30. Wedding Party

729 83 22
                                    





Halo :)
Plis maaf banget karena lama🙂












Pagi jam 08.56 halaman belakang rumah Keluarga Jayastu ramai dengan sanak saudara dari Keluarga Jayastu sendiri dan juga keluarga Davina. Sebentar lagi pengucapan akad akan dimulai. Semua orang sudah duduk dibangku yang disiapkan, menunggu pengantin laki laki dan perempuan masuk.

Diva dan Janu duduk di bangku baris paling depan. Mereka tanpak serasi dengan Diva yang mengenakan kebaya putih dan Janu yang mengenakan jas. Jadi sebenarnya yang mau menikah Bagas dan Davina atau mereka?

Diva sedang sibuk mengedit fotonya bersama Janu untuk dipost di insta story. Tidak ada maksud lain kok, cuma pengen pamer aja ke seseorang. Siapa lagi kalau bukan Bella.

"Kak, Boomerang yuk!" Ajak Yura sembari menyenggol Diva yang duduk tepat disebelah kanannya.

Diva menoleh lantas berpose cantik sebelum Yura menekan tombolnya. Dalam sekali saja Yurasudah mendapatkan hasil yang bagus karena wajah mereka yang bisa dibilang cantik banget. Jadi mau gimanapun ya hasilnya bagus.

Sekar datang dan langsung duduk disamping Yura. Wajahnya terlihat memerah entah karena alasan apa dan itu sukses membuat Yura maupun Diva penasaran.

"Lo abis ngapain? Muka lo merah gitu." Tanya Diva langsung.

"Ntar gue ceritarin deh!" Ujar Sekar sembari mengipas wajahnya menggunakan tangan.

Diva mencibir. Ia hendak protes namun urung karena Bagas memasuki halaman belakang. Diva, Janu, Yura, dan Sekar tertawa melihat betapa tegangnya Bagas. Emang adek gapunya akhlak ya mereka ini.

"Santuy bang!" Teriak Janu, disambut dengan sorakan dari yang lain. Wajah Janu sangat merah saat ini karena digoda habis habisan oleh keluarganya.

Tak lama dari masuknya Bagas, Davina yang dibalut dalam kebaya juga memasuki halaman belakang dituntun oleh ibundanya.

Acara dimulai denga khidmat. Bagas berhasil mengucap akad dalam satu kali ucapan. Semua orang memanjatkan doa lantas bersorak senang. Bagas dan Davina tampak malu menjadi cengcengan keluarga mereka.

"Jaju sama Diva gak mau sekalian?" Pertanyaan itu dilontarkan oleh mama Sekar. Beliau tersenyum menggoda kedua manusia yang kini salah tingkah.

"Tante apaan sih?" Sungut Janu walaupun ujung ujungnya ia tersenyum juga.

Jujur awalnya Diva sedikit takut bergaul dengan keluarganya Janu. Seperti keluarga kaya lain, Diva pikir mereka akan berlagak highclass. Tapi nyatanya sepupu Janu kelakuannya sama aja kayak Yura.

"Diva, mending sama gue aja deh, gausah sama Janu," ujar salah seorang sepupu Janu yang gak kalah kardusnya. Cakra namanya.

"Jangan mau Div, di duain mulu lo entar!" Sahut perempuan yang berdiri disebelah Cakra.

"Ah kak, buka kartu lo!" Kesal Cakra kepada Aina, kakaknya.

Diva tertawa untuk menanggapinya. Setelah itu mereka semua masuk kedalam rumah untuk makan bersama. Diva tentu terus nempel sama Janu. Bukan, bukan Diva yang mau nempel, tapi Janunya. Kemana cowok itu pergi Diva pasti selalu ditarik, kecuali ke toilet.

Diva

Gue sama Sekar lagi duduk bersebelahan di sofa. Kita gabut. Gatau mau ngapain. Abis makan bersama, keluarga Janu terpecah menjadi dua kubu. Kubu anak muda dan kubu orang tua.

Kubu anak muda lagi di ruang keluarga lantai atas, main main gajelas pokoknya. Ada yang main PS, rubik, UNO, sama nonton film dari ponsel. Tadinya gue sama Sekar ikutan main uno, tapi kita menang terus dan akhirnya di diskualifikasi sama mereka yang kini lagi fokus main. Katanya kalo gue sama Sekar ikutan yang ada kita berdua mulu yang menang secara bergantian. Jadilah gue sama Sekar gabut.

Ephemeral [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang