8. Nasihat

37 6 6
                                    


"Kalau gue nangis, gak guna. makanya gue senyum terus biar orang gak mandang gue lemah,"

-Chafanny Moui

Selama film berlangsung, Axel tidak fokus menonton. Dia tidak terbiasa menonton film, dia mengajak Chafanny ke bioskop itu pun tanpa pikir panjang.

Dia ingin mengajak Chafanny ke taman saja,  tetapi melihat gadis itu sangat serius menonton ia mengurungkan niatnya.

Axel terus memerhatikan Chafanny, walaupun gadis ini tersenyum tetap ada kesedihan yang tersirat di dalam mata gadis itu membuat Axel begitu penasaran dengan gadis yang berada disampingnya sekarang. Sepertinya gadis ini penuh dengan rahasia yang mahir disembunyikannya.

Chafanny yang sadar diperhatikan Axel menahan senyumnya. Ia berpura-pura tidak tahu agar Axel terus memperhatikannya seperti itu.

Ya, diperhatikan oleh orang yang kita suka itu adalah hal yang tidak ingin kita lewatkan dengan cepat. Ya kan?ngaku Lo pada, Awokwk😂

Setelah film itu selesai, Axel mengajak Chafanny pergi ke sebuah taman yang saat itu cukup ramai didatangi banyak orang.

Mereka duduk di salah satu bangku sambil menikmati ice cream yang dipesan Axel dalam perjalanan tadi.

Lama hening tidak ada yang angkat bicara, bahkan ice cream di tangan Chafanny sudah habis mereka masih saja diam. Akhirnya Chafanny angkat bicara

"Axel, gue mau nanya, kenapa di serial Upin Ipin yang dibeli sayap ayam pas dimakan paha ayam?"

"gak ada pertanyaan lain?"

"Tau pak Slamet kan?suaminya Bu kantin sekolah," Axel mengangguk

"Kalo misalkan dia pindah ke Inggris, bule manggil dia 'congratulation' ya?"

Axel melepaskan tawanya, "ya enggaklah,"

Chafanny yang melihat tawa Axel mendadak blushing, tawa Axel sepertinya adalah mood baginya. Dia langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya dari Axel.

Diam sejenak, kemudian Chafanny bertanya, "hmm, kalo layanan goclean bisa bersihin nama baik orang gak?"
"kenapa emang?"

Chafanny tersenyum tipis, "Nanya aja,", "andai bisa ya," ucapnya pelan namun masih bisa didengar oleh Axel.
Axel mendengar nada putus asa dari kalimat tersebut namun dia masih diam.

"Apa rasa sakit itu wajib dirasakan masing-masing orang? Lo pernah ngerasain gak, xel?" Tanya Chafanny dengan tatapan kosong di rumput. Axel tidak menjawab

"Kenapa rasa sakit dan bahagia gak bisa sama-sama sih? Padahal kan gapapa, atau rasa sakit itu dihilangkan dari bumi kan  bagus,"

"Kenapa masih ada orang yang gak ngerasain apa itu kasih sayang sedangkan yang lain dengan mudah dapat kasih sayang itu, kenapa?" Tanpa sadar air mata mengalir di pipi Chafanny, Axel yang melihat Chafanny menangis hanya bisa diam.
Dia ingin perempuan disampingnya tidak memendam yang selama ini dia rasakan.

"Gue udah lupa gimana rasanya dapat kasih sayang, gue udah terlalu jauh dari yang namanya bahagia, dengan mudahnya gue lupa rasanya kasih sayang dan gimana cara bahagia. Gue udah capeh disakitin terus, capeh gak ada yang merhatiin gue. Kenapa susah banget sih ngejauhin rasa sakit," Ucap Chafanny sambil menangis sejadi-jadinya.

Lama menangis, "udah enakan?" Tanya Axel, Chafanny menghapus air matanya lalu mengangguk pelan.
"Kalo rasanya sakit banget gausah nahan, gak ada yang ngelarang. Jangan merasa gak ada yang sayang sama lo, dan juga sebelum mengharapkan kasih sayang dari orang lain lo harus sayang diri sendiri dulu. Seberat apapun masalah lo sekarang ini jangan pernah nyakitin diri sendiri, karena diri lo itu berharga, Lo udah hebat bisa bertahan sampai sekarang, tapi gue harap Lo gak perlu sembunyiin luka lo," ucap Axel lalu tersenyum ke arah Chafanny.

Chafanny melihat senyum Axel yang tulus, "yuk pulang," ajak Axel kemudian dia berjalan mendahului Chafanny, Chafanny pun mengikutinya dari belakang.

"Axel," panggil Chafanny dari belakang, membuat Axel berbalik.

"Sekali lagi terima kasih," ucapnya lalu tersenyum. Axel mengangguk lalu melanjutkan langkahnya.

***

Vote yok🥺🧡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank You To Be Happy (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang