Rescue

1K 182 19
                                    

"Ini." Seorang perempuan memberikan teh hangat kepada laki-laki yang duduk di taman itu.

Laki-laki itu yang tak lain adalah Jiro, menatap sang pelaku.

"Kau lagi," ucap Jiro. Dia menerima minuman itu dari tangan perempuan yang pernah ia duga stalker.

Perempuan itu duduk di bangku lain yang berada di samping bangku yang diduduki Jiro.

"Apa yang kau lakukan disini, huh?" Tanya Jiro dengan cuek dan risih dengan asanya perempuan itu.

"Bukankah seharusnya aku yang bilang begitu?" Perempuan itu membalas tanpa melihat kepada orang yang bertanya.

Perempuan itu mengerti kalau laki-laki itu merasa risih, ia pun bangkit.

"Baiklah jika kau tidak mau tempat hangat, selamat malam." Perempuan itu menjauh.


Jiro mengerutkan alis. Dia membutuhkannya. Dia telah pergi dari rumah tanpa persiapan. Ia hanya mamakai selembar kaos panjang dan celana pendek. Ini musim dingin, sudah malam, salju sudah turun, ia kedinginan.

Rasa gengsinya terlalu besar.

Tapi, jika begini.. Ia bisa mati kedinginan.

"Tunggu!" Jiro tidak punya pilihan lain.

"A-aku..." Jiro bingung bagaimana cara memintanya.

"Aku mengerti." Perempuan itu melepas syal dan sarung tangannya lalu memberikannya pada Jiro.

"Pakai itu. Ikut aku." Perempuan itu kembali melanjutkan jalannya setelah memberikan syal dan sarung tangannya.

"T-terimakasih." Jiro memakai kedua benda itu.

"Sama-sama," balas perempuan itu tanpa melirik.

'Perempuan ini dingin,' ucap Jiro dalam hati.

Tidak cukup lama mereka berjalan, mereka memasuki hotel kecil yang dekat dari taman itu.

Perempuan yang menolong Jiro sedang bernegosiasi dengan resepsionis hotel.

"Kamar hotel atas nama..." Perempuan itu melirik ke arah Jiro.

"Namamu?"

"O-oh, Yamada Jiro desu."

Resepsionis itu mengangguk dan melanjutkan negosiasinya dengan perempuan itu.

Tidak cukup lama memesan kamar hotel. Perempuan itu langsung mengantar Jiro menuju kamar hotel yang dipesan.

"Ini." Perempuan itu memberikan kunci kamar hotel.

"Aku yang bayar, kau lakukan saja aktifitasmu seperti biasa. Kalau kau lapar, pergi saja ke restoran hotel ini dan pesan makanan atas namaku. Jika kau mencariku, aku ada di kamar sebelah. Nomor 25," lanjutnya.

Jiro menerima kunci kamar hotel bertuliskan nomor 26 itu. Ia menatap sejenak kunci itu. Merasa berhutang budi.

"T-terimakasih, Nee-san." Jiro membungkuk.

"A-ah, ya.. Terimakasih kembali." Perempuan itu merasa sedikit risih dengan bungkukkannya. Akhirnya ia memutuskan pergi dari sana.

"Ah! Tunggu!" Jiro menahannya.

"N-nama nee-san? Siapa?"


Perempuan itu terdiam..



"Namaku (Name) (Surname), salam kenal Yamada-san."



---------------

"Jiro pergi kemana sih?"


"Sudah semua, Saburo?"



"Sudah, Ichi-nii. Jiro tidak menginap di teman-teman sekolahnya."

Hari ini hari sudah menjelang libur akhir tahun. Jiro sudah dipastikan tidak berada di sekolah. Ichiro dan Saburo sudah memeriksa ke seluruh teman terdekat Jiro. Ditambah mereka juga meminta bantuan tetangga, kenalan dan teman-teman Jiro untuk mencarinya.


Jiro pergi dari rumah kemarin malam, dan malam ini Jiro masih belum pulang.

"Saburo, bisa kau cari lewat hack-an mu itu?"

"Benar juga. Akan ku coba."



------------

Tok tok tok


(Name) melirik ke arah pintu kamar hotelnya yang diketuk.

Ia beranjak menuju pintu itu.

"Ya? Ada apa, Yamada-san?"

"Ano.. A-aku ingin makan malam bersama (Surname)nee-san." Jiro agak malu, mengingat ia sering makan bersama keluarganya, ia merasa kesepian.

"Baiklah." (Name) mengunci kamar hotelnya lalu pergi bersama Jiro ke restoran hotel.

Mereka memesan beberapa makanan, tidak lupa dengan minumannya. Mereka makan dengan tenang.

"(Surname)nee-san," panggil Jiro.

(Name) menatap ke arah pemilik suara.

"Ya?"

"K-kenapa kau mau membantuku? Ditambah semua beban bayaranku ini?" Jiro bertanya dengan gugup.


"Kenapa ya.. Hm.." Perempuan itu menatap makanannya sejenak.

"Aku ingin menolong orang-orang dari masalah mereka, membebaskan mereka dan membuat orang-orang bahagia," lanjutnya.

"Tapi kenapa?" Jiro melahap makanannya.

"Bukankah wajar kalau aku ingin menolong orang-orang?" jawab (name).

"Ah.. Ya benar juga. Tapi kan, (surname)nee-san belum tahu masalah yang dialami orang-orang? Bagaimana jika orang itu ternyata berhadapan dengan yakuza kejam dan jahat? Atau seperti Madara yang ingin menguasai bumi?"

(Name) terkekeh. Baru pertama kali ini Jiro melihatnya.

"Itulah kenapa aku pilih-pilih untuk menolong orang, kau terpilih Yamada-san," jawab (name).

Jiro malu dengan perkataannya.

"Panggil aku Jiro saja, (surname)nee-san." Jiro memalingkan wajahnya.

"Tidak sopan jika hanya sepihak."

"Iya-iya, (name)nee-san."

Selesai dengan acara makan malam mereka, Jiro menatap toko yang berada di depan hotel itu.

"Jiro-san, aku mau membeli beberapa camilan ke toko depan. Mau ikut?"

---------

(Name) mengambil beberapa makanan dan minuman di sini.

"Belilah sesuatu, Jiro-san."

(Name) mengintrupsi Jiro yang sedang menatap stick coklat yang biasa ia makan bersama keluarganya.

"U-uh-"

"Camilan yang biasa dimakan ya." (Name) mengambil stick itu.

"B-bagaimana kau tahu?"

"Orang itu bisa dibaca, Jiro-san. Ada yang ingin kau beli lagi?"

"Kalau begitu.. Ini.."

Jiro mengambil makanan lain.

Setelah beberapa menit berbelanja, mereka kembali ke kamar hotel masing-masing.

"Selamat malam, (name)nee-san!" Jiro melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar.

(Name) hanya tersenyum.

"Selamat malam juga."

Tbc...

Problem [Hypnosis Mic x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang