Saat jam pelajaran tadi Chafanny mendapat surat panggilan dari BK, maka sekarang Chafanny sedang menuju ruang BK. Chafanny tau kenapa dia dipanggil. Ini sudah pasti karena saat pertemuan orang tua beberapa hari yang lalu, tidak ada yang datang mewakilinya. Dia tidak meminta Bibi Veti datang karena dia takut akan menyusahkan Bibi Veti lagi.
Kini Chafanny sudah berada di depan ruang BK. Saat hendak masuk, beberapa anak keluar dari ruang BK. Chafanny menarik napas panjang kemudian menghembuskannya. Setelah siap, dia memberanikan dirinya untuk masuk.
Saat membuka pintu, dia melihat Axel juga berada di dalam. Axel sedang dihukum bu Nina membersihkan ruangannya.
"Silakan duduk, Chafanny." Ucap Bu Nina tersenyum. Bu Nina tau kalau hubungan Chafanny dengan papanya tidak baik.
"Kenapa saat pertemuan orang tua kemarin orang tuamu tidak datang, sayang?" Tanya Bu Nina lembut. Axel tertarik untuk mendengar jawaban Chafanny.
"Anu, itu bu, saya lupa kalau ada pertemuan orang tua." Jawab Chafanny menunduk. Meski ibu Nina sudah tau hubungan Chafanny dengan papanya tidak baik, Chafanny tidak ingin mengatakan yang sebenarnya kepada ibu Nina.
"Chafanny sayang, omong yang sebenarnya sama ibu supaya ibu bisa meringankan sedikit hukuman untukmu," ucap Bu Nina sambil mengelus puncak kepala Chafanny.
"Kalau alasannya sikap papa kamu, ibu bisa terima." Lanjut bu Nina.
"Enggak, bu. Memang saya lupa kalau ada pertemuan." Bohong Chafanny lagi.
Bu Nina menghela napas,"Ibu nggak percaya sama kamu. Ibu kasih kesempatan untuk kamu jujur sampai besok siang, Chafanny. kalau besok kamu belum juga jujur sama ibu, terpaksa jawaban kamu yang sekarang ibu terima." Ucap Bu Nina.
"Baik, bu." Jawab Chafanny kemudian dia keluar dari ruang BK.
Axel geram mendengar jawaban Chafanny. Sudah jelas ayah Chafanny yang menolak untuk menghadiri pertemuan saat Chafanny memintanya di Cafe, tetapi Chafanny tidak mengatakan yang sebenarnya.
"Saya sudah bisa keluar kan, bu?" Tanya Axel.
"Iya, kamu bisa keluar sekarang." jawab Bu Nina melihat ruangannya yang sudah rapi.
Tidak butuh waktu lama, Axel keluar dari ruang BK langsung mencari-cari Chafanny. dia ingin bertanya kenapa Chafanny tidak jujur saja tadi. Tidak lama lonceng masuk berbunyi. Axel memutuskan untuk mencari Chafanny saat jam istirahat berikutnya.
***
"Cha, ngantin yuk." Ajak Tessa.
"Enggak ah. Males," Jawab Chafanny.
Tessa menghembuskan napasnya. Baru saja akhir-akhir ini Chafanny ingin ke kantin tiba tiba sifat aslinya keluar, "Ya udah. Gue ke kantin dulu," pamit Tessa lalu pergi.
Chafanny tengah bersiap-siap untuk tidur. Dia mengisi buku-bukunya di dalam tas lalu menaruh tasnya di meja. Kemudian dia menyumpal headset lalu mulai mencari lagu.
Saat sedang mencari-cari lagu, seseorang datang lalu berdiri di hadapannya. Chafanny terkejut bukan main karena yang berada di depannya sekarang adalah Axel.
Tanpa aba-aba, Axel menariknya keluar kelas hingga tiba di bawah pohon tempat mereka berkenalan. Kemudian Axel melepaskan tangan Chafanny dengan kasar.
Chafanny mengelus pergelangan tangannya yang ditarik paksa tadi."Kenapa elo bawa gue ke sini?!" Tanya Chafanny yang tidak terima ditarik keluar begitu saja.
"Susah ya buat jujur sama Bu Nina?" Tanya Axel menatap lekat Chafanny.
"Jujur soal apa?" Tanya Chafanny masih bingung dengan arah pembicaraan Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You To Be Happy (Slow Up)
Fiksi RemajaAlexa Chafanny Moui, gadis periang yang tidak pernah merasakan kasih sayang sejak ibunya meninggal. ayahnya menyalahkan Chafanny atas kematian istrinya. dia selalu berpura-pura untuk baik-baik saja di depan semua orang. Sampai suatu hari Chafanny b...