Jatuh Cinta

194 16 0
                                    

      Jangan lupa vote....  Tinggal tekan bintang doang kok...

      Mengunjungi rumah abah sepertinya sudah menjadi kebiasaanku selama satu tahun terakhir setelah aku resmi menjadi lulusan new york University dan pindah ke rumah mama yang ada di jalan green house.

     Abah adalah teman dekat mama semasa mereka kuliah dulu, karena itu, sejak mama meninggal tujuh belas tahun lalu abah mengangkat ku menjadi anak nya dan tinggal di rumah nya selama tujuh tahun, karna aku harus melanjutkan pendidikan ke New York University. Setelah lulus dari sana aku memilih tinggal di rumah mama selain karna aku ingin mengenang masa lalu ku saat bersama mama, sekertaris mama memberikan semua warisan mama padaku termasuk perusaan dan dua hotel yang berada di sini dan Jakarta. Dan tidak mungkin aku menghandle semuanya di rumah abah yang sangat jauh dari tempatku bekerja.

Aku terburu buru untuk sampai ke rumah abah, karna ku dengar abah sedang sakit.

Aku sudah sampai.

"assalamualaikum" aku masuk tampa menunggu jawaban salamku.

Ku Lihat umi sedang menemani abah yang sedang terbaring lemas di tempat tidurnya.

"assalamualaikum bah, mi"

"Waalaikum salam, nak ilham.." sapa umi

"iya mi" aku mencium punggung tangan mereka,

"abah kenapa mi?" tanyku lirih

"biasa mahg nya kambuh, besok juga udah sembuh"

"ham... " panggil abah,

"iya bah" aku menggenggam tangan nya, tangan yang sudah tak sekuat dulu.

"gimana kabar kamu nak? "

"alhamdulillah, baik bah"

"abah kok lupa yaa, sekarang kamu itu umur berapa, kayak udah lama kamu pergi dari sini untuk kuliah"

" 27 tahun bah, masih kecil, masih butuh abah"

"udah berkumis kayak gitu, di bilang masih kecil" sambung abah, lalu tertawa yang di susul dengan tawa umi.

"begini, abah punya keponakan sepupu yang tinggal di Daerah kenjeran, dia ingin kuliah, tapi ayah nya tidak setuju karna takut dengan pergaulannya, makanya ayahnya ingin menikahkannya, ayahnya meminta abah untuk mencarikan jodoh yang cocok untuk nya, dan abah rasa kamu cocok untuk dia,"

"tapi ilham belum kepikiran untuk menikah bah"

"umur udah siap, pekerjaan udah mapan, keilmuan agama dan umum gak usah di tanya, sudah melebihi abah, trus kamu nunggu apa? Nunggu rambut kamu beruban?.." papar abah yang setengah menggoda ku, aku hanya tersenyum.

"iya ham, sejak mama kamu meninggal kamu jadi sendiri, memang sekarang kamu masih memiliki kami, tapi kita udah tua, gak bakal nemenin kamu seumur hidup, kamu harus punya temen hidup yang bisa nemenin kamu seumur hidup ham. " nasihat umi.
Handphone ku berdering,

" ilham angkat telfon dulu ya bah" abah mengangguk,

"halo... "

"........"

"oke, saya akan segera ke sana, "

"......."

"sebenarnya saya mau menginap, tapi ada masalah di kantor, jadi saya harus ke sana sekarang"

"tuh,  kayak sekarang, kamu sibuk ngurus kantor sampe gak sempet ngurus diri sendiri, jadi sebaiknya kamu cepat menikah"

"iya mi, ilham pergi dulu ya... " aku mencium punggung tangan mereka.

Jodoh Pilihan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang