23. Sydney

836 97 17
                                    







Iseng nih update

selamat membaca ya!












































Butuh waktu sekitar 6 hingga 7 jam bagi gue untuk sampai di Sydney lewat jalur udara. Selama perjalanan badan gue gak enak banget. Jantung gue berdegup kencang. Gak ada yang bisa gue mintain tolong ini itu. Sebenarnya pramugari berkali kali ngehampirin gue dan menanyakan apakah gue baik baik saja tapi gue selalu jawab gue gapapa.

Dan disinilah gue sekarang, di salah satu cafe yang ada di Bandar Udara Kingsford Smith Sydney. Gue menunggu seorang teman kecil gue yang katanya akan menjemput gue.

"Intania Diva?" Panggilan itu membuat gue menoleh dan mendapati seorang cewek yang tidak asing di mata gue.

Gue senyum. "Hana," ujar gue pelan.

Hana tersenyum girang, ia mendekat dan langsung meluk gue erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana tersenyum girang, ia mendekat dan langsung meluk gue erat. "Diva sumpah gue kangen banget sama lo!" Katanya.

Gue tertawa. "Lo berubah."

Hana mengangguk. "Sekarang gue bukan anak kecil yang ingusan."

Benar. Hana berubah menjadi cewek yang sangat cantik. Sungguh. Dan yang paling penting adalah kini dia lebih tinggi dari gue. Menyebalkan. Padahal lima tahun yang lalu dia masih sebahuku. Coba katakan bagaimana bisa dia bertumbuh tinggi secepat ini? Gue juga mau.

"Mau kemana kita sekarang?" Tanya Hana antusias.

Gue mengernyit mendengarnya. Ini jam 12 malam dan Hana nanya mau kemana? Wah gila.

"Pulang aja ayok," ajak gue.

Hana cengo. "C'mon div! Jam segini biasanya gue baru keluar rumah!" Rengeknya.

Kini giliran gue yang cengo. Apa Hana sudah gila?

"Ayo kita ke bar."

Ya, Hana bener bener gila.

$$$

Hana gila dan gue juga gila karena ngikutin aja apa mau Hana. Lagi pula, gue pulang bareng dia.

Kami gak minum. Eh minum ding orange jus. Mungkin orang orang berpikir kami aneh karena pergi ke bar tapi memesan orange jus. Gapapa, lagi pula gue ga pernah minum alkohol. Gapercaya? Tanya aja sama Minggi. Kalo mau tau rasa alkohol tanya aja ke Hana, atau SVT.

Gue dan Hana belum membuka percakapan kembali sesampainya disini. Kalau tidak salah terkahir kita membahas Minggi.

"Lo salah ngajak gue ke tempat kayak gini," kata gue lalu menyesap orange jus milik gue melalui sedotan.

Hana ketawa. "Terus harusnya ngajak siapa?"

"Minggi. Dia kuat banget urusan minum," kata gue.

Hana ketawa. "Tapi masalahnya cuma ada lo disini."

Ephemeral [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang