"Each friend represents a world in us, a world possibly not born until they arrive, and it is only by this meeting that a new world is born."
~°Nesya°~
Hari ini adalah hari kedua Nesya kembali menginjakan kakinya ke sekolah ini, dengan status yang berbeda tentunya. Nesya kembali datang ke sekolah Zee senior high school dengan status sebagai siswi disini.
Setelah selesai memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Nesya berjalan santai menuju Mading sekolah untuk melihat dimana tempat dia akan menimba ilmu selanjutnya.
Disepanjang jalan menuju Mading, Nesya dapat melihat semua orang sedang melepas rindu satu sama lain.
Nesya hanya tersenyum miris melihat mereka semua. Kadang Nesya juga merasa iri melihat bagaimana harmonisnya persahabatan orang-orang, tidak seperti persahabatannya yang hancur berantakan, karna.... Ah lupakan saja.
Nesya buru-buru merubah air wajahnya kembali seperti semula, yaitu datar.
Setelah lama berjalan disepanjang koridor yang sangat panjang itu dan tentunya banyak sekali tantangan untuk melewatinya. Nesya sudah mati-matian untuk mencegah bulir-bulir kristal agar tidak keluar dari pelupuk matanya. Nesya bukan cewek bodoh yang akan melihatkan sisi lemahnya ke orang lain.
Kita sudah dewasa, jadi sebesar apapun masalah kita, seberat apapun itu. Kita hanya perlu diam dan selesaikan masalahmu itu sendiri. Karna bisa saja orang lain yang kalian percaya dan kalian anggap yakin tidak akan menyebarkan privasimu itu, bisa saja akan terjadi sebaliknya. Dunia itu keras, semua orang tidak dapat dipercaya kecuali diri kita sendiri. True gak gengss??.
Nesya mulai berjalan mendekati Mading setelah semua orang bubar dari sana. Nesya tidak suka keramaian, mangkanya dia lebih baik menunggu daripada harus berhimpitan dengan orang-orang itu.
Nesya mulai menyusuri tulisan demi tulisan di Mading sekolah itu. Hingga jari lentiknya itu berhenti di kelas 'X IPA 1' dimana terdapat nama dia berada disana.
Saat Nesya ingin berbalik badan dan menuju kearah kelasnya berada. Tapi, pergerakannya terhenti ketika dia melihat kedatangan para pentolan sekolah yang juga sedang mencari dimana tempat kelas mereka berada.
"Hai dedek gemes" sapa Gio sambil melambaikan tangan kearah Nesya, yang dibalas anggukan kepala samar olehnya.
Pentolan sekolah yang dimaksud oleh Nesya ialah Zey, Zein, Gio, Faiz, Azka, dan Rey.
Mendengar itu, mereka semua membalikkan badan dan menatap kearah Nesya dengan tatapan yang berbeda-beda. Nesya hanya menatap datar mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Abadi Dalam Karyaku
Teen FictionBagaimana rasanya jatuh cinta dan dicintai anak seni? Pasti seru bukan dicintai oleh seorang seniman? "Katanya jika berhasil membuat seniman jatuh hati, maka saat itu juga pelakunya dinyatakan abadi dalam karyanya" And yaa... look at this. Kamu aba...