5. Sunday best

51 8 3
                                    

Guys, jangan lupa vote ya😁
Biar lebih rajin up🤗
Comment banyak

***

'Cinta berawal dari rasa peduli'


"Ibu sudah tau alasan kamu dari Axel. Apa benar papa kamu yang tidak ingin menghadiri rapat?" Tanya Bu Nina. Sekarang Chafanny sudah berada di ruang BK, lagi.

Chafanny sangat takut sekarang. Jika dia jujur, maka ayahnya mungkin akan dipanggil. Dan jika dia tidak jujur, percuma Bu Nina pasti tetap tau.

"Kalau misalkan papa saya yang nggak mau datang, ibu mau ngapain?" Tanya Chafanny was was.

"Papa kamu akan saya panggil, apalagi jika kamu tidak jujur sama saya," jawab Bu Nina.

Chafanny menelan ludah, dia benar benar takut sekarang. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah menghilang dari bumi atau bersembunyi di kantong ajaib milik doraemon.

Chafanny teringat ucapan Axel saat dalam perjalanan ke sini, "Jawab jujur kalo Bu Nina Tanya," Tanpa sadar, Chafanny tersenyum.

"Chafanny, kenapa senyum-senyum? Jawab pertanyaan ibu tadi," tegur bu Nina yang melihat Chafanny senyum senyum sendiri. Chafanny tersadar lalu mengubah raut wajahnya menjadi serius. Kenapa di saat seperti ini gue masih ingat dia sih? Batin Chafanny.

Chafanny ingin jujur tetapi nanti ayahnya dipanggil, jika dia tidak jujur juga tetap ayahnya akan dipanggil. Hanya ada satu cara.

"Benar yang Axel bilang, Bu. Papa saya yang nggak mau datang," jujur Chafanny akhirnya. "tapi, jangan panggil papa saya dong bu, kan saya sudah jujur," ucap Chafanny meminta.

"Saya senang kamu sudah jujur. Tetapi, papa kamu harus tetap dipanggil supaya sikap papa kamu ke kamu itu lebih baik, Chafanny," ucap Bu Nina menjelaskan maksudnya.

Chafanny berdiri dari kursinya kemudian berlutut, "Saya mohon bu, jangan panggil papa saya. Saya juga sudah terbiasa sama sikap papa saya, bu. Bisa kan ibu jangan panggil papa saya? Saya mohon bu," ucap Chafanny seraya kedua tangan mengatup memohon. Air mata Chafanny perlahan turun.

"Kamu takut ya sama papa kamu?" Tanya Bu Nina prihatin. Chafanny mengangguk pelan.

Bu Nina sedih melihat Chafanny, dia hanya ingin papa Chafanny tidak kasar pada Chafanny. "Ya sudah, ibu tidak panggil," Ucap bu Nina memutuskan.

Chafanny tersenyum, kemudian mengusap air matanya, "Makasih, bu."

"berdiri, gih. Kembali ke kelas kamu," ucap bu Nina pelan lalu membantu Chafanny berdiri.

Chafanny mengernyit, "Hukumannya, bu?"

"Kamu bebas dari hukuman. Axel tadi yang minta sama ibu," Chafanny terkejut, "Eh, kamu pacaran ya sama Axel?" goda bu Nina.

"Eng, enggak kok, bu." Chafanny menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kok gelagapan gitu?" Chafanny juga tidak tau kenapa dia begitu.

"Enggak kok, bu. Saya nggak pacaran sama Axel,"

"Ya sudah, kembali ke kelas,"

"Saya permisi, bu." Ucap Chafanny.

Setelah berpamitan dengan ibu Nina, Chafanny melangkahkan kakinya menuju kelas. Di perjalanan, Chafanny kembali teringat ucapan bu Nina ketika mengatakan bahwa Axel yang meminta agar dia tidak diberi hukuman.

Di kelas Chafanny tidak ada guru yang masuk. "Tuh kan, kayanya dia juga suka sama gue," Ucap Chafanny cukup keras saat sudah di pintu kelas, sehingga semua anak anak kelas XI IPA 2 menoleh ke arah pintu.

Thank You To Be Happy (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang