Chap. 8 - Sweet Revenge

548 96 15
                                    

Myungsoo menyeret Suzy masuk ke IGD diikuti Moonsu yang berjalan dibelakang mereka. Tak peduli dengan staff lain yang menatap mereka dengan bingung. Myungsoo mendudukkan Suzy paksa di bed kemudian memanggil perawat untuk mendatangi mereka.

"Nan gwenchantanikka." Ucap Suzy menolak perlakuan Myungsoo. Namun Myungsoo hanya diam saja. Mengikat rambut Suzy dengan ikat rambut yang ia lepas dari pergelangan tangan Suzy dengan paksa kemudian mengecek pipi Suzy yang sudah mulai bengkak dengan ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.

 Mengikat rambut Suzy dengan ikat rambut yang ia lepas dari pergelangan tangan Suzy dengan paksa kemudian mengecek pipi Suzy yang sudah mulai bengkak dengan ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku memang gila, jadi biarkan aku pergi." Ucap Suzy terus menolak.

"Kau tidak bisa diam." Bentak Myungsoo pada Suzy yang membuatnya tersentak. Tidak, bahkan semua orang menoleh kearah mereka.

"Jika kau benar membenciku dan tak mau berurusan denganku, seharusnya kau harus konsisten dengan tindakanmu." Myungsoo tampak dingin mengatakan hal itu. Myungsoo yang sudah memakai sarung tangan itu kemudian mengobati Suzy, tak peduli dengan Suzy yang masih menatapnya dengan wajah takutnya yang tak bisa ia tutupi karena dibentak oleh Myungsoo tadi.

"Aku memang salah karena mengejarmu dengan penjelasan dan aku tau kau tidak nyaman. Jadi biarkan aku kembali ke posisiku semula dan jangan menghalangiku. Ini kedua kalinya kau bertingkah gila didepan wanita berengsek itu dan mencampuri urusan yang seharusnya kau tak boleh ikut campur. Seperti kata pacarmu, aku hanya masa lalumu." Ucap Myungsoo sambil mengobati Suzy.

"Aku menjadi wanita gila bukan karena dirimu. Aku hanya merasa muak melihat wanita jalang simpanan appamu." Balas Suzy dengan dingin.

"Meskipun begitu, kau pikir itu benar memcampuri urusanku?." Myungsoo masih saja dingin. Tak menatapnya dan terus mengobati luka Suzy.

"Aku bahkan bisa membunuhnya jika ia terlalu melewati batasannya." Suara Suzy terdengar mengancam. Menatap Myungsoo dengan tajam. Menyampaikan pesan yang Myungsoo sendiri enggan menerimanya.

"Kau tau appaku pemegang sabuk tinggi judo. Sebaiknya kau mengecek apakah ada masalah dengan tulang pipimu. Kau bisa menuntut appaku atau sejenisnya, aku tidak peduli. Asal kau tak mencampuri urusanku lagi. Aku akan menganggap aku sudah mendengar semuanya dan pergi dari hidupmu." Ucap Myungsoo dingin kemudian berlalu.

"Suzy." Ucap Moonsu pelan menatap Suzy yang menundukkan kepalanya merasakan rasa sakit yang terlambat datang itu.

"Geokjeongma." Balas Suzy pelan. Bersikap sok kuat untuk menenangkan Moonsu.

------------|||-----------

Sehun yang baru saja kembali dari ruangan appanya itu menyeringai ketika melihat Yeeun yang sedang berdiri didepan mesin minuman. Dengan seringaiannya Sehun menghampiri Yeeun kemudian mengambil minuman Yeeun sebelum Yeeun membungkuk untuk mengambilnya.

"Kulihat, gadis koneksi ini juga bekerja disini, eung. Kau residen ternyata. Cukup mengejutkan bagi orang yang tak tau siapa orang dibelakangmu." Celoteh Sehun dengan tubuh yang bersandar pada mesin itu.

S I L E N C ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang