Dalam putaran waktu, ketika masih sanggup menerka tiap inci perjalanan, semua orang wara wiri tanpa ragu. Kemudian menggenggam tawa tiap kali pertemuan.
Dalam cerita itu masing-masing melakukan pendeteksian untuk bercengkrama agar lebih bahagiaKali ini banyak pembatas yang berasumsi di penjuru dunia. Memecut kaki untuk menghentikan langkah lantas berdiam diri di dalam hunian. Banyak ketakutan senantiasa menjaga diri yang bernama jarak. Mengemban tak bersentuhan dan pertemuan yang bertema larangan.
Menghentikan jeda dalam alunan nada. Rasa duka kian menggema tiap jiwa-jiwa. Memeluk kesepian hingga tawa tersamarkan. Terjeda juga menjeda pada bagian cerita yang tak bebas, terkurung dalam lautan covid-19. Menyingsing matahari mendadak diperlukan, berlomba menyerap sinarnya dengan berdiri dalam bayangannya.
Mengikis kenangan berbuah rindu.
Rindu kebebasan, rindu pertemuan, juga rindu berdekatan lantas rindu ketenangan.
Dalam doa terlalu banyak semoga diantara duka lara, berharap terputusnya penularan yang mematikan dalam nestapa yang berhamburan. Menghentikan jembatan dan virus corona selalu kurapalkan tiap doa. Semoga bulan ramadhan dapat merangkul kembali sehingga tiada ketakutan dalam pertemuan.#SemangatUntukKitaMelawandanMencegahPenyebaranCorona
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi Bait Aksara
PoetryKumpulan puisi dengan tema dan genre bermacam-macam. Jika berduka datanglah pada syair yang terkemuka, lantas tangis meringis tetaplah mampir pada puisi-puisi yang menggamblang. Dengan ini, semoga kesan dan pesan tersirat pada kejadian atau perasaan...