sudah dua hari semenjak kematian yeonjun. tiba-tiba sekolah kembali dikejutkan atas kematian salah satu siswi kebanggaan mereka, Kang Mina.
"wah gila. yang bunuh ngincer murid yang berprestasi anjay." ucap mingi yang masih membuka sebuah kanal berita yang melaporkan kejadian tersebut.
"kejadiannya terjadi di malam hari lagi." celetuk san. "ada yang nggak beres." sambung san.
"gue mulai penasaran sama pembunuhnya." kata wooyoung.
yunho mengangguk setuju. "kematian mereka berdua nggak wajar. banyak anggota tubuh yang rusak, terlebih kang mina. organ tubuh bagian dalamnya rusak parah."
"yang paling aneh itu, gimana bisa mereka berdua masuk ke area sekolah? harusnya pak wonpil abis denger kabar yeonjun yang nggak mengenakkan itu mulai mengetatkan penjagaan sekitar sekolah dong?" ucap chaeyoung, menyuarakan pendapatnya.
"bukannya pak wonpil cuti ya, abis kejadian yeonjun itu? otomatis nggak ada yang jaga sekolah dong." celetuk yeri.
yeosang membulatkan kedua matanya. "masa? guru piket sekalipun?" tanya yeosang, tidak percaya.
"enggak, ini bukan sekolah jepang yang ada guru piket tiap malem." jawab tzuyu.
changbin mengetuk-ketuk meja. "coba kita sangkut pautkan kejadian yeonjun dan mina. atau, personaliti keduanya deh."
mereka semua mulai berpikir.
"sama-sama anak ipa." celetuk san.
"berprestasi." sahut tzuyu.
"guru-guru sayang mereka." kata yeri.
"kejadiannya terjadi di malam hari." ucap yunho.
"mereka berdua populer di sekolah." ujar chaeyoung.
"anggota tubuh mereka sama-sama ada yang rusak." yeosang menambahkan.
"pembunuh menggunakan pisau, dilihat dari luka yang didapat dari kedua korban." sambung wooyoung.
mingi tidak berniat menambahkan. toh, hampir semuanya sudah dikatakan oleh teman-temannya itu. ipa, prestasi, disayangi, malam, populer, rusak dan pisau.
tunggu. pisau?
mingi ingat betul jika wooyoung pernah mengatakan jika ia memiliki fobia dengan darah. tidak mungkin kan, fobia nya hilang dalam kurun waktu tiga bulan sejak ia mengatakannya?
bahkan saat para petugas sedang meng-evakuasi mayat mina, wooyoung bahkan tidak melihat ke arah tersebut. wooyoung terus saja memalingkan wajahnya.
mingi tidak mau berspekulasi terlebih dahulu. biarkan ia menyimpannya dalam hati. "gi? lo kenapa dah?" yunho menyadarkan lamunan mingi.
mingi tersadar. "apa? gue kenapa emang?"
"lo diem mulu dari tadi. ada yang ganjel di hati lo? omongin aja." jawab wooyoung.
mingi spontan menggelengkan kepalanya. "eng .. enggak kok. cuma mikir gimana caranya si pembunuh bisa ngebunuh secara brutal kayak gitu."
"kalo ada jiwa psikopat mah, mereka biasa-biasa aja gi. beda lagi kalo wooyoung, ngeliat darah aja langsung ngacir dia mah." kata changbin.
tzuyu teringat ucapan wooyoung beberapa menit yang lalu. "omong-omong lo kok bisa menyimpulkan kalo pembunuh make pisau dalam melancarkan aksinya, young?" tanya tzuyu.
terima kasih tzu, sudah menyuarakan isi hati ku, batin mingi.
"simpel. petugas kepolisian nya kawan gue. salah satu dari mereka bilang kalo mereka berdua ditikam make pisau dilihat dari luka yang didapat."