KEDELAPAN

3.9K 332 9
                                    

Matahari sudah naik dari permukaan dan menampakan wujudnya yang bersinar cerah di langit biru. Sedangkan dua gadis itu masih nyenyak dalam tidurnya di balik selimut tebal yang menghalangi cahaya matahari menerpa wajah mereka. 

Gracia masih berada di dalam rengkuhan Shani yang sama-sama masih memejamkan mata. Tidur di pelukan Shani adalah tempat ternyamannya. Dia masih menengelamkan wajahnya di tulang selangka Shani, terkadang menggerakan kepalanya mencari titik nyamannya, hidungnya pun tak jarang bergesekan dengan leher Shani yang membuat sang pemilik leher itu kadang merasa geli tapi tidak dapat membuatnya membuka mata. Sampai akhirnya memang sudah waktunya Shani terbangun, dia perlahan membuka matanya dan mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yamg masuk ke retina matanya. Pandangannya langsung tertuju pada gadis yang berada dalam pelukannya. Shani sudah pernah bilang bukan, jika Gracia sedang tidur wajahnya terlihat damai sekali. Selalu membuat Shani tidak tahan menghujani wajah itu dengan kecupan.

Dia tersenyum melihat Gracia yang masih terpejam memunculkan lesung pipinya. Shani mengelus pipi Gracia, sebenarnya gemas ingin mencubit pipi chubby itu tapi dia tidak tega membangunkan Gracia.

Setelah cukup memandangi Gracia, Shani berniat untuk beranjak dan menyiapkan sarapan untuk gadisnya itu.

Sebelum itu dia membasuh wajahnya agar lebih segar. 

Bayangkan Shani yang baru saja mencuci mukanya, dengan bare facenya yang khas baru bangun tidur. 

Dia memutuskan memanggang roti tawar dengan selai stroberi kesukaan Gracia. Dan membuatakan teh manis hangat untuk dirinya dan susu coklat hangat untuk Gracia. 

Sementara itu di kamar, Gracia mulai menggerakan tangannya meraba kasur. Sepertinya ada yang hilang di sampingnya, terasa kosong. Dia mulai membuka matanya setelah tidak menemukan apa yang dia cari. Shaninya mana? Dia mengucek matanya lalu menoleh ke kanan kiri. Shani dimana?!

"SHANII!" 

Teriakannya terdengar oleh Shani yang berada di dapur. Membuat Shani terkejut dan segera menghampiri Gracia. Wajah Gracia tampak sedikit ketakutan, nafasnya terengah-engah.

"Hey, ada apa Gre?" Shani langsung merengkuh tubuh Gracia dan mengusap punggungnya.

"Shan...Jangan tinggalin aku," Kata Gracia sedikit bergetar.

"Mimpi buruk ya?" Tanya Shani lembut.

"Aku takut…" Gracia mengeratkan pelukannya.

"Jangan takut Gre, ada aku disini hm?"

Shani melepaskan pelukannya menatap wajah Gracia dan mengelus pipinya. Dia mengecup bibir Gracia sejenak.

"Mimpi apa sih sampai gemeteran gini, hm?"

"Kamu tinggalin aku sendirian di rumah hantu terus hantunya kejar-kejar aku katanya aku terlalu imut gitu..."

"Yaudah, kamu cuci muka dulu gih, aku sudah siapin sarapannya."

Gracia hanya mengangguk. Dia menuruti perkataan Shani.

Setelah itu Gracia menghampiri Shani yang sudah duduk di ruang makannya sambil berkutik dengan laptopnya. 

"Pagi, sayangkuh!" 

"Pagi juga, beb!" Sahut Shani disertai senyumannya.

"Dih alay deh beb-beb an!" 

"Biarin kamu suka kan?" 

"Ih tengil banget sih!" 

Shani hanya tertawa menanggapi Gracia yang kini sibuk mengunyah roti panggangnya sesekali mengecek layar ponselnya.

"Gre, hari ini kamu ga ibadah?"

"Ibadah kok, sore nanti."

"Yaudah, aku antar pulang siang ya. Temenin aku belanja dulu."

"Siap, bebebkuh!" Ujar Gracia sambil hormat.

"Katanya alay…"

"Suka-suka aku sih!"

Shani hanya bisa menghela nafas menghadapi Gracia. Shani akan selalu salah jika berhadapan dengan bocah tengil itu.

just a little update gimme star please~
see u next part

ADEK ◑greshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang