Aku, seolah terkurung dalam lingkaran asap. Di kepung hitam pekat yang menutupi penglihatanku. Mencarimu yang tertimbun pula di sana. Setelah tanganmu semakin lemah menggenggamku.
Aku merangkak.
Kemana aku harus mencarimu?
Kedua tanganku berpangku harap, menodongkan kebencian lalu tangis yang lebam membiru.Kemudian samar-samar menjadi kabut putih, sosokmu terlihat namun semakin jauh. Ada tangan lain yang menarikmu, lalu kau mengikutinya dengan senyum simpul yang bergaris bahagia.
Lalu aku? Yang setengah mati mencarimu, tanpa memperdulikan sesakit apa yang kurasakan dalam mempertahankan yang kuanggap masih milikku.
Lantas kakiku bergetar, nihil tak sanggup berpijak. Sama seperti saat tulang-tulangku kau ambil paksa dari tubuhku.
Aku benar-benar rapuh ketika kau tak kembali.
Jiwaku runtuh saat kau tak lagi berpegang teguh.
Tubuhku roboh, tentangmu yang membuatku semakin bodoh.Kemudian kamu lenyap. Meninggalkan aku dengan sejuta impian, memberi jejak luka dengan cinta yang pemiliknya memilih tiada.
Lalu untuk siapa aku hidup?
Kamu berlalu setelah mendiami cinta yang aku terima sepenuh hati.
Sekaligus melarang aku untuk memegangmu kuat-kuat.
Menghentikan aku untuk memperjuangkanmu.Asap hitam menghilang, bersamaan denganmu yang terbawa cinta lain.
Tak ada aku dan kamu lagi.Kamu telah memisahkan diri denganku.
Aku lelah ... Pergilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Puisi Bait Aksara
PoetryKumpulan puisi dengan tema dan genre bermacam-macam. Jika berduka datanglah pada syair yang terkemuka, lantas tangis meringis tetaplah mampir pada puisi-puisi yang menggamblang. Dengan ini, semoga kesan dan pesan tersirat pada kejadian atau perasaan...