Dua Belas

534 27 8
                                    

🔹🔹Mi Destino🔹🔹

.

.

Eliana terkapar begitu saja di lantai, Vanya langsung meninggalkannya begitu saja di gudang saat ia sudah puas menyiksa Eliana.

Dengan pelan Eliana mengambil serpihan lelehan lilin yang telah mengeras entah itu di tubuhnya ataupun yang di mulutnya.

" Hiks.. Sampai kapan.."

Hiks..

Hiks..

".. Sampai kapan aku begini?" tanya Eliana pada dirinya sendiri.

" Apa selamanya takdirku akan seperti ini? Terjebak dalam kebencian ibuku sendiri..."

Eliana memakai pakaiannya dengan pelan. Ia takut ia akan menggores luka bakar karya ibunya tadi.

Sebenarnya dilihat dari sudut mana pun Eliana sudah tak mampu lagi menahan semua yang ibunya lakukan. Ingatkan bahwa ia juga manusia yang butub untuk bersedih dan kecewa. Maka dari itu, ia juga kecewa dengan perubahan sang ibu yang sangat drastis ini. Dan sialnya ia lah penyebabnya.

" Adaikan saja aku yang mati.." ucap Eliana.

Namun andaikan itu tak pernah berpihak padanya. Tetap saja ia yang akan menderita. Memang siapa lagi yang pantas.

" Ayah... Aku ingin bersama ayah.." ucap Eliana.

Dan ingatan Eliana pun terbang ke masa lalu. Masa saat ia masih tahu bahagia.

⏩⏩Flashback

Eliana kecil sedang duduk bersama dengan kakaknya Rana. Mereka sedang bermain di taman buatan depan rumah sekarang.

Eliana tertawa-tawa saat Rana mengenakan topeng beruang dan mencoba menakuti Eliana. Sang ibu dan Ayahnya sedang duduk di kursi taman sambil memperhatikan kedua anak mereka yang asyik bermain.

Vanya dan suaminya sekali-kali mengobrol ringan dan saling melempar candaan tanpa menyadari bahwa salah satu anak mereka mulai berjalan menjauh dari mereka.

Rana kaget ketika ia tahu adiknya menghilang entah kemana. Padahal tadi ia hanya tinggal Eliana untuk membawa sandwich untuk mereka makan, namun ia tak mengira Eliana akan hilang.

Sementara itu, si kecil sedang mengejar seekor kucing cantik berwarna putih.

" Puss.. Puss.. " panggil Eliana.

Tanpa ia sadari sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan gerak-gerik Eliana kecil. Dan setelah dirasa aman..

Hup..

Eliana kecil di dekap oleh seseorang yang entah dia itu siapa.

" AYAH!!!!...." Teriak Eliana kecil.

" Lepas.. Huaaa.. AYAH.." Eliana terus meronta dan berteriak.

" Diam atau kau akan—"

" Lepaskan anakku.."

Ayah Eliana datang dan menerjang orang itu hingga ia terpelanting bersama Eliana. Eliana kecil meringis ketika ia jatuh di rerumputan dekat orang itu.

Vanya dan Rana pun turut ikut menyusul sang ayah ketika tadi tiba-tiba sang ayah berlari dari taman. Vanya menutup mulutnya saat melihat perkelahian sang suami.

Keduanya babak belur. Vanya yang panik pun mencoba berteriak meminta tolong. Dan penculik itupun mulai gusar hingga.. Ia mengeluarkan..

PISAU.. dan..

Jleb..

Jleb..

Jleb..

Jleb..

Orang itu menusuk ayah Eliana secara brutal hingga akhirnya ia tumbang. Keadaannya sangat mengenaskan..

"N–nak.."

Dan setelah itu ayah Elia tak bergerak lagi..

" Ayah.."

" AYAH/SAYANG!!!!"

teriak Rana dan Vanya secara bersamaan.

⏩⏩End Flashback

Eliana menangis mengingat saat-saat itu, saat dimana ibunya mendeklarasikan bahwa ia membenci Eliana.

Saat dimana akhirnya Eliana kehilangan kebahagiaannya..

Saat dimana takdir mengunci kebahagiaan untuk Eliana miliki..

Saat dimana ia digenggam takdir..

🔹🔹TBC🔹🔹

😄😄 Gaje banget ya??.. Waahh.. Happy Enjoy yaahh..

See You..😍😘❤

#Challenge30gp

Mi Destino [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang