🔹🔹Mi Destino🔹🔹
.
.
Rana baru saja pulang kerja dan memasuki rumahnya. Dia cukup lelah hari ini, tugas-tugas dan laporan yang harus ia buat benar-benar menguras tenaga dan otaknya. Lihat saja, bahkan atasan gilanya itu kembali memberikan tugas yang menumpuk dengan berbagai kriteria yang sangat membuatnya gondok.
" Huh.. Atasan gilaa.."umpat Rana sambil membuka pintu rumahnya dengan susah payah.
Namun, entah mengapa rasanya rumah ini rasanya begitu sepi. Tak ada suara Eli, yang biasanya menyambutnya pulang.
Rana mencari adiknya Eliana setelah sebelumnya menyimpan tas kerja dan beberapa map laporan yang ia bawa di meja ruang tengah.
" Eli.. Kakak pulang.." ucap Rana. Ia menuju ke dapur, ia yakin adiknya ada disana jika jam segini.
Langkah Rana terhenti di pintu masuk ke pantry, ia tak melihat siapapun, tapi ia mendengar suara rintihan seseorang, entah siapa itu. Karena rasa penasarannya, Rana pun mencari-cari sumber suara. Dan ketika ia melihat ke lantai dekat wastafel matanya membulat terkejut, Eliana adiknya disana, dan jangan lupakan kedua tangannya yang merah pekat entah karena apa.
" ELI!!!!" teriak Rana
Dan saat itulah Rana melihat adiknya terkulai lemas dan tampak kesakitan.
.
.
Rana tengah menunggu adiknya selesai diperiksa, ia sangat terkejut tadi, mendapati adiknya dalam keadaan yang tidak bisa dibilang baik-baik saja membuat Rana kalap dan langsung menelfon kekasihnya, Rendy agar mengantar mereka ke Rumah Sakit. Ia bahkan melupakan satu fakta bahwa ibunya akan marah besar kalau sampai Eliana ketahuan keluar rumah tanpa izin.
" Kau tenang ya sayang.. Eli anak yang kuat kok.." ucap Rendy menenangkan kekasihnya yang masih saja terlihat cemas.
" Tapi kau lihat kan apa yang dilakukan ibu pada Eli? Ibu keterlaluan Ndy.."
Rana sudah tak kuat lagi menahan tangisnya. Ia memang akan kuat jika melihat Eliana kuat, namun saat Eliana saja dalam keadaan seperti sekarang mana ia bisa kuat?
" Dia kuat sayang.. Aku yakin.."
Cklekk..
Pintu ruang UGD terbuka dan menampilkan seorang dokter muda yang lumayan tampan dan berkarisma. Dokter itu menghampiri keluarga pasiennya.
" Keluarga pasien Eliana?" tanya dokter itu. Rana mengangguk pada dokter itu.
" Luka bakarnya lumayan parah. Sepertinya tersiram air mendidih. Saya sudah mengobatinya.. Tapi jangan dulu dipakai beraktifitas tangan pasiennya ya.. Jika tidak maka akan infeksi dan bisa-bisa tangan pasien diamputasi.." Jelas dokter itu. Rana menutup mulutnya tak percaya. Separah itukah?
" Iya dokter.. Kami akan menjaga adik kami dengan baik." Rendy akhirnya berinisiatif menjawab penjelasan dari dokter tersebut.
" Dan kalau tak keberatan.. Adik anda harus dirawat dulu.. Saya menemukan ada yang aneh pada bagian organ dalam adik anda. Saya akan melakukan cek lab dan memeriksa keadaannya." ujar dokter itu. Ia pun melenggang pergi meninggalkan Rana dan Rendy yang masih terjebak dalam pikiran mereka masing-masing.
" Kau dengar kan Ndy.. Adikku menderita.. Dia kesakitan.." ucap Rana. Rendy tak bisa bilang apa apa. Yang ia lakukan sekarang hanya memeluk sang kekasih, memberinya ketenangan dalam kekalutan yang menderanya.
Rendy tahu sepak terjang calon adik iparnya Eliana. Bahkan dulunya Rendy sempat mengira bahwa Eliana adalah pembantu, karena saat itu ia melihat langsung bagaimana kejamnya ibu dari kekasihnya ini saat menyiksa Eliana. Ia kira ibu dari kekasihnya ini akan sadar suatu saat nanti, namun ia tak mengira bahwa kekejaman tante Vanya akan tetap ada hingga kini. Dan malah semakin menjadi.
Rendy juga ikut andil dalam membujuk Eliana agar mau pinda dari rumah itu, namun entah apa yang ada dalam hati anak itu hingga ia masih sangat menyayangi ibu yang bahkan menyiksanya.
" Kita akan menolong adikmu.. Dia akan bahagia sayang.. Kita akan menolong adikmu." ucap Rendy. Rana hanya mengangguk dalam pelukan Rendy. Ia tahu ia bisa percaya pada Rendy, termasuk tentang adiknya. Ia akan percayakan pada Rendy.
" Aku akan memperjuangkan kebahagiaanmu.. Aku janji.. Kau juga sumber kebahagiaan bagi kami. Bagi aku dan Rana, Eli.." gumam Rendy.
🔹🔹TBC
😄😄Yang greget tahan yaa.. Lagi puasa looh..😄😄😄
#Challenge30gp
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi Destino [END] √
RandomTakdir? Siapa yang tahu jalan takdir? Takdirku tak manis. Tapi aku selalu bersyukur.. setidaknya aku pernah alami Bahagia..