yeri, mingi dan changbin hanya berjalan mengitari gedung serba guna tersebut. mereka benar-benar tidak tahu harus apa. sudah menghidupkan senter milik yeri—milik yugyeom maksudnya—dan senter ponsel juga dan mereka hanya berjalan-jalan mengitari gedung serba guna itu.
"kalo kayak gini terus, we got nothing." celetuk yeri begitu ia sadar dengan apa yang telah mereka lakukan.
mingi dan changbin berhenti berjalan. "nyatanya emang disisi kiri bangunan sekolah nggak ada apa-apa kan?" sahut changbin.
"bukannya disini tempat mark dibunuh ya?" tanya mingi.
yeri dan changbin bergeming, tidak menjawab. mereka tidak yakin apakah gedung serba guna yang mereka datangi saat ini merupakan tempat tragedi mark atau bukan.
indera penglihatan changbin tertuju pada sebuah tempat dimana terdapat sebuah meja diatasnya. yeri yang menyadarinya pun segera bertanya.
"lo liatin apaan dah bin? serius banget nyampe segitunya."
"itu, gue liat putih-putih."
"PUTIH-PUTIH APA??" teriak mingi histeris.
changbin tidak menjawab dan segera mendekati benda tersebut. ia mengambilnya lalu berbalik badan. yeri yang melihat barang tersebut hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "duh, gi. cuma kertas itu ilah. bukan yang kakinya terbang terus rambutnya panjang itu bukan."
"JANGAN MAKIN BIKIN GUE PARNO DEH YER, ALLAHU."
yeri mengernyitkan dahinya. "apa sih gi?badan doang gede, nyalinya seuprit."
"gue kok kayak kenal tulisan ini ya?" ucapan changbin barusan berhasil membuat mereka semua terdiam.
yeri dan mingi berjalan mendekat untuk ikut melihat tulisan tersebut. "lo jadi yang selanjutnya. hah? apaan dah maksudnya?"
"yang nemu kertas ini yang dibunuh selanjutnya. gitu kali maksudnya." jawab mingi.
hening beberapa saat hingga tiba-tiba mingi kembali teriak histeris. "LAH, CHANGBIN DONG KORBAN SELANJUTNYA?"
"JANGAN NAKUTIN LAH GI. LO DOAIN GUE MATI?" sahut changbin sambil berteriak pula.
"YA NGGAK GITU. CUMA BERSPEKULASI."
"SPEKULASI LO SEREM BEGO."
"DIEM WOY BOCAH." teriak yeri yang berhasil membuat baik changbin maupun mingi langsung menutup mulut mereka.
yeri berusaha menelaah lebih dalam lagi tulisan dan kertas tersebut. bahkan ia sampai menyipitkan kedua matanya, berharap ada sesuatu yang terdapat di kertas tersebut. namun, hanya nihil yang ia dapat.
"coba mana kertasnya, gue mau selidiki nih." kata mingi sambil menjulurkan tangan kanannya ke yeri.
"hilih sok." cibir changbin.
"lu gue ketok make sepatu gue nih lama-lama." mingi menggeram.
"sok atuh, ketok kepala gue sini ketok."
yeri bener-bener pusing menghadapi dua orang yang sedang bersamanya ini. benar-benar kekanak-kanakkan, yeri lelah dengan semua ini.
"berantem mulu ah lo pada, cape gue dengernya. nih gi kertasnya." ucap yeri seraya menyerahkan kertas tersebut.
mingi dengan senang hati mengambil kertas tersebut. ia mulai membaca ulang dan memperhatikan tulisan tangan tersebut. ia bahkan sampai menyipitkan kedua matanya.
"nggak usah disipitin lagi tuh mata gi, nggak bisa melek lo ntar." cibir changbin.
"lo nggak ngajak gelut gue sedetik aja bisa nggak sih bin?" ucap mingi dengan nada lelah.
"nggak bisa, gue kemusuhan sama lo." jawab changbin santai.
mingi hanya menghela napas pelan. ia kembali memfokuskan pikirannya pada kertas tersebut, tidak terlalu memikirkan ucapan changbin. ia merasa ia mengenali tulisan tangan tersebut. tiba-tiba, bayangan seseorang muncul dibenaknya.
mingi meremat kertas tersebut.
"JANGAN DIREMAT KERTASNYA GI." teriak changbin panik.
mingi hanya menengok, lalu pandangannya beralih ke tangannya sendiri.
"mingi kalo marah serem gan." kata changbin, menciut.
yeri dalam hati setuju dengan kata-kata changbin. "lo.., lo tau siapa yang nulis atau yang punya tulisan tangan itu gi?" tanya yeri.
mingi tidak menjawab. ia membuka kembali kertas yang sudah ia remat itu. "dua kemungkinan, gue harap bukan dia." jawab mingi.
"d-dia siapa?" tanya yeri lagi.
mingi mengambil napas dalam-dalam sebelum mengucapkan sebuah nama.
"son chaeyoung."
TBC
pendek ya kawan, aku lagi ga enak badan padahal lagi puasa, hshs
terus aku juga lupa mau up cerita ini, maafkan daku
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVE • 99L [✔]
Fanfiction[ SELESAI ] "I .. I don't understand." ©moonchaey, 2020