Saat ini Gracia sedang menikmati makan siangnya bersama Anin, sahabatnya sejak SMA, orang kedua yang paling dekat dengannya setelah Shani. Sampai sekarang keduanya disatukan lagi di kampus yang sama dengan jurusan yang sama. Mereka berbincang seperti biasa, membahas hal-hal random dan receh.
"Ehem," Tiba-tiba Boby datang dari belakang Gracia dan berdehem sebelum mengambil tempat di sebelah Gracia.
Membuat kedua gadis itu mengalihkan pandangan ke arah Boby.
"Hai Gracia, hai Anin," sapa Boby dengan memasang senyum manisnya yang menimbulkan lesung pipi. Mungkin jika penggemarnya yang melihat bisa mati di tempat, sayang saja Gracia dan Anin tidak tertarik dengan buaya darat satu ini.
"Hai," balas kedua gadis itu bersamaan.
"Hm, aku join boleh kan?"
"Boleh Kak," jawab Anin.
Sementara Gracia hanya bisa mengangguk dengan pasrah dan bergeser menjauhi Boby.
"Sabtu minggu depan, kalian ada acara ga?"
Kedua gadis itu saling memandang dan menggeleng.
"Bagus deh, aku undang kalian ke pesta ulang tahunku ya."
"Hm, boleh deh. Daripada gabut di rumah, ya kan Gre?"
"Eh, iya."
Niat hati ingin menolak tapi sungkan sama senior ini.
"Gitu dong, acaranya di Devils Club. Kalau gitu aku duluan ya," ujar Boby sambil mengacak rambut Gracia sebelum beranjak.
"Dih, ngapain sih acak-acak rambut gue segala," Gracia terlihat sedikit marah, alisnya mengkerut. Anin hanya menertawakan sahabatnya itu.
"Hati-hati lo kepancing buaya darat HAHAHAHA."
"Kaya gebetannya bukan buaya aja," sahut Gracia membuat Anin berhenti tertawa.
"Ish, Puci bukan gebetan gue ya!"
"Dih, denial banget!"
Kini Gracia berada di dalam mobil yang dikendarai Shani. Shani menjemputnya walau hari ini dia seharusnya tidak ada jadwal kuliah. Dalam perjalanan Gracia bingung ingin memberi tahu Shani tentang undangan Boby itu.
Memberi tempe aja Gre. apasi
Dia tahu Shani paling sensi sama manusia titisan buaya satu itu.
"Shan," panggil Gracia.
"Kenapa Gre?" Jawab Shani sambil menoleh sejenak.
"Hm, jadi gini...Boby ngundang aku sama Anin ke acara ul-"
"Ga boleh." Jawab Shani, nadanya terlihat mengerikan sekarang.
Belum selesai kalimatnya sudah dipotong aja.
"Aku sama Anin kok," ujar Gracia memelas.
"Lagian ga enak kalau nolak, Shan…"
Sempat hening sebelum Shani menjawab, sebenarnya dia tidak mau gadisnya pergi karena khawatir Boby melakukan sesuatu yang membahayakan Gracia.
"Okay, tapi aku ikut."
"Anin gimana?"
"Aku jemput ga masalah."
"Iya deh, udah jangan cemberut gitu dong."
Lalu Gracia mencium pipi Shani, tahu jika mood pacarnya memburuk.
"Gre, kamu mau makan apa ini? Aku pesen aja ya?" Tanya Shani menghampiri Gracia yang sibuk bermain dengan ponselnya.
Lama menunggu respon Gracia yang tidak memberi jawaban, Shani meletakkan telapak tangannya di muka Gracia.
Plok.
"SHANIII, ISH KAMU TUH NGAPAIN SIH PAKE NUTUPIN MUKA AKU SEGALA!"
Teriak Gracia sambil menghempaskan tangan Shani dan menegakkan badannya yang semula berbaring di sofa kini menjadi duduk menghadap ke arah Shani di sebelahnya. Dia menatap Shani dengan raut muka kesalnya, alisnya tertaut."Ya, kamu sih ditanyain ga nyaut..." Jawab Shani dengan suara pelan, dia sedikit takut lihat Gracia mengamuk seperti tadi.
"Ish, terserah kamu deh!"
Gracia kembali menatap layar ponselnya dan melanjutkan aktifitas masak-memasaknya yang tertunda tadi, pelanggannya sudah mengantri kalau tidak segera diselesaikan dia akan mendapat sedikit bintang.
"Kamu mau pizza atau ayam guring?"
"Terserah."
'Sabar Shan, sabar...'
"Ayam guring aja ya, biar kenyang?"
Tanyanya lagi sambil mengelus surai Gracia lembut, berusaha mendapatkan atensi sang pemilik."Ga mau ayam guring nanti aku gendut!" Gracia menggeleng berkali-kali tapi tatapannya masih fokus pada layar ponselnya.
"Yaudah, terus mau apa?"
"Terserah kamu."
Sudah habis kesabaran Shani, kini tangan Shani bergerak mengambil alih benda pipih yang sedari tadi berhasil membuatnya cemburu karena Gracia lebih asik dengan benda itu daripada dirinya. Dia berdiri dan mengangkat ponsel Gracia sehingga pemiliknya itu tidak bisa menggapainya.
"ISH, SHAN, BALIKINNNNN!" Gracia mulai merengek, sambil loncat-loncat berusaha merebut ponselnya kembali.
"Ga, jawab dulu mau makan apa?"
Tangan Shani yang nganggur menggenggam tangan Gracia yang berusaha merebut ponselnya. Dia menatap Gracia tajam, membuat Gracia diam sekarang.
"Mau makan kamu!"
"Gre, serius ih!"
"Yaudah aku mau ayam guring!"
Sahut Gracia dengan bersedekap."Gitu dong, makin sayang hehe." Shani mengacak rambut Gracia lalu mencuri ciuman di pipi Gracia.
"Mana hape aku?"
Shani menyerahkan ponsel Gracia kembali pada pemiliknya.
Itu bacanya beneran ayam guring ya, gemes kan btw lagi denger kopaja bareng greshan nih.
Maaf ya updatenya jadi jarang-jarang karena otakku lagi ngelag gitu niatnya mau hiat sampai lebaran tapi setiap ada ide muncul aku tulis jadi bisa sekalian update dikit-dikit hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEK ◑greshan
FanfictionNew story created, baca aja udah. #2 Gracia , 13 September 2020 ❥PERINGATAN Cerita ini mengandung unsur gxg