Riani and her problem

10.3K 162 9
                                    

Revan Pov
Tunggu...Bukankah itu Riani?Sahabat Zeanna?Ngapain tu orang nangis sendirian di ujung Cafe?Ada yang gak beres nih.Tumben banget gak bareng Zeanna.Tapi tunggu dulu...aku pernah mendengar Zeanna mengeluh karena tidak tau dimana keberadaan Riani.
"Van?revan?are you hear me?"Suara Selena memecah lamunan ku.
"Eh iya sorry"Aku cuma bisa nyengir.
"Kamu gak papa?"Selena terheran melihat sikapku.
"Aku gak papa kok,kamu mau aku anterin pulang?"Tawarku.
Selena menggeleng sambil tersenyum.
"Gak usah,aku udah di jemput sama Tino"Jawabnya malu-malu.
Dia blushing...
Andaikan saja aku yang membuatnya blushing.Pasti seneng banget!
Akunya...
Dari kejauhan aku melihat sosok Tino.
Selena bangkit dari kursinya.
"Duluan ya,bye"Selena melambaikan tangannya padaku.
Aku melihat mereka masuk ke mobil bersama.Aku juga melihat cara Selena menatap Tino.Jangan tanya bagaimana perasaanku saat ini.
Perasaanku saat ini kacau sekali.KACAU!
Lalu aku teringat tentang Riani.Aku menoleh ke tempat duduk Riani.Sekarang dia malah melamun.
Aku memutuskan untuk menelepon Zeanna.
"Halo?" Sapanya.
"Ini Revan,Sekarang gue ngeliat Riani di Cafe Paramore.Dia keliatan desprate banget."Ucapku tanpa basa-basi.
"Hah?!yang bener loe?!"Ada nada terkejut saat Zeanna mengatakannya.
"Iya,buruan!keburu pergi!"
"Oke,bye"
Aku hendak memutuskan sambungan sebelum Zeanna menahannya.
"Eh tunggu"
"Kenapa?"Tanyaku heran.Sempat hening beberapa saat sampai akhirnya Zeanna melanjutkan omongannya.
"Thanks ya"Aku merasa aneh saat Zeanna mengatakannya.
"Iya,sama sama"Akhirnya sambungan benar-benar terputus.
Aku sendiri merasa aneh dengan perasaanku.Kenapa aku harus perduli sama Zeanna yang lagi bingung nyari sahabatnya?Tapi kalo dipikir-pikir jahat juga ngebiarin Zeanna desprate gara-gara Riani.
Aku masih memikirkan ucapan Zeanna.
'Thanks ya'
Simpel sih,tapi rela bagi-bagi.Eh salah,maksudnya Simpel sih,tapi ngena gitu.Entah perasaanku aja atau apa.Aku merasakan Zeanna tersenyum saat mengucapkannya.Duh!Kenapa tiba-tiba aku berharap Zeanna benar-benar tersenyum ya?Otakku sudah gila.
15 menit kemudian,Zeanna datang sambil ngos-ngosan.Aku sengaja menunggu Zeanna di luar Cafe.
"Mana Riani?!"To the point banget sih.
"Didalem noh"Jawabku enteng.
Zeanna masuk ke Cafe dengan langkah gusar.Aku mengikutinya dari belakang.Tiba-tiba langkah Zeanna terhenti.Aku penasaran kenapa dia berhenti.
"Loe kenapa,-?"
Belum sempat aku melontarkan semua kalimatku.Zeanna berguman.
"Alvo?"
Zeanna kembali berguman.
"Riani sama Alvo?"
Ngapain cowok tengil itu disini?!
Kalian penasaran kenapa aku bisa kenal Alvo?panjsng ceritanya,
Oke skip bagian tadi,
Zeanna kembali melangkahkan kakinya ke meja Riani.
Dan aku kembali mengikutinya.Nyesel juga deh lama-lama ikut campur.
Tapi udah terlanjur,mau gimana lagi?
"Riani?Alvo?Kalian ngapain disini?"Tembak Zeanna langsung.
Aduh ni anak ye,Langsung to the point banget.Bilang 'hai' gitu kek,biar enak didenger.Liat aja Riani sama Alvo langsung gelagapan.
"Eh...Zeanna,Loe nga-ngapain di sini?"Aura kegugupan terpancar dari Riani.Keliatan banget mata sembab Riani.
"Eh...Kita cuma nostalgia doang kok"Alvo menambahi tak kalah gugupnya dengan Riani.
"Apa?nostalgia?Apa segitu harunya nostalgia kalian sampek Riani nangis?!Gue tau ada yang gak beres sama kalian.Riani?!Loe kemana aja sih?loe gak pernah ngabarin gue.Loe lost contact gitu aja"
Zeanna kayaknya lagi nahan emosi deh.Baguslah,daripada ntar semua pengunjung cafe pada kena getahnya.Asal kalian tau,Zeanna kalo marah,lebih ganas dari macan!
Dan aku,Revan dengan gaya sok pahlawan nasehatin mereka.
"Sebagai warga negara yang baik,Kita gak boleh berdebat di tempat umum.Karena akan mengganggu ketenangan masyarakat disini,jadi demi keamanan.Kita keluar aja dari cafe ini,baru kita lanjutin"
"Bahasa loe enggak banget,yaudah kita keluar dari cafe.Tapi gue butuh penjelasan!"Zeanna melengos duluan tanpa nungguin kita.Sadis parah.Jangan-jangan dia lagi PMS.Mungkin saja...
Kami akhirnya memutuskan pergi ke taman dekat cafe.
Zeanna duduk sambil bersedekap tangan.Sedangkan aku?Aku hanya berdiri disampingnya.Tapi kalo dipikir-pikir,malah kayak bodyguard aja.Tapi mana ada bodyguard se keren aku.HAHA!Aku mulai ngaco!
"Ze...Gue tau,gue tau gue salah.Gue ngehindarin loe karena gue butuh waktu!"Alamat drama melankolis ini mah.
"Waktu?!Buat apa na?!"Bentak Zeanna.Ya tapi masuk akal juga Zeanna kesel.Sahabatnya sendiri gak ngasih kabar berhari-hari.Tumben banget aku setuju sama Zeanna.Waduh,kayaknya aku udah banyak ngasih tau isi hatiku sama readers.'Thor!loe mah gak asik.Ganti Author pov napa?Masa dari tadi pake Revan pov?kan sifat gue jadi gak misterius lagi!'Protesku pada Author yang lagi ngitungin pasir di pantai.
'Oke gue sebagai Author yang pengertian.Gue ubah jadi Author pov!bubay'
----
Author pov
"Waktu?!Buat apa na?!"Bentak Zeanna.
"Buat move on"Jawab Riani lemah.Air matanya mulai menetes.
"Move on?dari siapa na?"Tanya Zeanna lebih halus setelah melihat reaksi menangis Riani.
"Alvo..."Lanjut Riani.
Zeanna terkejut bukan main.
Sedangkan Alvo yang dari tadi diam sambil menunduk,mau tak mau mendongak menatap Zeanna.
Tiba-tiba Riani memandang Zeanna tajam.
"Gue suka Alvo sejak pertama kali loe ngenalin dia ke gue.Terus gue tau kalo loe dulu juga suka sama dia,Dan alvo juga punya perasaan sama loe!Akhirnya gue mutusin buat nyerah sama Alvo,Tapi gue gak bisa ze!Setelah gue denger kalo Alvo pergi ke Amerika,gue sakit hati!gue uring-uringan selama seminggu!Setelah gue tau dia balik ke Indonesia,Gue seneng,Tapi gue juga takut Alvo masih mendem perasaan buat loe.Terus gue ngeliat kalian pelukan di kampus!Sakit hati gue ze!Meskipun loe udah punya Revan,Gue takut loe bakalan berpaling ke Alvo gara gara pernikahan loe itu gak didasari cinta!Itu alasan gue ngehindar dari loe!"Ucap Riani berapi-api.
Kenyataan menampar telak Zeanna.Dia tidak menyangka bahwa Riani jatuh cinta pada Alvo.Tapi tidak pernah terbesit dipikirannya bahwa dirinya akan berpaling dari Revan.
Sedangkan Alvo?Cowok itu hanya diam membisu karena tidak tau harus mengatakan apa lagi.
"Semuanya udah jelas kan?"Riani tersenyum sinis.
"Gak"Zeanna menggeleng.
"Loe salah!Gue gak pernah ngarep Alvo lagi!Karena gue..."Zeanna menggantungkan kalimatnya.
Semua mata tertuju pada Zeanna yang masih memggantungkan kalimatnya.
"Mulai berharap ke Revan"Lanjut Zeanna sontak membuat Revan terkejut bukan main.Apalagi Alvo,Dia tidak menyangka bahwa dirinya akan kehilangan orang yang paling dia sayangi.Karena apa?karena Hati Zeanna bukan lagi miliknya.
"Gue mau pulang"Zeanna berlari meninggalkan mereka.
"Zeanna!"Revan meneriakkan nama Zeanna.Namun Zeanna tidak menoleh sama sekali.
"Ck"Revan berdecak kesal lalu berlari menyusul Zeanna.
Zeanna terus berlari tanpa menghiraukan sekelilingnya.Tanpa dia sadari,Sebuah truk dengan kecepatan tinggi melaju dari belokan jalan.Zeanna akhirnya sadar akan bahaya,Dia memejamkan matanya.Tubuhnya terlaku kaku untuk bergerak.
'Ya Tuhan...Apa aku akan mati sekarang?jangan Ya Tuhan,dosa hambamu ini bejibun.Terus gimana sama pernikahan hamba Ya Tuhan?Aaaa masih pengen sama Revan,masih pengen punya anak sama cucu.Pending dulu Ya Tuhan'
Dia merasakan tubuhnya terguling guling.
Tapi ada sensasi hangat seperti orang yang memeluknya.Zeanna membuka matanya lalu menemukan sosok Revan yang sedang memeluknya.
Apa tadi dia berguling bersama Revan?
Zeanna menatap mata Revan seakan tak percaya akan sesuatu yang baru saja dilakukannya.Yaitu,Menyelamatkannya!Revan MENYELAMATKANNYA Sodara sodara.
Sedangkan Revan terlihat menahan sakit ditubuhnya karena badannya menabrak batu saat menyelamatkannya.
Tiba-tiba kepalanya terasa pening seketika.Badan Zeanna mulai lemas.Matanya terasa berat.Samar-samar Zeanna mendegar namanya dipanggil,Hingga semuanya gelap.
------
Zeanna pov
Aku mencium aroma khas rumah sakit.Aku perlahan membuka mataku.Jangan kira aku akan melakukan drama seperti yang biasa orang lakukan.
'Aku dimana?'
Kalo udah nyium aroma rumah sakit mah gausah nanya lagi dimana,keliatan banget dramanya ntar.
"Ze?loe udah bangun?"Tanya Alvo,aku bisa melihat sorot matanya yang khawatir.
Lagipula dia gak mikir apa?Kalo mataku udah melek kayak gini apa masih bisa dibilang belum sadar?Tapi tahan Zeanna!Kamu gak boleh marah sama Riani dan Alvo terus menerus.Meskipun mereka sudah menyembunyikan sesuatu dariku.
"Udah,Revan mana?"
Tiba tiba aku teringat revan,Revan yang tadi menolongnya.Apa dia baik baik saja?
Riani menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Revan...revan masih ditangani sama dokter ze..."Jawab Riani.
"Hah?Apa keadaan Revan parah?!"Aku terkejut bukan main,sudah berapa kali sih aku terkejut hari ini.Ralat!Beberapa jam.
"Waktu dia nolongin loe,badannya nabrak batu.Terus dia juga pingsan,dan dia belum sadar...Sampai sekarang"Lanjut Riani.
"Gue mau ketemu alvo!"Tekadku.
"Apa?jangan ze,Keadaan loe masih belum stabil sepenuhnya.Loe bisa aja pusing terus menerus"Alvo melarangku pergi,begitu juga Riani.
"Iya ze,Loe masih lemah"
Gak bisa!Aku harus menemui Alvo bagaimanapun caranya.
Aku terus meronta ingin pergi,Alvo tentu saja menahanku.
"Ini semua salah gue!"Teriak Riani.Sampai akhirnya Riani kembali menangis.
Aku dan alvo terkejut dengan Riani yang tiba-tiba berteriak mengatakan bahwa dia biang permasalahan saat ini.Aku dan Alvo hanya diam,Aku tau Riani belum selesai bicara.
"Kalo gue gak ngilang gitu aja,Loe pasti gak nyariin gue,dan loe gak akan celaka!Revan juga gak akan celaka!"Teriak Riani desprate.
Air mataku mengalir.Aku langsung memeluk Riani.Riani menangis sesenggukan di tubuhku.Sedangkan aku?Aku juga sesenggukan di tubuh Riani.
"Waduh,Udahan dong.Gue jadi bingung sendiri ngeliat 2 cewek nangis"Alvo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Aku mengerti posisinya.
"Hahaha...Sumpah!Muka loe cupu amat barusan!"Aku meledeknya habis habisan.
"Haha...Iya.Udah kayak sapi ngeliat rumput tau yang pertama kalinya!"Tambah Riani.
Kami semua tertawa.Tapi aku terus berdoa semoga revan baik baik saja.Tapi aku mengerti,Sahabat-sahabatku khawatir denganku.Benar saja,Kepalaku terasa pening dan berat.
"Gue istirahat dulu ya,Please jaga Revan buat gue.Kalo Revan sadar.Kalian harus bangunin Gue!Awas aja kalo enggak!"
Ancamku pada mereka,Mereka hanya bisa mengangguk pasrah mendengar permintaanku.
Aku baru saja memejamkan mataku.Tiba-tiba...
--------
Oke part ini udah selesai ya.Mohon maaf karena part cerita MSCE kebanyakan pendek,karena Author punya rencana dibanyakin partnya.
Dan thanks buat kalian yang udah nyempetin baca cerita abal abalku ini.Budayakan Voments!Jangan cuma jadi silent readers.
Di mulmed itu Riani
Okay?

My sweet curse enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang