Story

771 153 10
                                    

Suatu malam di Shibuya..

"Damai tapi menegangkan."

Masih berlanjut kisahnya.

(Name) kesemutan di sana, terjebak di kusen jendela luar. Tidak bisa bergerak, karena bahaya ia bisa terjatuh.

Sudah 2 jam ia berada di sana, rasa kantuk juga mulai menjalar.

Percuma ia berteriak minta tolong, jendela yang dia duduki adalah jendela gudang, lalu di setiap kamar apartemen itu kedap suara, termasuk elite karena kedap suara adalah salah satu fitur di apartemen itu. Ia juga tidak ingin berteriak minta tolong ke bawah sana, kenapa? Karena untuk berteriak ke bawah sana, (name) perlu mencondongkan tubuhnya agar orang lain bisa melihatnya sedang (name) tidak bisa bergerak bebas di sana.

"Uh.." Kepala (name) sedikit jatuh-jatuh karena kantuk. Sampai tidak sengaja kepalanya jatuh terlalu keras sehingga kerapuhan kusen itu bertambah.

"Padahal aku harus pergi ke Shinjuku besok.."

(Name) melirik arlojinya.

Jam tanganku memilki fitur GPS.. Semoga siapa saja dapat menemukanku di sini..

Satu hal yang ia sulit pahami.

Kenapa Ramuda mendorongnya?

Apa ia membencinya karena ia akan pergi ke Shinjuku?

Ah, tidak mungkin.

Atau... Dia memang seperti itu?

Jika dilihat dari siluetnya ketika terjatuh tadi, (name) bisa melihat matanya jauh lebih tenggelam.. Seakan-akan dia sama sekali tidak mempunyai belas kasihan..

Apa dia memang seperti itu?

Dia menyembunyikan sifatnya dari yang lain?

"Hh? Apa kau yakin? Kita sudah berputar-putar! Mungkin saja arahnya salah! Dan juga kita dilarang naik ke rooftop!"

Beruntungnya (name) dapat mendengar suara seseorang dari atasnya.

Aku harus memancing mereka.

"DICE-SAN!"

Dice yang berada di rooftop terperanjat.

"S-siapa?!"

"Ini aku, (name)."

Dice, Gentaro dan Ramuda terkejut.

"Onee-san di mana?"

Ah, suara pemuda itu.. Ramuda..

"(Name)-san?"

"Aku dibawah sini.."

Gentaro, Ramuda dan Dice menengok ke bawah. Mereka bisa melihat kaki (name) yang sedang duduk di kusen jendela.

"(N-name)-chan! Apa yang kau lakukan di situ?! J-jangan bunuh diri!"

"Kalau aku mau bunuh diri, pasti aku akan melakukannya sedari tadi..."

(Name) menelan ludah, ia berkeringat dingin.

Aku tidak akan bergantung pada seseorang lagi, tapi..

"Tolong..
.
.
.
.
.
Aku terjebak.."

Mereka langsung mengangguk paham.

"Bertahanlah, onee-san! Kami akan segera menolongmu!"

Problem [Hypnosis Mic x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang