Part yang ini pendek😅
Jangan Lupa comment and follow ya😅
***
6 tahun lalu
Chafanny sedang dalam perjalanan bersama ibunya menggunakan mobil. Ibunya baru saja menjemput Chafanny dari sekolahnya.
"yeyy, akhirnya mama yang jemput Chacha." Ucap Chafanny senang. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah, Chafanny meminta ibunya yang menjemputnya setelah pulang sekolah.
Dewi tersenyum. "Gimana tadi sekolahnya?" Tanya Dewi, mama Chafanny.
"Tadi di kelas ada ulangan mendadak matematika, ma. Chacha sama teman-teman Chacha di kelas kaget banget. Tapi kan semalem Chacha udah belajar, jadi Chacha bisa jawab pertanyaannya. Walaupun nggak semuanya sih, ma" jawab Chafanny menjelaskan.
"Chacha dapat nilai berapa?" Tanya mamanya lembut. Chacha adalah nama panggilan kesayangan mamanya untuk Chafanny.
"Sembilan puluh, ma." Jawab Chafanny menunduk tidak merasa puas.
"wah, pintar anak mama."
"Tapi nggak dapat nilai seratus, ma. Chacha sedih." Ucap Chafanny masih menunduk.
"Cha, nggak boleh gitu. Chacha tu harus bersyukur dengan apa yang Chacha dapat. Jangan pernah merasa tidak puas dengan sesuatu. Oke?" ucap mamanya sambil mengangkat jempolnya.
"Iya, ma." Ucap Chafanny tersenyum seraya mengangkat kedua jempolnya.
Tiba-tiba kepala Dewi pusing, pandangannya kabur. Dia tidak bisa melihat jalanan dengan baik. Dewi berniat menginjak pedal rem namun dia salah menginjak gas, membuat mobil mereka dalam kecepatan yang tidak normal.
"Ma, mama kenapa?!" Tanya Chafanny sambil ketakutan.
"Ma, Chacha takut! Mama nggak boleh pingsan!" Chafanny melihat ibunya lemas, sepertinya ibunya pingsan. Akhirnya mobil yang dikendarai Dewi dan Chafanny menabrak mobil Derek berwarna hitam. Tiba-tiba semuanya gelap.
Chafanny dan ibunya segera dilarikan ke rumah sakit. Chafanny hanya mendapat luka di kepalanya. Sedangkan, kecelakaan tersebut membuat Chafanny kehilangan ibunya. Brav, ayah Chafanny menyalahkan Chafanny atas kematian istrinya. Kalau saja Dewi tidak menjemput Chafanny, pasti kecelakaan itu tidak terjadi. Pikir Brav.
***
"Chafanny pulang!" teriak Chafanny saat sudah sampai di rumah.
"Eh, Non udah pulang?" ucap bibi Veti pembantu di rumahnya. Rumah Chafanny cukup besar. Walau dia ditinggal sendiri oleh ayahnya, masih ada bibi Veti pembantu rumahnya sejak Chafanny kecil.
"Iya bi. Papa udah pulang?" Tanya Chafanny. setiap pulang dari sekolah, Chafanny pasti selalu menanyakan pertanyaan itu kepada bibi Veti. Dia selalu berharap ayahnya pulang dan memanja-manjakan dia seperti sebelum ibunya meninggal.
"Belum non." Jawab bibi Veti menunduk. "Ya udah. Chafanny ke kamar dulu ya bi. Nanti makan malamnya biar bawa ke kamar aja." Ucap Chafanny dengan senyum palsunya.
"Baik, Non." Jawab bibi Veti. Kemudian Chafanny pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua. kemudian dia mandi dan berganti pakaian menjadi pakaian rumah setelah itu duduk di balkon kamarnya sambil membawa gitarnya. Inilah aktivitas Chafanny setiap sore. Suara Chafanny juga tidak terlalu buruk. Tidak lama kemudian, Suara gitar pun mulai memenuhi balkon dan kamarnya.
Daddy, are you out there? Daddy won't you come and play?
Daddy, do you not care? Is there nothing that you won't to say?
I know, you're hurting too
But I need you, I do
Daddy, if you're out there, Daddy all I want to stay
Perlahan, air mata Chafanny menetes.
You're so far away
Oh, you're so far away
That's okay, that's okay,
I'm okay
"Ma, papa nggak suka Chacha. Kalau boleh, Chacha mau ikut mama" lirih Chafanny.
Beginilah Chafanny yang sebenarnya. Dia sangat rapuh, tapi selalu berpura-pura untuk baik-baik saja. dia sangat menginginkan kasih sayang seperti yang dia dapatkan 6 tahun lalu, tapi itu sangat mustahil baginya.
Tanpa disadari sepasang mata melihat sisi rapuh seorang Chafanny Moui dari bawah.
***
Saat diperjalanan pulang sekolah, Axel tidak langsung pulang ke rumah. Dia pergi ke cafe dekat sekolah. Cukup lama, akhirnya dia memutuskan untuk pulang.
Saat di perjalanan menuju rumahnya, dia mendengar suara seorang perempuan sedang bernyanyi. Dia menepikan motornya dan mendengar nyanyian itu. Sepertinya suaranya nggak asing, batin Axel.
You're so far away
Oh, you're so far away
Axel pun mencari dari mana suara itu berasal. Suaranya berasal dari balkon rumah di rumah yang cukup besar. Dari balkon itu dia melihat seorang yang hari ini baru dikenalnya. Dia, Chafanny. Axel juga tidak tau kenapa tiba-tiba saja tadi pagi dia ingin membantu Chafanny.
Axel cukup kaget, karena ternyata rumahnya dan Chafanny satu jalur. Dia melihat perempuan itu menangis. "Kenapa dia nangis?" Tanya Axel pada dirinya sendiri.
Kringg kringg
Mami is calling
"Kenapa, mi?" Tanya Axel saat sudah mengangkat panggilan dari mamanya.
"Axel, kamu di mana? Ini udah mau malam. Pulang gih." Ucap mama Axel dari seberang telepon.
"Iya mi, ini udah di jalan. Dah mi." tutup Axel lalu mematikan sambungannya.
Axel melihat ke arah Chafanny sedikit, lalu kembali melajukan motornya menuju rumah.
***
Chafanny
Axel
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You To Be Happy (Slow Up)
Novela JuvenilAlexa Chafanny Moui, gadis periang yang tidak pernah merasakan kasih sayang sejak ibunya meninggal. ayahnya menyalahkan Chafanny atas kematian istrinya. dia selalu berpura-pura untuk baik-baik saja di depan semua orang. Sampai suatu hari Chafanny b...