Brother Complex 3 : Dat Vader

98 15 6
                                    

"Dad, Rockie disappeared!" Jillian berteriak histeris ketika mengetahui jika motor kesayangannya tak ada di tempat yang seharusnya. Matanya menjelajah seisi garasi. Tak ada tanda-tanda kerangka motor kesayangannya itu. Tak mungkin jika Rockie terselip, ia bukan benda kecil!

Sedangkan Michael, ayah Jillian dengan santainya menatap Jillian dari atas balkon dimana pintu utama berada. Tepat di atas garasi berada.

Michael, dengan hanya memakai celana bokser berwarna merah, berdiri menatap Jillian yang tengah kebakaran jenggot sambil memakan Burger di tangannya.

"Dad, Bisa jadi rumah kita disusupi perampok semalam!" teriak Jillian histeris.

Michael hanya tertawa melihat reaksi putrinya, "Yang benar saja, jangan konyol. Perampok, ha-ha."

"Tetapi buktinya, Rockie menghilang! Kita harus lapor polisi!"

Michael menggigit burger di tangannya, berusaha bersikap tidak peduli. "Aku tahu dimana Rockie-mu berada."

Jillian memberengutkan wajahnya, kesal, "Dad, jangan bercanda. Ini masih terlalu pagi untuk membuat lawakan bodoh!"

"Aku tidak merasa sedang melawak, Jilly," ucap Michael dengan wajah datar.

"Dimana motorku saat ini?"

Dengan enteng Michael menjawab, "Di pasar lelang, aku telah menjualnya disana."

"Oh. My. God! Yang benar saja!"

"Aku sudah pernah bilang tidak akan main-main dengan ucapanku. Aku tahu kau selama ini melakukan balapan liar, kau tahu itu ilegal, bukan? Sekaligus itu hukuman untukmu karena kau tidak lolos tes kali ini. Congratulations, Dear! Aku turut berdukacita atas kehilangan Rockie tersayangmu." Michael tersenyum lebar dan melenggang masuk kedalam, tak memperdulikan jeritan Jillian yang sangat memekakkan telinga.

Perempuan itu menjatuhkan diri ke tanah, duduk dengan masih meraung-raung seperti anak kecil yang meminta mainan baru, "You're so mean! You lawless Father!"

Sedetik kemudian, Michael kembali keluar dari rumah dia berdiri di balkon, menatap putrinya yang seperti anak kecil itu. Wajahnya nampak sendu, garis lurus tercipta di bibirnya.

"Listen to me, Jilly. Im doing this for your best. Before it gets too late, I want to educate you properly this time, while I'm still in this world. No one will know how long we live in the world (dengarkan aku, Jilly. Aku melakukan hal ini untuk kebaikanmu. Sebelum semakin terlambat, aku ingin mendidikmu dengan benar kali ini, ketika aku masih ada di dunia ini. Tak satupun ada yang tahu berapa lama kita hidup di dunia)."

Dalam hati Jillian merutuk kesal, ayahnya malah berceramah tidak jelas dengan topik yang sangat tidak Jillian pahami. "I hate you so much, Dad."

Michael hanya tersenyum tipis mendengar geraman Jillian dari bawah sana. Putrinya itu sangat handal dalam membuat orang sakit hati. Tak pelak, dirinya juga terkadang menjadi korbannya.

Jillian bangkit dan berjalan dengan langkah lebar dan penuh amarah, wajahnya begitu mendung. Dia berjalan begitu saja berpapasan dengan Michael yang masih berdiri di tempat yang sama saat Jillian meraung kesal.

"Aku rasa ini sudah waktunya, Jillian."

★ ★ ★

"Berhentilah menggurutu seperti itu, Jilly."

Jillian menatap Nancy dengan mata memicing, mulutnya sibuk mengunyah kue pai yang Nancy hidangkan pada perempuan itu.

Dia mendorong piringnya begitu saja ketika semua potongan pai dalam piring itu habis. Tak peduli jika mulutnya tak muat untuk memasukkan semua potongan pai itu. Itu semua Jillian lakukan tak lepas dari rasa kesalnya pada sang ayah.

"Kau tahu aku sedang kesal, Nancy."

Nancy, wanita berusia enampuluh dua tahun itu melirik Jillian di sela-sela dia mencuci peralatan masak yang kotor setelah membuat pai kesukaan Jillian.

"Mungkin kau perlu meresapi apa yang Ayahmu katakan, nak. Bukan tanpa alasan ayahmu melakukan hal itu, aku paham betul, kau pasti melakukan kenakalan lagi. Dan kali ini benar-benar membuatnya marah."

Jillian berpikir sejenak, tak paham apa maksud Nancy, tetangganya itu. "Entahlah, dia selalu membuatku terlihat seperti anak yang tak berguna. Atau memang aku yang bodoh."

Nancy tertawa, tanpa memandang Jillian dia berkata, "Kau adalah anak yang cerdas sebenarnya. Aku tahu kau melakukan kenakalanmu selama ini hanya untuk menarik simpati dari ayahmu, bukan? Kau merindukan keluarga lamamu, Sayang."

Jillian bertopang dagu di meja, angan-angannya terbang ke masa-masa dimana dia masih kecil dahulu. Masa-masa paling menyenangkan dalam hidupnya. Tanpa sadar dia tersenyum.

Lalu, bayangan ibunya yang menangis saat berpamitan padanya muncul begitu saja dan menghancurkan khayalan indah masa kecilnya. Kini dia merasakan kembali perasaan yang sudah lama menyesakkan jiwanya.

Jillian reflek memukul meja. Perasaan sesak itu kembali muncul. "Kau benar, awalnya memang begitu, tapi lama-kelamaan rasanya memuakkan dan malah aku yang kelewatan batas. Tapi siapa juga yang peduli, aku suka ketika membuat masalah, ada kepuasan tersendiri setelah melakukannya."

"Ya Tuhan, kurasa ada yang bermasalah dengan kejiwaanmu, Jillian," ucap Nancy menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Sepertinya, aku juga merasa begitu. Kemarin aku tak sengaja menabrak bemper mobil milik dosenku, Mr. Elton dan aku merasa sangat tidak bersalah," tukas Jillian diakhiri dengan tawa.

"Kau yakin itu tidak sengaja, hmm?" Nancy menatap Jillian dengan wajah menyelidik.

Jillian memutar bola matanya dan mencebik, "Yah, memang sengaja sebenarnya. Tapi dia pantas mendapatkannya, Nancy! Dia sangat menyebalkan, dia pula yang suka sekali mengadu kepada Ayah tentang apa yang terjadi denganku di kampus, sangat mirip dengan penggosip."

Nancy, perempuan berkulit hitam dengan tubuh yang gempal, sering sekali dijadikan tempat mengadu oleh Jillian saat ribut dengan ayahnya. Hal itu sudah terjadi berpuluh tahun lamanya. Nancy bukan hanya sekedar tetangga bagi Jillian, wanita itu sudah seperti neneknya sendiri. Sayang sekali, Jillian tidak memiliki hubungan akrab dengan nenek kandungnya, dibandingkan dengan Nancy yang lebih baik disebut keluarga.

"Kau memang gadis nakal, Jilly. Aku berpihak pada Michael kali ini, kau memang harus diberi hukuman."

Brother Complex Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang