"gue bukan leader yang baik." gumam yunho.
gumaman yunho dapat didengar oleh san. "nggak, lo jangan merasa bersalah gini. gue yang salah, harusnya gue nggak kesulut emosi." kata san.
"nggak, gue yang salah. udah jelas-jelas bukti yang ada ngarah ke gue semua, emang harusnya gue nyerahin diri ke polisi aja." sahut chaeyoung.
"lo ngomong gitu lagi gue bakar ntar chae." ucap san.
yeosang menghela napas panjang.
"udah jangan pada nyalahin diri sendiri. gue tau bukan elo pelakunya chae. gue tau lo dari lama, yunho juga. lo udah berusaha seenggaknya, dan san. gue tau lo nggak bisa ngatur tempramen lo. nggak semuanya salah kalian." ucap yeosang, menenangkan.
mingi tiba-tiba datang dari arah lapangan. "hey," panggilnya begitu ia sampai di taman belakang sekolah.
keempat manusia tersebut menolehkan kepala mereka masing-masing.
mingi mendekat perlahan. "maaf buat yang di lapangan tadi. gue selalu nggak bisa ngendaliin diri gue sendiri pas lagi emosi." ucap mingi sambil menundukkan kepalanya.
mereka berempat tersenyum tipis begitu mendengar alasan mingi. semua orang dalam lingkungan persahabatan mereka tahu jika mingi dan san sama-sama tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri saat mereka marah.
yeosang berjalan mendekat ke arah mingi. "no need to be sorry bro, we already knew it." ucap yeosang sambil merangkul pundak mingi.
mingi mengangkat kepalanya, mengerjapkan kedua matanya. "jadi, gue dimaafin?"
"jangankan elo gi, mereka berempat juga udah gue maafin kok." jawab chaeyoung sambil tersenyum tulus.
"hati lo terbuat dari apa sih chae?" celetuk san, menatap sendu ke arah chaeyoung.
chaeyoung hanya tersenyum menanggapi ucapan san.
"tapi chae, gelang kalian, kalung . . ."
"nggak papa, gue masih bisa buat lagi kok, lagian gue buat itu iseng-iseng aja. gue mana tau kalo kalian bakalan make itu. tiga tahun lamanya masih kalian jaga, udah lebih dari cukup buat gue seneng."
jadi yang buat tanda sahabat itu tzuyu atau chaeyoung?
"jadi yang buat tanda itu sebenernya chaeyoung apa tzuyu dah?" mingi bertanya kebingungan. sama dengan yunho.
"chaeyoung, yang ngasih ke kalian emang tzuyu. kok nanya? gue kira tzuyu udah ngasih tau." jawab san.
yunho dan mingi menggelengkan kepalanya. "tzuyu bilang dia yang buat." kata mingi sambil melihat kearah gelang yang melingkar dipergelangan tangannya.
"iya, gue yang nyuruh tzuyu ngomong gitu." kata chaeyoung.
"kenapa ilah chae?" yunho yang baru mengetahui fakta tersebut protes.
chaeyoung mengangkat kedua bahunya. "pengen aja? nggak tau, emangnya kenapa kalo gue jujur?"
"nggak, nggak ada apa-apa."
kesunyian menyelimuti mereka berlima. hingga tiba-tiba chaeyoung ingat jika masih ada barang bukti yang berada ditangannya. ia benar-benar lupa untuk menyerahkannya kepada wooyoung.
"rambutnya lupa gue kasih!" seru chaeyoung.
"rambut siapa chae?" tanya mingi dan san, hampir berbarengan.
chaeyoung menggelengkan kepalanya, tanda bahwa ia tidak tahu. "tapi ini bisa jadi bukti buat cari tau siapa pembunuhnya. ayo samperin mereka berempat!" kata chaeyoung bersemangat, melupakan satu fakta bahwa sekitar dua puluh menit yang lalu mereka tengah bertengkar.
"lo mau diserang sama mereka lagi chae? tolong ya, gue tau itu bukti berguna banget soalnya itu barangnya berupa rambut, tapi kalo nyampe ngeliat temen gue diserang kayak tadi, sampe bertubi-tubi nggak ngasih waktu buat menjelaskan, mending jangan kalo masih pengen liat sekolah dalam keadaan sama." jelas san, tersirat amarah pada sorot matanya.
"tap-tapi buktinya..."
"iya chae, tau, itu penting banget. tapi turutin aja apa kata san. gue tau salah satu dari mereka ada yang punya atau sudah menyusun rencana. tunggu waktunya aja." kata yeosang.
chaeyoung menghela napas berat, menuruti ucapan san dan yeosang yang menyuruhnya untuk tetap berada di area taman belakang sekolahnya. lagipun, chaeyoung sedang tidak ingin berargumen saat ini, chaeyoung lelah fisik dan mental.
mereka berlima hanya berharap pelakunya akan segera ditangkap, hanya itu. mereka tidak membayangkan akan ada perpecahan diantara kesembilanan dari mereka. siapapun tak ada yang menyangkanya.
hingga tiba-tiba, suasana sunyi nan mencekam yang menyelimuti mereka beberapa menit itu sirna akibat suara sirine mobil polisi yang bergerak mendekat. mereka saling pandang, siapa yang menelpon polisi?
dengan segera mereka berlima kembali ke lapangan upacara. mereka melihat teman mereka seperti sedang menjelaskan sesuatu kepada sang polisi, lalu salah satu dari mereka melihat ke arah chaeyoung, yunho, mingi, san dan yeosang berdiri. ia lantas berlari ke arah mereka berlima lalu menarik tangan chaeyoung untuk mendekat kesana.
chaeyoung pun hanya pasrah tangannya ditarik begitu saja oleh changbin. san, yunho, yeosang dan mingi ikut berlari mengikuti mereka dari belakang.
"dia pelaku terduga untuk kasus ini bang." lapor changbin pada sang inspektur—mark tuan.
"heh! jangan asal nud—" ucapan san terhenti karena mark mengangkat tangan kirinya.
"kalau dari bukti yang ada memang dia bisa jadi terduga. ada bukti lain?" tanya mark pada mereka.
"ada." ucap wooyoung dan chaeyoung berbarengan.
"eh?" lagi, wooyoung dan chaeyoung mengucapkannya berbarengan.
"boleh saya minta buktinya?"
chaeyoung mengangguk dan menyerahkan beberapa helai rambut tersebut. wooyoung, changbin, yeri dan tzuyu terkejut melihat bukti yang diberikan oleh chaeyoung.
"tepat sekali, bukti yang saya butuhkan selain sidik jari, untuk mencocokkan. hongjoong! jinyoung! segera periksa beberapa helai rambut ini!"
hongjoong dan jinyoung yang mendapat perintah tersebut mengangguk dan mengambilnya dari tangan mark.
"ada lagi?"
wooyoung tampak menimang-nimang, apakah ia harus memberikannya atau tidak. hal itu membuat seluruh orang yang berada di lingkup tersebut sangat penasaran dengan bukti yang ada pada wooyoung.
"tunggu hasil dari tim forensik aja deh bang."
mark mengangguk, ia tetap berada disana hingga sekitar empat puluh menit kemudian ia mendapat kabar dari hongjoong dan jinyoung. dna yang ada pada rambut tersebut dan sidik jari yang ditemukan pada mayat mark lee cocok.
wooyoung menghela napas lega. "oke, ini buktinya."
mereka semua mendekat, wooyoung ternyata mengeluarkan sebuah kamera.
dan disana, terputar satu video,
video yang membuat mereka semua menutup mulut mereka sendiri.
TBC
NONTON APA ITU HEH? LAGI PUASA
nggak, canda
satu part lagi+epilog, cerita ini resmi selesai!
anw thx buat 1k reads nya-!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVE • 99L [✔]
Fanfiction[ SELESAI ] "I .. I don't understand." ©moonchaey, 2020