MPG [H]

7 1 0
                                    

Kata yang dicetak miring adalah kutipan dalam hati

***

Lavenia menatap ke arah jalanan yang sepertinya bukan jalan menuju rumahnya, terlalu banyak gedung berjajar disini, "Lo mau kemana sih, Fan, daritadi ngga nyampe-nyampe, ini juga bukan jalan ke rumah Gue, Lo masih inget kan, jalan ke rumah Gue?"

"Gue mau culik Lo, udah diem aja napa sih," sahut Taufan yang tidak menjawab pertanyaan Lavenia.

Mobil yang mereka kendarai kini sudah sampai di basement perusahaan keluarga Taufan, Ju Company.

"Lo mau kemana, ini Gue gimana, Lo beneran mau nyulik Gue?" ucap Lavenia penuh kebingungan saat melihat Taufan melepas sabuk pengamannya, sedang Taufan malah tertawa sambil memegang perutnya.  

"Gue disini cuma mampir kok, sabar ya? ada wifi sama kipas portabel dibelakang jok sopir, kalo mau pake, pake aja, ngga gue sandi kok wifinya,"

"Bener nih ya?" tanya Lavenia memastikan

"Iya Sayang," ucap Taufan sambil sedikit mengacak rambut Lavenia

"Demi apa, Gue dipanggil sayang! sialan bisanya bikin baper doang ngga mau tanggung jawab" 

Pipi Lavenia berubah merah padam saat mendengar kata tersebut keluar dari mulut Taufan, "Baper ya?" ucap Tuafan enteng

"IYALAH, GIMANA NGGA BAPER COBA!"

Lavenia memalingkan mukanya menghindari kontak mata dengan Taufan, "Apaansih, gajelas banget, sono pergi, katanya mau mampir," ucap Lavenia 

"Bener nih ya, Gue tinggal," ucap Taufan

"Buru sana dah, Topan," usir Lavenia

Begitu Taufan meninggalkan Lavenia di mobilnya, Lavenia langsung mengambil kipas dan wifi seperti yang dikatakan Taufan, kipas ia langsung nyalakan karena memang setelah mesin mati, mobil menjadi sangat panas. Dilanjut wifi yang dinyalakan lalu handphone Lavenia sudah tersambung sebagai perangkat terdekat.

***

"Tuan Taufan, selamat datang saya diberitahu nenek anda, kalau anda akan datang, jadi kita akan menunjukkan beberapa hal yang perlu anda pelajari, pertama anda akan ditempatkan sebagai asisten direktur pemasaran, namun anda masih dalam pengawasan," tutur Sekretaris neneknya itu.

"Apa saya nanti juga dapet sekretaris? Seperti nenek saya?"

"Tidak Tuan, karena pekerjaan yang anda lakukan diperkirakan tidak akan sebanyak itu hingga memerlukan sekretaris," jelas perempuan itu, Taufan hanya membulatkan mulutnya membentuk huruf O yang cukup jelas. 

"Nona, bisa tidak jika saya minta satu permintaan sebagai ganti saya ngga dapet sekretaris?"

"Selama saya bisa sanggupi, akan saya bantu," jelasnya

"Nanti pas ngenalin saya, kenalin aja sebagai mahasiswa magang rekomendasi kampus terkenal, jangan sebagai cucu presdir,"

"Sepertinya saya bisa menyanggupinya, untuk hari ini, saya akan tanya nanti ke nenek anda," perempuan tersebut kemudian masuk keruangan Presdir Ju, meminta seperti ucap Taufan tadi. Dan akhirnya mendapat persetujuan.

Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka yaitu perkenalan.

"Berikutnya para staff, saya perkenalkan disini ... ," ucap sekretaris tersebut panjang lebar serta tinggi, sudah seperti satuan volume saja.

Penjelasan yang panjang itu pun hanya diangguki oleh Taufan, Taufan mengingat beberapa dari para staff karena sudah mengenalnya dari smp. Tapi tidak dengan staff-staff yang terlihat berusia muda.

My Physics GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang