Seorang gadis tengah termenung menatap bingkai foto yang berisikan foto seorang perempuan yang berada di tengah-tengah dengan senyum yang manis dan di sisi kiri-kananya terdapat belasan orang yang berbeda usia dengan ekspresi yang berbeda-beda.
Tanganya mengelus bingkai itu dengan mata berkaca-kaca , hatinya terasa sakit saat kembali mengingat kenangan-kenangan yang sudah ia lewatkan dengan keluarganya. Quen menangis dalam diam, ya gadis yang sedang memegang sebuah bingkai itu adalah Quen dia begitu merindukan keluarganya sampai rasanya ingin mati.
"Apa keputusan ku sudah benar?" Gumamnya lirih
Meskipun sering sekali bertukar kabar dengan keluarganya itu tidak membuat Quen cukup apalagi belakangan ini dia sangat sibuk sampai beberapa bulan terakhir ia tidak memberi kabar pada mereka sehingga mereka khawatir dan menghubunginya berapa kali.
Ngomong-ngomong Quen jadi terpikirkan usia kakanya yang mungkin saja sudah cukup untuk menikah, ah atau kakaknya sudah ada yang menikah ? Meskipun ia sering menanyakan perihal itu kakaknya sering sekali mengalihkan pembicaraan entah kenapa hal itu malah membuat Quen sedih, bagaimana jika kakaknya sudah pada menikah dan ia tidak ada di saat hari bahagia mereka? Ah tapi tidak masalah selagi kakaknya bahagia dengan pasangan mereka masing-masing.
Kring..kring...kring...
Quen menatap ponselnya dengan kening berkerut, siapa yang menelfonenya? Tidak ingin mati penasaran Quen langsung saja mengangkatnya siapa tau saja mereka salah satu kerabatnya.
"Halo" jawabnya
Keningnya berkerut , ia menatap ponselnya yanf masih terhubung dengan si penefone tapi kenapa hanya diam saja apa mungkin salah sambung?
"Halo ini siapa?" Ucap Quen lagi
Karena kesal tidak ada jawaban apapun Quen langsung ingin mematikannya tapi belom sempat ia matikan suara berat dari sebrang sana membuat tubuh Quen mematung.
"Hai, Apa kabar?"
Deg
"Aku merindukanmu sangat, sangat merindukanmu"
Semakin mendengar suara dari si penelepon semakin membuat Quen tidak bisa berkata apa-apa, bahkan sejak tadi ia tanpa sadar menggigit bibir bawahnya karena gugup.
"Jangan menggigit bibirmu itu akan menyakitimu, apa kau akan membiarkanku bicara terus?"
Tanpa sadar Quen menggeleng.
"Katakan sesuatu agar membuatku tenang bahwa kau dalam keadaan baik-baik saja" ucapnya lembut
"Aku..aku baik-baik saja" ucapnya pelan
Keduanya diam, tidak lagi bersuara itu semakin membuat Quen menggigit bibirnya dengan kuat.
"Sudah aku katakan jangan menggigit bibirmu itu akan menyakitimu Quen, kalo begitu aku tutup ya? Aku sudah tenang dan bersemangat saat mendengar suaramu"
Quen tersenyum dengan kedua pipinya yang merona.
"Jangan telat makan dan jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit itu akan membuatku khawatir" ucapnya
Quen mengangguk tanpa menjawab meskipun tidak dilihat oleh si penelepon.
"Aku tutup ya?"
Quen menggeleng dengan mata berkaca-kaca.
" I Love u so Much and I Miss you so bad!"
Deg
Deg
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK WITH A NEW ATMOSPHERE
Fiksi Remaja( sequel dari HI , I'M QUEN) ( Ganti judul hi im a new life - BACK WITH A NEW ATMOSPHERE ) Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan dan pengalaman. Semua itu akan membuat mereka menjadi pribad...