya! Aku baik-baik saja, Nii-san." Jiro mengangguk mantap lalu pergi ke kamarnya.

Ichiro melirik ke arah sup yang dibawa Jiro.

"Benarkah?" Gumamnya.

------------

-Dia bukan saudaraku."

Ucap Saburo sembari memalingkan wajahnya.

Perempuan yang tadi berjalan, melirik ke belakang.

'Ah, rasanya sakit.'

Jiro tidak pernah sesakit ini. Saburo adalah adiknya, walaupun sering bertengkar, Jiro tetap menyayanginya.

Pandangan dan pikiran Jiro seketika kosong. Dia tidak ingin mendengar kelanjutannya. Dia tidak tahan, ia berlari meninggalkan sekolahnya, melewati perempuan yang tadi ia temui.

Ia tidak mau tahu.

------------

"Jiro, waktunya makan malam!" Ichiro mengetuk pintu kamar Jiro.

Tapi tidak ada jawaban dari sang pemilik kamar.

"Jiro?" Ichiro membuka pintu kamarnya.

Dia mendapati Jiro yang tengah menatap ke luar jendela.

"Jiro, aku memanggilmu beberapa kali, loh."

Jiro terkejut melihat kakaknya yang menyadarkan dia dari lamunan.

"Maaf, Nii-san. Ada apa?"

Ichiro menghela nafas.

"Makan malam sudah siap."

"Oh, baiklah."

Jiro keluar dari kamarnya mendahului Ichiro.

Yamada bersaudara kini telah berkumpul di meja makan. Malam itu terasa berbeda (sedikit). Ichiro terus memperhatikan Jiro, Jiro sering melamun, dan Saburo makan seperti biasanya.