7. Tessa

44 8 0
                                    


Maaf sempat Hiatus tapi tanpa kabar🙏 author tau rasanya gimana kalo gak dikasih kabar:)

Happy reading:)
Thank you to be happy

***

"kita nonton Onward aja, atau Toy story 4? Kalo The rabbit 2 gimana?" Tanya Chafanny secara beruntun sambil satu persatu menunjuk poster film yang baru disebutnya.

Setelah berganti pakaian, keduanya langsung berangkat menuju bioskop. Mereka sedang berunding film apa yang akan mereka nonton sebelum pergi membeli tiketnya.

"hm yang lain," jawab Axel sambil berpikir.

"genre apa yang bagus?"

"genre action sama horor sih menurut gue,"

Chafanny menggeleng, "jangan yang serem-serem bisa?"

"kalo, romantis?" Tanya Axel, Chafanny terdiam. Semakin kesini Axel semakin banyak bicara, pikirnya.

"gak jawab berarti iya," Ucap Axel.

"gak, nonton genre fantasi aja," tolak Chafanny cepat.

"yang genre seram aja, The boys," jawab Axel sambil menunjukkan poster film yang dimaksudnya menggunakan dagunya.

"hmm, kalo Dora gimana?" Tanya Chafanny.

Axel menautkan kedua alisnya heran, "itu kan kartun," ucapnya.

Chafanny menahan tawanya begitu melihat ekspresi bingung Axel. Chafanny langsung menunjukkan poster film yang dimaksudnya, "yang itu, filmnya gue belum nonton,"

"yaudah," jawab Axel pasrah.

Keduanya lalu pergi membeli tiket dan cemilan yang tersedia disana.

Setelah membeli tiket, Axel dan Chafanny harus menunggu sekitar 30 menit lagi untuk masuk. Mereka duduk di bangku yang tersedia di sana sambil menikmati duluan popcorn yang dibeli.

Chafanny kemudian teringat Tessa. Saat Axel menariknya masuk ke dalam mobil tadi dia lupa kalau Tessa juga berada bersama mereka.

Chafanny tidak tau Tessa berada di mana sekarang, pasti Tessa sedang bersenang-senang sendiri. Tetapi lebih baik jika dia mengajak Tessa untuk bersama-sama dengan mereka.

"Axel, gue ajak Tessa boleh? Dia sendirian pasti, kan gak enak," Axel berpikir sejenak, kemudian mengangguk mengiyakan.

Chafanny mulai mengirim pesan di nomor Tessa,

Tukang tidur :
Te, lo di mana? Gue sama Axel lagi di bioskop ni
Daripada lo sendiri mending nyusul
30 menit lagi filmnya mulai, datang buru!!!


15 menit berlalu, tetapi belum ada jawaban dari Tessa. Chafanny mulai mengirim pesan lagi,

Tukang tidur :
WOYY TESSAYANGAN!!!
JAWAB WOY!! Ngambek yee?
HYAAAAAAA!!!!
TEEESSSSAAAAA!!!
PARAH LO!!!


Chafanny sudah mengirim pesan yang begitu banyak, namun pesannya belum dibaca Tessa sama sekali.

Chafanny mulai khawatir tetapi dia tidak ingin berpikir sembarangan, mungkin saja Tessa ketiduran atau baterai handphonenya habis.

"Tessa jadi datang gak?" Tanya Axel

"udah gue ajak tapi belum dibales, mungkin si Tessa ketiduran," Jawab Chafanny sedikit ragu

"kalau gitu kita masuk aja," Ajak Axel, Chafanny menghela napasnya pelan.

Saat hendak masuk, ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk,

Tessa Bacot :
Gak.

Tukang Tidur :
Wah...nyambung:v

Tessa bacot :
Maksud gue gak usah spam chat gue, gue gak mau ikut yang ada nanti gue jadi nyamuk, lagian gue gak sendiri kok:)
Gue lagi sama cowok.

Tukang Tidur :
Really?! Akhirnya Lo laku:")
Kapan² kalo ada waktu gue buatin acara syukuran Te, gue ikhlas habisin THR buat Lo:)


Tessa Bacot :
I want to kill you-_

Tukang tidur :
Gak perlu sungkan, gue udah anggap lo saudari gue. Ok?

Tessa Bacot :
Oh swiiiiit 🔪🔪🔪

Chafanny tertawa pelan, dia lega ternyata sahabatnya baik-baik saja. saat di rumah nanti Chafanny akan menanyakannya lebih detail siapa pria yang dimaksudkannya.


***

Saat Tessa hendak mengendarai mobil menjauh dari lingkungan sekolah, dia melihat seorang pria berpakaian seragam yang sama dengannya lari dengan napas tersengal-sengal menuju gerbang sekolah.

Sepertinya pria itu juga datang terlambat.

Tessa turun dari mobil lalu menghampirinya, "gerbangnya udah ditutup, rapat lagi," ucap Tessa.

Pria itu berbalik, "gue tau," jawabnya sedikit kasar

"baguslah kalo lo tau, kasarnya jangan sama gue," ucap Tessa menaikkan nada bicaranya. Pria itu kemudian tertawa.

Tessa jengkel pria di depannya malah menertawainya, "gue tanya sama lo, siapa sih yang mau dikasarin? apalagi tanpa sebab," ucapnya semakin jengkel.

"pipi lo kaya tomat, merah banget HAHAHAH," ucap pria itu sambil tertawa terbahak bahak.

Dengan cepat Tessa menutupi kedua pipinya dengan telapak tangan. jika Tessa sedang marah atau kaget, kedua pipinya akan memerah,
"ini gara-gara lo," jawab Tessa, "pipi gue merah kalo gue marah," tambahnya.

Pria itu menghentikannya tawanya kemudian mengulurkan tangannya, "gue Bian, kelas XI IPS 2," ucapnya sambil tersenyum lebar, memperlihatkan lesung pipinya.

Sekejap Tessa seperti tersihir oleh senyum lelaki itu, "gue Tessa, kelas XII IPA 2," jawabnya sambil membalas jabatan tangan Bian.

Tessa memperhatikan pria itu lebih dalam, "eh, Lo anak basket kan?" Tanya Tessa begitu selesai berjabatan tangan.

Setiap kali ada pertandingan basket di sekolahnya, Tessa selalu datang untuk menonton. Dia suka sekali basket, tetapi waktu memilih kegiatan ekskul saat kelas sepuluh, Tessa terlambat karena perempuan dalam ekskul tersebut sudah pas. Akhirnya Tessa memutuskan untuk mengikuti ekskul voli.

"Iya, gue selalu liat lo kalo gue lagi tanding. Lo suka basket ya?" Tanya Bian, Tessa mengangguk.

"Kenapa gak ikut ekskul basket?"

"Mau sih, tapi waktu itu keburu penuh jadi gue masuk ekskul voli," jawab Tessa.

"Emang lo bisa voli?" Tanya Bian,

"Kalo gue gak bisa gak mungkin gue masuk, kan pake tes," Jawab Tessa. Bian ber -oh ria.

Sepertinya Tessa mulai pegal karena berdiri terlalu lama, dia terus saja menggerakkan kakinya. Bian yang sadar akan hal itu langsung bersuara, "ke cafe yuk, gue traktir,"

Tessa berpikir sejenak, lalu kemudian mengiyakan.

"Pake mobil gue aja, gue liat tadi lo lari-lari," ucap Tessa yang langsung dibalas anggukan oleh Bian, "mobil gue tadi macet, jadi gue nitip di bengkel yang ada di pinggir jalan terus gue pake lari ke sekolah," jelas Bian.

Keduanya lalu pergi menuju cafe dekat sekolah.

***
Vote yuk:")

Thank You To Be Happy (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang