Papa Adhi(End)

28 7 6
                                    

Tiingg....

Pedang Renza tertangkis oleh sesuatu

Zika membuka matanya perlahan, dan melihat seseorang di depannya

"Tidak ada yg boleh menyakiti keluarga ku" - Pa Adhitama sambil mempertahankan perisainya

"Pa-papah?" - Zika tidak percaya apa yang ada di depannya

"Nanti saja reuni nya, ada yang perlu di kalahkan" - Pa Adhi

Tiba tiba Askala sudah muncul di belakang Renza dengan membuat tubuh nya tak terlihat

Askala meluncurkan sebuah pukulan ke pada Renza

Renza menangkap pergerakan Askala lalu berbalik dan menangkis pukulan Askala

"Hahaha, Kau masih terlalu lemah!!!" - Renza

Jleebbb....

Terlihat Zika yang telah menusuk belakang Renza menggunakan pedang yang di buat Renza tadi

"Aarrgghh" - Renza

Renza berbalik lalu mencekik Zika dan mengangkatnya hingga tak menyentuh tanah

"Kau pikir hanya dengan menusukku seperti ini dapat berhasil" - Renza

"Se-sejak k-kapan gw ngomong gi-gitu" - Bagas memegang tangan Renza yg mencekiknya lalu masuk ke pikirannya lagi

Ternyata Bagas telah mengacaukan pikiran Renza saat ia menangkis serangan Askala

Sehingga membuat Renza bila melihat Bagas dia akan mengira itu adalah Zika

.

"Sial aku lengah" - Renza

"Mati saja kau!!!" - Teriak Bagas

Tiba tiba keluar semacam Rantai dari belakang Bagas

Rantai tersebut mengikat Renza sehingga tak dapat bergerak

"Aggghhhh" - Coba Renza untuk melepaskan diri

"Ckck, Kau tidak akan bisa lepas. Kali ini aku yang menang, Zika berada di pihakku" - Bagas

"Dasar curang!! Kau tidak bisa memperlakukan ku seperti ini!!" - Renza

"Hah gimana gimana?" - Ejek Bagas
"Dahlah, gw diluan, semoga tenang" - Bagas melambaikan tangannya lalu menghilang

"AAAARRRGGGGHHH, AKU AKAN MEMBALAS KALIAN SEMUA" - Teriak Renza

.

"Haaaa, hhuuuhh" - Bagas menarik nafas lalu mengehembuskan nya

"Gas lu gapapa?" - Askala

"Yoi gapapa" - Bagas

Sedangkan Toru sibuk mempertahankan besi yg mengikat Renza untuk berjaga jaga bila Renza terbangun

"Tapi ada yang lebih penting" - Semua orang melihat ke arah Pak Adhi

Mereka masih tidak percaya bahwa Pak Adhi masih hidup

"Dirumah, papah bakal jelasin semua" - Pa Adhi

"Tapi sekarang" - Pa Adhi membuat kurungan di untuk Renza lalu memasukkannya

"Bagas, kemarilah dan pegang kurungan ini" - Panggil Pa Adhi

Bagas berjalan mendekat ke kurungan lalu memegangnya

Kurungan tersebut terserap ke dalam tangan Bagas

"E-eh, kok?" - Bagas

Pak Adhi menatap Bagas dan memegang bahunya

"Bagas, ingat, jangan pernah marah untuk sementara. Karna Renza ada didalam tubuhmu. Bila kau marah, Renza bisa saja mengambil alih tubuhmu" - Pak Adhi

"Tapi kenapa aku?" - Bagas

"Karna Renza terkurung di pikirannya, sehingga hanya orang yang bisa mengendalikan pikiran dapat menahannya" - Pak Adhi

"Dan juga ja---" - Pa Adhi

"Apa kau sungguh papah ku?" - Zika memotong pembicaraan Pa Adhi

Pa Adhi hanya tersenyum

.

Sesampainya di rumah
Mereka duduk berjejer untuk meminta penjelasan
Sebenarnya siapa pria yg ada di depan mereka?

"Aku tidak meninggal waktu kecelakaan pesawat itu" - Pak Adhi

"Tapi katanya papah di nyatakan meninggal" - Bagas

"Kabar itu menurut mereka, karna mereka tidak menemukan papah waktu pencaharian jasad korban" - Pa Adhi

"Terus papah kemana?" - Askala

"Mencari Venandi" - Pa Adhi

"Ke-kenapa papah ga pulang" - Zika tertunduk menahan tangisan

"Maaf sayang, papah ga bisa langsung pulang" - Pa Adhi

"Kenapa kami harus percaya dengan kata katamu?" - Bu Thania

"Karna....."

Pak Adhi mengangkat tangannya dan menunjukkan jarinya
Terdapat sebuah cincin pernikahan Bu Thania dan Pa Adhi

"Kita sudah terhubung ikatan spesial" - Pak Adhi

Sontak Bu Thania memeluk Pa Adhi

Cup...

Pa Adhi memberikan kecupannya kepada Bu Thania

"AAAAAAA" - Bagas, Toru, Askala, dan Zika berteriak

"Papah, masih ada anak kecil di sini" - Askala menutup mata Zika

"Ih kak apaan sih" - Zika

"Diam, anak kecil gak boleh lihat begituan" - Askala

Zika mencubit paha Askala karna kesal

"Aduh, sakit Zika" - Askala

"Bodo ya" - Zika

Mereka tertawa bersama

"Udah, kita makan diluar untuk menyambut papah" - Bu Thania

"Nah, gw setuju!" - Teriak Toru.

"Ampun, lu mah kalau makanan namber wan" - Bagas

"Pengen ku rasanya menelan mu" - Toru

"Jangan telan Bagas, telan aku aja sayang" - Askala sambil memberikan wink nya ke Toru dan menggigit bibir bawahnya

Semuanya terdiam

"E-eh, tadi bercanda doang mah, pah. Ngga serius" - Askala panik

"Siapa juga yg bilang serius! Najis goblok" - Toru memukul bahu Askala

"Eit, kalian berdua harap bawa tenang sedikit" - Bagas sambil berdiri di tengah mereka berdua

"Dia duluan!" - Toru

"Ya sabar beb, ga usah ngegas!" - Askala

"Makanya lu jangan gitu!" - Toru

"Ngajak Ge---" Askala

"Lah papah? Mamah? Zika? Mereka kemana?" - Bagas memotong pembicaraan mereka

"Udah di mobil!!!" - Teriak Zika

"Etdah ga nungguin" - Toru berlari ke mobil

"Ini gara gara lu!" - Askala mengikuti

"Kok gw bangs*t!" - Toru

"Kan lu yg ajak tubir anj*ng!" - Askala

"Tobat Goblog!!!" - Bagas Ngegas bagar mereka berhenti bicara

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

Nde, gw mau Hiatus gez

Mau sedian stok cerita biar tinggal di post

Di tunggu ya

Lopyu.g♡

㋛シ☻𖨆☻シ㋛

✧ ⃟ ⃟ ⃟━━━ೋ๑୨۝୧๑ೋ━━━ ⃟ ⃟ ⃟✧

Three Power {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang