Sepuluh

596 32 5
                                    

🔹🔹Mi Destino🔹🔹

.

.

' Kau bak cahaya di antara gelap bu.. Aku yang tak berguna ini ingin selalu berada di dekatmu.. Jadi, bolehkah aku berkhayal?'

.

.

" Apa?!"

Rana sedang dalam mode marahnya sekarang. Barusam ia dapat info dari bunya kalau adiknya sedang berada di rumah salah satu rekan bisnis ibunya. Rana menghela nafasnya kasar, dari kemarin Eliana hilang entah kemana, dan saat Rendy menyarankan Rana untuk bertanya dimana keberadaan Eliana pada ibunya, Rana mendapatkan kabar ini.

ELIANA DIJUAL PADA REKAN BISNIS IBUNYA.

Rana tak bisa berkata-kata lagi, tega sekali ibunya menjual Eliana persis seperti menjual seorang PELACUR saja.

" Sayang.. Kau harus tenang.." ucap Rendy. Ia mengusap bahu Rana, sekedar menenangkan saja.

" Bagaimana aku bisa tenang Rendy... Adikku dijual.. ADIKKU.." teriak Rana.

Ia sangat marah, kesal, geram, dan entah apa lagi. Ibunya sekarang benar-benar dikuasai iblis, dia bahkan tega memberikan Eliana pada rekan bisnisnya.

Rendy mengejar Rana yang pergi dari apartemen mereka. Rana akan pergi ke rumah ibunya, Rana akan menyadarkan sang ibu.

.

.

' Aku lebih memilih bertahan dengan sejuta luka, dari pada harus pergi dan jauh darimu, bu'

.

.

Eliana baru saja bangun dari tidurnya. Ia benar-benar merasa bahwa tidurnya nyenyak tadi malam, entahlah, Eliana merasa bahwa ia sangat nyaman di keluarga ini. Ia bahagia. Ia bahkan bisa bangun tanpa teriakan dan makian di pagi hari. Sungguh hari yang tenang.

Setelah mandi dan mengganti bajunya Rana turun ke lantai utama rumah ini, hanya untuk mencari tahu kemana orang di rumah ini pergi, karena sedari tadi suasana rumah amat sangat sepi.

Eliana tersenyum saat melihat dua orang yang sedang sibuk menata meja makan mereka dengan sarapan sederhana. Ibu Rani yang melihat Eliana turun pun terseyum pada Eliana.

" Sini nak.. Makan bersama sama ibu.." ucap Rani pada Eliana.

Andre merasa hangat. Ia tak tahu bahwa pengaruh Eliana dalam hidup Rani istrinya akan segini besar. Lihatlah, Rani yang benci kursi roda kini bahkan terlihat bersemangat demi menyiapkan sarapan untuk Eliana. Bahkan ia sempat iri pada Eliana karena mendapatkan perhatian lebih dari Rani istrinya.

" Kau duduk dekat ibu ya nak.."

Eliana pun mengangguk. " Iya.. Tante.." ucapnya.

" Jangan tante ya nak... Ibu.. Kau panggil ibu yaa.." pinta Rani.

Eliana menatap Rani lekat. Wanita di depannya ini begitu lembut dan penyayang. Andai saja ibunya juga bisa lembut padanya.

" I-ibu.." Eliana mencoba memanggil Rani dengan sebutan ibu. Dan lihatlah, Rani tersenyum pada Eliana. Ia bahkan nampak sangat bahagia karena Eliana mau memanggilnya dengan sebutan " ibu ".

" Hey.. Kenapa ayah dilupakan sih.. Sayang.. Ayo panggil ayah.." pinta Andre.

" Ayah.."

Andre tersenyum pada Eliana.

Sarapan pun berlangsung dengan kehangatan. Eliana nampak sangat senang dengan suasana di keluarga ini, namun ia juga tak bisa berbohong bahwa ia sangat merindukan ibunya sekarang.

Ibu yang melahirkannya..

Tak lama handphone Andre pun berbunyi, rupanya Vanya yang menghubunginya.

" Ya hallo.."

"..........."

" Ya.. Aku akan segera memulangkannya.."

"............"

" Kau tunggu saja.. Selesai sarapan kami akan kesana.."

Klik..

Sambungan diputus oleh Andre. Entah mengapa air mukanya kembali berubah. Ia tampak sedang kesal pada seseorang.

Rani yang melihat perubahan sikap suaminya pun merasa heran, dan ia berinisiatif bertanya pada suaminya tersebut.

" Ada apa sayang.." tanya Rani.

Andre hanya menyunggingkan seulas senyum pada Rani. " Eliana akan pulang setelah ini. Ibunya menanyakannya." jawab Andre. Dan kini semua yang ada disana pun langsung diam tak berkata.

Eliana tenggelam dalam pikirannya. Ia senang karena tahu sang ibu menanyakannya. Namun, ia juga sedih meninggalkan keluarga ini, ia juga ingin kehangatan, 'kan?

Tidak.. Aku tidak boleh serakah.. Ibu menunggu. Dan aku tak mau meninggalkan ibu, batin Eliana.

" Kalau memang Eli harus pulang.. Aku izinkan.. Tapi, Eli harus sering main ke rumah ibu dan ayah ya, 'nak?" ucap Rani sambil membelai wajah Eliana.

" Eli akan main kesini jika sempat.." ucap Eli.

Dan mereka pun menyelesaikan sarapan mereka dalam diam. Ayolah mereka kan akan berpisah..

🔹🔹Lanjut nggak??🔹🔹

😅😄Up lagi nih..

Maaf ya chingu.. Kalo ceritaku kurang berkenan..

Tapi makasih.. Banget sama apresiasi kalian.. Doain author supaya konsisten ya..

See You😄😄😄

#Challenge30gp

Mi Destino [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang