Happy reading! 💜
*******
Namjoon bangun pagi hari ini di ibu kota Amerika Serikat. Ia sedang duduk di kursi kamar hotelnya sambil meminum segelas kopi, melihat pemandangan kota New York, melihat gedung-gedung tinggi dan jalanan kota yang sedang ramai lancar. Hal tersebut sangat bagus saat di lihat dari jendela kamar hotelnya yang berada di lantai lima belas.
Namjoon menyesap kopinya. Jadwal kunjungan ia hari ini adalah mengunjungi sebuah galeri yang mempamerkan lukisan-lukisan seniman dunia. Belakangan ini ia jadi suka mengunjungi tempat-tempat seperti Museum dan Galeri Seni.
Mulanya hanya berkunjung biasa, hanya sekedar megunjungi pameran lukisan teman lamanya pada waktu itu di Korea. Tapi seiring waktu Namjoon jadi mendapat inspirasi dari melihat-lihat lukisan bertema abstak, klarisme, surealisme, gotik, dan futurisme.
Kali ini Namjoon akan berkunjung ke David Zwirner Gallery yang terletak di New York 20th street. Tempat tersebut cukup terkenal, sangat.
Nada lagu Seoul pada bagian intro-nya mengalun pelan pada ponsel Namjoon yang ada di meja.
"Ya?"
"Akan pergi ke galeri seni pukul berapa?" tanya sang penelpon.
Namjoon berpikir sebentar. Ia inginnya pagi ini tapi masih belum bergairah untuk sekedar keluar kamar hotelnya. "Apa boleh buat. Nanti siang saja," ujar Namjoon.
"Baiklah." Kata si penelpon lalu mengakhiri panggilan.
Namjoon menghela napas. Baru saja panggilan pertama pagi ini berakhir sudah ada lagi panggilan yang masuk.
Tapi tunggu ini panggilan video, ini tidak akan membuat ia kesal.
"Aku rindu." Namjoon memulai.
"Sedang apa?"
"Minum kopi," jawab Namjoon.
"Kenapa tidak liburan di rumah saja?"
"Mianhaeyo, Ibu kenapa belum tidur?" Namjoon bertanya. Perbedaan jam. Di Seoul tempat Ibu dan keluarganya tinggal sudah larut malam sedangkan di Amerika masih pagi.
"Belum bisa tidur."
"Ibu tidak boleh kurang tidur, lihatlah wajah Ibu terlihat lebih kurus. Apakah Ibu makan dengan baik?" Namjoon yang perhatian.
"Ibu makan dengan baik. Kau yang terlihat kurusan, kau pasti bekerja terlalu keras." Ujar Ibu Namjoon.
Namjoon terkekeh kecil. "Belakangan ini aku melakukan banyak olahraga, termasuk senam wajah," kelakar Namjoon.
"Senam wajah? Apa itu? coba tunjukkan," ujar Ibu Namjoon penasaran.
"Ah, akan terlihat sangat buruk." Namjoon dan Ibunya pun tertawa.
"Sudah-sudah aku ingin tidur. Jaga dirimu baik-baik." Ibu Namjoon tersenyum sangat tulus pada layar ponselnya.
"Iya, Ibu juga."
"Sering-seringlah menelpon Adikmu. Ia juga pasti merindukanmu, Jun."
Namjoon hanya tersenyum.
*****
"Hallo?" Rain menempelkan benda pipi itu pada telinga kanannya.
"Rain, bisakah kau datang ke café sebentar? Sepertinya ada barang milikmu yang tertinggal." Ujar Jeslyn pemilik cafétaria ia bekerja.
"Bisa. Nanti siang aku akan ke sana," jawab Rain. Hari ini adalah jadwalnya libur kerja di cafétaria jadi Rain ada dirumah pagi ini dan akan bekerja di Supermarket sore hingga malam nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
awhile |Namjoon| ✔
Fanfiction[Complete] "Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini." ***** Cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan lainnya itu hanya kebetulan serta tidak berkaitan dengan kehidupan asli idol. © delliestories.