Part 1 : Reuni Kecil

13 2 1
                                    

"Tak semua hal dapat terucap, karena terkadang akan jauh lebih baik jika kita menyimpannya."

Reyhan

Author's POV

"Ayo, sini duduk. Dan ceritakan semuanya." Perintah Alfia pada sahabatnya

"Hehe, Al Al. Waktu itu sepulang dari acara perpisahan sekolah, aku..." Afrin pun mulai menceritakan sedikit demi sedikit.

Flashback On

"Frin, aku pergi dulu ya. Kamu jaga diri baik-baik. Maaf aku mungkin ngga akan balik lagi kesini. Kamu, jangan sampai sakit ya. Jaga kesehatanmu" Kata seorang lelaki pada seseorang yang berada di hadapannya, yaa tak lain ia adalah Afrin.

"Tapi kenapa kamu ngga balik? Aku paham kalau kamu memang harus melanjutkan pendidikanmu ke Kairo. Tapi bukannya nanti kamu akan pulang?" Tanya Afrin padanya sembari menahan tangis yang hendak pecah.

"Aku dijodohkan, sama Abi dan Ummi." Jawabnya sedikit ragu

Afrin yang mendengar pengakuannya pun merasa sakit yang teramat.

"Hmm? Jadi hubungan kita selama ini ngga ada artinya ya buatmu? Hanya aku yang merasa sepihak? Hanya aku yang menyukaimu? Kenapa aku baru tahu kamu bakalan dijodohkan? Kamu anggap apa aku?" Tanyanya lagi dengan mata sendu dan air yang hampir tumpah.

"Maaf Frin, kamu tahu kan kita selama ini gimana. Kita pacaran Frin, walau ngga seekstrim yang lain dan hanya sekedar pegang tangan, tapi ini salah. Kamu juga tahu itu kan?" Jelasnya pada Afrin

"Tapi ngga begini caranya, kalau kamu hanya berniat mempermainkan ku, mending ngga usah ajak aku pacaran dari awal. Aku kecewa sama kamu!" Tegas Afrin

Dia mulai berlari keluar dari kelas yang tadinya hanya mereka berdua yang berpenghuni.

"Tunggu Frin!" Rey menggapai lengan Afrin untuk memintanya berhenti.

"Lepas!" Afrin hempaskan tangan Rey dari lengannya.

"Mau apalagi kamu? Sudah cukup aku buang-buang waktu selama ini". Dia hendak pergi kembali.

"Frin, aku tahu kamu marah. Ini salah aku, aku minta maaf. Tapi dengerin dulu penjelasan aku." Pinta Rey pada Afrin memelas

"Ngga Rey, aku udah ngga mau lagi denger apa-apa dari kamu. Cukup. Kamu mau pergi kan? Silahkan. Aku ngga akan melarang kamu untuk pergi." Dia pun meninggalkan Rey di tempat itu sendirian.

Rey tak mampu lagi mengejarnya, dia terduduk.

"Maafkan aku Frin. Aku ngelakuin ini semua karena ada alasannya. Ini untuk kamu dan kamu." Pada akhirnya ia pun menangis di tempat itu.

Flashback Off

Afrin POV

"Hmm jadi begitu? Aku paham sekarang. Tapi itu jam berapa frin?" Tanya Alfia padaku.

"Itu sewaktu mau foto Al, acara sih udah selesai." Jawabku padanya

"Sejak saat itu, aku pindah dari sini ke Medan. Untuk menenangkan perasaanku sejenak" Jelasku

"Ngga perlu ditahan, kalau kamu mau nangis, nangis aja. Aku ada disini kok. Nih." Katanya sambil memberikan tisu padaku.

Akupun menerimanya dan memeluknya.

"Makasih Al" Ucapku

"Sama-sama sayang. Kalau kamu mau curhat, cerita aja samaku. Jangan sungkan ya" Tawarnya padaku

"Sip". Aku pun melepas pelukannya dan mengusap air mataku.

"Oiya, tadi kamu mau kemana?" Tanya Alfia

"Aku dari rumah Al, biasa bunda minta beli beberapa snack, stok dirumah udah habis." Jawabku padanya

"Oh, jadi udah selesai?" Tanyanya lagi.

"Belum, kan kamu seret aku kesini." Jawabku sambil melirik kearahnya.

"Hee iya ya, kalau gitu yuk aku temenin." Dia ambil lenganku dan mulai merangkul ku.

"Ok deh, cuss berangkat."

Author's POV

Mereka memasuki supermarket dan mulai mengambil beberapa cemilan.

"Oiya Frin, btw setelah setahun lebih. Gimana perasaanmu sama dia? Tanya Alfia pada Afrin

"Siapa? Rey?" Tanya Afrin balik ke Alfia

"Ngga, sama mang Anto!" Jawab Alfia dengan muka cemberut.

"Ahahah, kamu bisa aja. Emm kalau itu sih ngga berubah. Aku tetep suka sama satainya mang Anto. The best lah pokoknya." Jelas Afrin pada Alfia

"Ishh kan, aku serius tahu." Tampaknya Alfia semakin kesal dengan jawaban Afrin

"Ahahahh, iyaa iyaa. Maaf. Hadeuh" Afrin tertawa lepas tampak bahagia.

Alfia tampak senang ketika melihat Afrin dapat tertawa lepas.

"Kalau kamu bisa ketawa gini, kamu sama mang Anto aja deh Frin. Aku setuju" Kata Alfia dengan mengacungkan dua jempolnya.

"Huss, sembarangan kamu. Ntar aku bisa-bisa di sleding sama istrinya" Jawabku tertawa

"Ahahaha" Mereka pun tertawa bersama sambil melanjutkan berbelanja.

Tiba-tiba seseorang dari belakang menghampiri, dan berteriak cukup keras.

"Heiii, kalian tunggu!!!"

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"DIA Yang Terjaga"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang