Six

129 14 4
                                    

Happy Reading! 💜





*******

Rain memakai kaos hitam berbalut jaket jeans, memakai balutan celana bahan berwarna hitam tak lupa ia mengenakan tas ranselnya, dan rambut panjangnya yang coklat ia biarkan tergerai. Ia turun dari bus dan sampai di halte yang tak jauh dari cafe tempat ia biasa bekerja. Ia berjalan di trotoar dengan langkah besar. Sudah menjadi sebuah kebiasaan ia berjalan dengan langkah seperti itu. Seolah sedang terlambat lagi masuk kerja, padahal ia datang hanya untuk mengambil barang.

Rain mendorong ke dalam pintu cafe tempat biasa ia bekerja membuat lonceng yang terletak diatasnya berbunyi. Ia langsung menghampiri Jeslyn wanita yang lima tahun lebih tua darinya yang sedang berdiri di depan ruangannya tepat bersebelahan dengan kasir sambil berbincang dengan Zayn salah satu pekerja di cafe yang memiliki sikap paling dingin.

Zayn yang sudah melihat dari ekor matanya bahwa Rain berjalan mendekatpun langsung mundur untuk melanjutkan kerjanya. Rain dan Zayn bertatap sebentar tapi hanya Rain yang melengkungkan bibir ke atas.

Ok, maybe someday his will be better.

"Akhirnya kau datang," ujar Jeslyn saat sudah melihat atensi Rain di hadapannya.

Rain tersenyum.

"Tunggu di sini sebentar, barang mu yang tertinggal ada di meja kerjaku," kata Jeslyn lalu berjalan masuk ke dalam pintu berwarna coklat muda yang ada papan nama bertuliskan Sweet Cafe, nama cafenya.

"Ini, aku tidak sengaja melihatnya di ruang belakang," ujar Jeslyn setelah menyerahkan sebuah amplop berwarna putih pada Rain.

Rain mengerutkan dahinya binggung.

"Di situ tertulis namamu. Jadi ku pikir itu milikmu." Jeslyn membalik amplop tersebut menunjukkan tulisan yang ditulis dengan pena berwarna gold. Di situ tertera For Rain Angelica.

"Ya sudah aku kembali ke ruanganku. Kau ingin langsung berangkat?" tanya Jeslyn. Meski dia hanya bos tapi dia sudah menganggap Rain seperti adiknya jadi dia tahu jika Rain bekerja di banyak tempat. Setelah dia tahu bahwa Rain yatim piatu setelah lulus menengah atas. Bahkan Jeslyn tahu Rain menolak beasiswa untuk studi S1-nya ke negeri Gingseng karena Rain tidak bisa meninggalkan adiknya yang masih kecil dan harus membiayai adiknya sekolah.

"Mungkin sebentar lagi, satu gelas kopi tak apakan?" ucap Rain dengan senyum.

"Yeah. Gratis untukmu," ujar Jeslyn mengedipkan sebelah matanya.

Rain terkekeh sebentar. "Semua karyawan di sini kau beri gratis satu gelas sehari."

Jeslyn mengibaskan tangannya didepan wajahnya. "Yeah, sudahlah." Jeslyn berbalik lalu masuk kembali ke dalam ruangannya.

Rain kembali melihat amplop putih di tangannya ingin membukanya, siapa tahu isinya adalah uang atau voucher belanja akhir bulan, semoga saja bukan surat cinta. Baru Rain membuka amplopnya tiba-tiba ada yang menepuk bahu kanannya, otomatis Rain berbalik.

"Mengagetkan saja," ujar Rain pada Zayn.

"Ada apa?" tanya Rain. Tidak biasanya Zayn mau berbicara dengan Rain. Jangankan bicara sekedar senyum saja tadi tidak.

"Itu ada yang ingin bertemu denganmu, dia meminta aku untuk kau ke sana." Ujar Zayn menunjuk ke arah laki-laki berhoodie hitam. Setelah mengatakan itu Zayn langsung pergi ke dapur cafe begitu saja.

Rain mengerutkan dahinya. Memang harus sabar berhadapan dengan manusia seperti Zayn ini.

Tanpa pikir panjang Rain langsung menghampiri orang yang kata Zayn mencarinya. Laki-laki itu duduk di pojok cafe bersebelahan dengan jendela yang memperlihatkan jalan raya. Mungkin Rain bisa menebak laki-laki itu memilih duduk di sana karena nyaman untuk meminum secangkir kopi sambil melihat pemandangan kendaraan yang berlalu lalang di jalanan atau mungkin dia memilih tempat di pojok itu lebih enak untuk berbincang karena sedikit jauh dari pengunjung cafe lain. Pengunjung itu suka ketenangan.

Rain terus melangkah. Entah kenapa langkahnya menjadi sangat pelan, berbeda dengan langkahnya saat turun dari bus tadi. Semakin dekat semakin jelas orangnya. Apa Rain bermimpi lagi?

"Hai. Ini pertemuan ke empat kita." Sapa Namjoon dengan senyum yang memperlihatkan lesung pipinya.

Rain tersenyum kikuk. Haruskah Rain mencubit pipinya sendiri sekarang? Ini mimpi bukan?

"Duduklah." Ujar Namjoon mempersilakan Rain duduk pada kursi di depannya.

"Ya?"

"Ah, jangan terlalu canggung seperti itu, aku jadi sungkan." Kata Namjoon.

Rain duduk dikursi. "Sorry. Tadi kau bilang pertemuan ke empat?"

Namjoon mengangguk dua kali.

"Jadi itu bukan mimpi," gumam Rain tapi masih bisa didengar oleh Namjoon.

Namjoon terkekeh kecil. "Ini nyata."

Rain membulatkan matanya tak percaya. "Seriously? Kau Kim Namjoon, Namjoon, RM member BTS itu?" seru Rain mengebu-gebu.

Namjoon langsung melihat ke sekitar untungnya tak ada yang melihat ke arah mereka berdua kecuali staf dan temannya yang tadi bersama Namjoon di Galeri yang sekarang duduknya cukup jauh darinya. Namjoon sudah memberi tahu temannya itu lewat direct message jika ia ingin menemui gadis di hadapannya sekarang.

Rain menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Jweisonghamnida." Rain meminta maaf sedikit menunduk, hampir saja ia membocorkan seisi cafe jika disini ada seorang Idol.

"Tidak apa-apa."

"Tunggu, kau bisa bahasa Korea?" tanya Namjoon.

"Hanya sedikit. Masih belajar, itupun otodidak." Jawab Rain kembali duduk dengan baik.

"Hebat." Puji Namjoon.

Rain kembali tersenyum kikuk. "Kau lebih hebat," ujar Rain berusaha menatap mata Namjoon.

Namjoon tersenyum. Menatap mata Rain.

"Kau sudah membaca surat dariku?"

"Surat?"

"Yeah, beberapa waktu lalu aku menitipkannya pada pegawai cafe ini." Kata Namjoon.

Rain masih bingung.

"Kau yang mengantarkannya sendiri?"

"Ah tidak staf ku yang mengantarkannya." Kata Namjoon lagi.

Namjoon yang melihat Rain bingung, terlihat sedang berpikir. "Hm, Apakah kau belum menerima suratnya?"

"Wait, apakah ini?" Rain menunjukkan amplop putih yang tadi diberi Jeslyn.

Namjoon mengangguk. "Nah."

"Aku baru menerimanya."

"Ada surat di dalamnya. Bacalah," suruh Namjoon pada Rain.

Rain langsung membuka amplop tersebut dan membaca isinya.

Rain kembali mengerutkan dahinya. Sudah berapa kali ia melakukan itu?

Di atas surat itu tertulis. "Surat Perjanjian. Maksudnya apa?"




-Bersambung-













-Bersambung-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa hayo?😅
.
.
.
.
.
.
.

Thanks for read this story 💜

awhile |Namjoon| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang