"Mianhada." Ucap Suzy pelan masih memeluk Myungsoo.
"Kenapa kau meminta maaf?." Tanya Myungsoo yang masih belum menyadari keberadaan Yeeun yang kembali menghampiri Suzy tadi.
"Maaf karena dengan labil emosi padamu setiap berbicara denganmu. Maaf karena aku pergi tanpa memberikan alasan yang pasti padamu." Jawab Suzy tanpa ekspresi.
"Aku sudah mengatakan padamu aku akan kembali ke posisiku semula dan menjadi masa lalumu. Tapi kenapa kau malah seperti ini." Ucap Myungsoo terdengar sangat rapuh.
"Maaf karena memakimu tak pernah ada untukku. Aku kehilangan akal dan aku tau bahwa emosiku tidak stabil." Ucap Suzy dengan nada menyesal.
"Cukup. Aku bukan meminta permintaan maaf, aku ingin penjelasan." Ucap Myungso melepas pelukan Suzy. Memegang kedua bahunya dan menatap tepat di matanya.
"Aku tak ingin kau menderita dengan kondisiku saat itu." Balas Suzy dengan kepala menunduk. Melirik kearah Yeeun yang masih bisa ia lihat terpaku tak jauh dari mereka.
"Suzy-ah." Lirih Myungsoo.
Suzy meraih wajah Myungsoo. Memegang pipi yang lama tak pernah ia sentuh itu kemudian mendekatkan wajahnya. Mencium Myungsoo perlahan dan semakin lama melumatnya. Membiarkan Myungsoo meraih pinggangnya dan memeluknya. Menciuminya seperti tak terjadi apa-apa, diluar rencana awalnya untuk mencegah Suzy bertemu dengan Yeeun. Bahkan ia tak berfikir bahwa wanita yang datang bersamanya itu melihat mereka dari kejauhan dengan tampang penuh amarah.
--------|||----------
Sehun yang duduk di meja kerjanya itu menggosok matanya yang mulai pedih karena terlalu lama didepan komputernya. Ia kemudian mendongak dan mengecek jam ketika Suzy belum menelponnya padahal sudah lewat jam makan malam. Sangat lewat.
Ia kemudian bangkit dari duduknya kemudian meraih ponsel yang ia taruh dinakas samping tempat tidur ketika ia mendengar suara pintu yang terbuka. Dengan segera ia berjalan menghampiri Suzy yang berjalan dengan gontai mengambil air dari kulkas.
"Kau dari mana saja?." Tanya Sehun menatap Suzy yang memunggunginya. Mencegah Sehun melihat pipinya yang bengkak.
"Kenapa tak mengabariku jika kau akan pulang terlambat?." Tanya Sehun meraih lengan Suzy agar berbalik padanya. Suzy yang tak bisa menutupinya lagi kemudian berbalik dengan tangan yang menutupi pipinya. Tersenyum dengan kikuk pada Sehun yang memasang wajah khawatirnya.
"Apa yang terjadi?." Tanya Sehun memegang wajah Suzy dan mengecek setiap inci wajah Suzy yang tersenyum dengan bodoh padanya.
"Tadi tanpa sengaja seorang atlet judo berjalan disampingku dan saat meregangkan tangannya, tangannya memukul kepalaku." Jawab Suzy dengan nada sepolos mungkin. Jika orang tak tau, pasti mereka mengira bahwa Suzy memiliki banyak kepribadian karena perbedaan sikapnya pada setiap orang yang ditemuinya.
"Hah." Sehun menghela nafas dengan khawatir kemudian merengkuh Suzy kedalam pelukannya. Tahu bahwa itu hanya kebohongan putih Suzy agar tak membuatnya khawatir.
"Kenapa kau bodoh sekali." Decak Sehun masih memeluk Suzy erat dengan Suzy yang juga membalas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
S I L E N C E
RomanceApakah ini tentang seseorang yang harus tinggal untuk keluarganya dan seseorang yang harus pergi tidak bisa dipertemukan. Atau saat-saat di hidup kita di mana kewajiban kita sebagai anak maupun diri kita sendiri di pertaruhkan. aku rasa ini tentang...