Luka Mendalam

62 3 0
                                    




Barangkali kamu tidak memahami percikan sebuah rasa yang membendung luka, maka akan aku perjelas sebagai mana yang aku rasa. Pada dasarnya mimpi yang telah kuyakini kau tukar dengan kenyataan yang menghakimi.

Kamu
Yang masih berada di sudut ruangan yang kuanggap khusus. Pada dinding hati yang saat ini runtuh karenamu. Padahal kamu yang selalu kusemogakan dalam bait-bait doaku, menjamu pada Tuhanku.

Jerih tangis memerangiku, saat pergi menjadi alasan kamu menjauh. Tak terbayangkan akan sesakit ini, mencintaimu di atas luka.

Apa mencintai semenyakitkan ini? Atau kamu yang bertindak semenyedihkan itu?
Atau aku yang mula mencintai tanpa kendali?.

Aku bingung, mesti mengalah seperti apa lagi?
Dalam sunyi kumenagis tanpa pundak yang mampu meredam tangis.
Aku kehilanganmu.

Memeluk lutut di penjuru kamar, berserakan tisu tentang cinta berujung sendu. Kau, tak pernah tahu.

Terimakasih
Sudah banyak kenangan yang semakin menggebu sekaligus membuatku pilu.
Aku lelah.. jemarin tak sanggup kusanggah.

Mendiang sakitnya karena pemergianmu
Menumpahkan segala waktu bersamamu
Merobek paksa adanya kenangan
Sampai akhirnya aku benar-benar kehilangan

Berjuta rindu menempuh semogamu
Aku masih berpihak padamu
Perihal rasa yang sama
Meski nanti kita berpisah selamanya

Jika menantiku kau abaikan
Jangan lupakan bahwa kau tetap kuharapkan
Bersenang-senanglah dengan semua milikmu
Aku masih berdiri menantimu



Note :
Jangan mengharapkan yang bukan milik kita apalagi memaksa dalam cinta

Kumpulan Puisi Bait AksaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang