Mulai Menjauh

196 17 7
                                    


       Ini sudah pagi hari, tapi mas ilham belum mengabariku, sejak semalam aku sudah menelepon nya beberapa kali tapi tak pernah di angkat,  kalau semalam aku pikir dia masih di pesawat, makanya dia tidak bisa mengangkat telfon ku, tapu kalau sekarang, mana mungkin dia masih ada di pesawat.
Hpku berdering, ada pesan masuk, aku melihat dari notifikasi pesan itu dari mas ilham,
segera aku membukanya.

"saya sudah sampai, dan saya baik saja.."

Aku segera meneleponnya, karna tidak di angkat, aku beralih mengiriminya pesan. Tapi tidak juga di lihat.
Ah, mungkin dia sedang membereskan barang barangnya atau dia sedang ingin istirahat karna kecapean. Yah mungkin karena itu. Aku harus tetap berfikir positif.

            Seharusnya sekarang aku ada di rumah umi, tapi keadaan memaksa ku untuk tetap di sini.
Minggu lalu aku tidak bisa pergi karena mas sedang berada dalam sikapa anehnya itu. Dan sekarang aku tidak bisa pergi karna mas ilham sedang pergi. Apa kata orang jika aku keluyuran sendiri saat suami sedang pergi. Kalau saja mas ilham bisa di hubungi, mungkin aku bisa minta izin lagi padanya, tapi masalahnya dia  tidak bisa di hubungi, terakhir dia mengabariku hanya hari itu saja, bahkan pesannya yang aku balas belum dia lihat.

Sebenarnya apa yang terjadi padanya?..

aku selalu berusaha memikirkan hal yang positif, tapi kalau seperti ini pikiran negatif yang selalu datang dalam pikiranku.

       Aku sudah bersiap untuk menyambutnya datang. Dia memang tidak bilang akan pulang hari ini, tapi karna waktu itu saat dia memintaku untuk menyiapkan pakaian nya, dia bilang untuk satu minggu, jadi aku pikir dia di sana hanya satu minggu, tapi ini sudah jam lima sore tidak ada tanda tanda dia pulang.
Bosan menunggu di dalam, ku putuskan untuk menunggu nya di luar,

"pak.. Apa mas ilham gak minta jemput ​ hari ini..." tanyaku​ pada pak salman yang sedang mengelap mobil,

"enggak non, sejak pak ilham ke luar negeri beliau tidak menelfon saya.." jawabnya,

"duhh, dia kemana sih.., gak ngabarin, hpnya gak bisa di hubungin,..
Gak tau apa, kalo aku disini stres mikirin dia.." grutuku,

"dhalem non..?" sahut pak salman,

"enggak, saya gak ngomong sama sama bapak.., oiya pak saya mau kedalam, nanti kalo mas ilham telfon beritau saya ya.."

"iya non.."

Aku kembali kedalam.

 
                               .  .​  .

Mata ku sudah lelah, mungkin Hpku juga karena sudah sejak empat jam yang lalu aku pantenggi, kadang aku hidupkan dan aku matikan lagi, data seluler ku juga tak pernah aku matikan, karna khawatir mas ilham menelfonku atau membalas chat ku, tapi tidak ada apapun yang muncul di Hpku.
Oh, ada,! Notifikasi bahwa paket internet ku akan habis.
Aku benar-benar kesal,

Ya Allah... Sebenarnya apa yang terjadi padanya,..?
Rasanya aku ingin menangis. Aku sudah benar-benar lelah, hatiku lelah mengkhawatirkan, kepala ku lelah memikirkan. Harusnya waktu itu aku mencegahnya pergi, aku tau kalau dia pergi bukan karena kerjaan.
Tapi aku pikir dia hanya ingin refreshing karena sadang tidak mood dengan ku, bukan pergi untuk meninggalkan ku seperti sekarang.

Frustrasi, aku menjatuhkan handphone ke kasur dan tidur dengan di tutupi selimut tebal sambil menangis tampa suara hatiku benar-benar sakit aku seakan di buang begitu saja sama mas ilham.

Jodoh Pilihan TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang