Two

227 15 1
                                    

⬆🔝 Dengerin deh lagu forever rain di mulmed, aku sangat terinspirasi dari lagu ini. 😅

Happy Reading.. 💜























*****

"Kenapa kau tidak diam di sana saja?" tanya sang kakak khawatir.

"Kalau kau tidak lama aku akan diam," jawab sang adik sarkas.

"Lalu kenapa kau berani sekali menitipkan kopermu pada orang yang kau tidak kenal begitu? Hah?"

"Aish, dia baik buktinya tidak ada lecet pada koperku dan barangku tidak ada yang hilang," bela sang adik.

"Jangan ulangi lagi." Ujar sang kakak.

Sang adik yang bernama Sunny hanya mengganguk.

"Sudahlah lupakan saja kejadian di bandara tadi, jangan coba-coba kau cari tau hal tentang pria itu, mengerti?"

"Why?"

"Ikuti saja perkataanku jika kau masih mau tinggal di rumah ini." Sang kakak berjalan menuju kamarnya.

"Untungnya kakakku kalau bukan aku akan—," ucapan Sunny terpotong.

"Akan apa? hah?" ujar sarkas sang kakak.

Sunny diam terpaku. "Nothing." Cengegesnya.

*****

Hari pertama di Kota New York. Namjoon akan berkunjung ke Kent Falls State Park, CT. Ada air terjun dan pepohonan yang bisa menyejukkan mata.

Ia akan pergi dengan seorang temannya. Blasteran Amerika-Korea.
Namjoon bertemu dengan teman blasterannya itu pada saat sekolah dan tak disangka kini dia bekerja di dunia yang sama. Musik.

"Jun aku ingin bercerita sedikit, bolehkah?" ujar Bryan yang duduk di kursi penumpang dengan Namjoon.

Namjoon mengangguk sambil menggenakan seatbeltnya.

Bryan bercerita sambil melihat ke arah luar jendela mobil. "Jadi aku ingin mengajak mantanku untuk kembali, tapi kurasa itu cukup sulit dan kemarin kau ingat saat ada seorang gadis remaja yang menitipkan kopernya padaku, dia adalah adiknya. Sudah lama tidak melihatnya aku hampir lupa. Dia masih merepotkan."

"Kau ini suka dengan adiknya atau kakaknya?" kekeh Namjoon saat mendengar Bryan malah menceritakan adik dari perempuan yang ia suka.

Bryan memutar bola matanya. "Kakaknya Jun, belum selesai bercerita dengarkan dulu," kata Bryan.

"Hahaha sorry-sorry." Namjoon berusaha menahan tawa.

Bryan melanjutkan. " Jadi benar-benar selisih waktu sedikit sebelum kita bertemu di bandara sore kemarin. Dia datang dengan adiknya yang menitipkan kopernya padaku itu, tanpa basa basi dia mengatakan terima kasih lalu berlalu begitu saja, seolah-olah tidak pernah mengenalku dekat." Ucap Bryan terdengar sedih.

"Memangnya kau melakukan apa hingga putus hubungan dengannya?" tanya Namjoon mana tahu bisa memberi solusi agar Bryan dan mantannya ini kembali berpacaran.

"Kau ingin tahu?" tutur Bryan.

"Tidak juga," kelakar Namjoon.

"Aish, sebenarnya ini memang salahku sih. Jadi dulu aku berbuat kesepakatan dengannya bahwa selama kami menjalani hubungan harus saling jujur sayangnya aku terbawa suasana oleh rekan kerjaku yang di Korea dan dia mengetahui itu dan yeah you know.."

"Lalu kau tidak berjuang untuk dia lagi? untuk meminta maaf padanya?"

"Sudah dengan banyak cara, dengan mengiriminya surat, makanan favoritnya, bunga, dan sudah aku kunjungi secara langsung tapi tetap saja dia pada pendiriannya. Dia jika sudah membuat sebuah keputusan sulit untuk diganggu gugat," Bryan menghelan nafas bimbang, sedih, pasrah. Tapi dari sudut mata Namjoon bisa menerka bahwa Bryan masih ingin bertekat.

"Sudahlah aku mengajakmu bertemu bukan untuk sedih-sedih seperti ini man," seru Namjoon pada Bryan.

Bryan tersenyum simpul.

"Let's go!" ajak Namjoon pada Bryan saat mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Namjoon dan Bryan sampai di Kent Falls, CT. Mereka langsung turun dari mobil dan menuju tempat utama.

Saat sampai di taman tak jauh sebelum mereka benar-benar sampai, Bryan melihat seorang gadis duduk sendiri di bangku taman tersebut.

"Rain?"

"Rain? here it's sunny, man."

"That's not what I mean, but she name's Rain." Ujar Bryan sambil menunjuk gadis yang duduk sendiri itu.

"Kau kenal dia?" tanya Namjoon ikut melihat ke arah gadis itu berada.

"Yeah, dia yang aku maksud." Bryan langsung berjalan menuju gadis itu.

Namjoon yang melihatnya cukup memantau dari tempat dia berdiri sekarang.

"Hai!" sapa Bryan.

Rain gadis yang merasa di sapapun mendangakkan kepalanya. Rain mengerutkan dahi. Terkejut.

"Long time no see. Apa kabar mu?" tanya Bryan pada Rain.

"Baik, sangat-sangat jauh lebih baik saat kau tak ada." Ketus Rain.

"Hm jangan begitu, kemarin—"

"Maaf tentang kemarin, adikku merepotkanmu. Sekali lagi maaf aku harus pergi," ucap Rain lalu bangkit dari kursi yang ia duduki.

"Wait, tidak bisakah kita bicarakan baik-baik?" Bryan menahan agar Rain tidak pergi begitu saja.

"Apa lagi yang akan dibicarakan? bukannya sudah jelas, hm." Rain berusaha membentengi diri.

"Rain, kumohon..." Ujar Bryan lirih.

"Maaf tidak bisa Ryan, kau sudah mengecewakan." Kata Rain lalu berusaha melepaskan tangannya yang dipegang oleh Bryan.

"Rain!" panggil Bryan saat gadis bersurai coklat itu pergi begitu saja.

"Biarkan saja bro, mungkin kau tak berjodoh dengannya." Namjoon tiba-tiba sudah berada di sebelah Bryan.










-Bersambung-






































awhile |Namjoon| ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang