ALIVE - 1O

762 154 21
                                    

"hah? apa bin? pengkhianat? siapa yang lo bilang pengkhianat?"

"nggak usah mengelak lagi deh. elo kan yang bunuh keempat temen kita? emang busuk banget lo ya. heran gue, kok bisa gitu gue temenan sama lo." balas yeri sambil menunjuk lawan bicaranya.

"jaga omongan lo yer, dia nggak mungkin ngelakuin hal kayak gitu." san terus membela chaeyoung.

"diem lo." kata changbin dan san membalasnya dengan memberikan death glare.

chaeyoung yang merasa dirinya ditunjuk hanya terdiam. "hah? gue? kok? apa bukti lo pada buat nuduh gue?" tanya chaeyoung, berusaha menenangkan dirinya.

tzuyu mengangkat hoodie putih dan dua kertas yang ditemukan dua tim lain tinggi-tinggi. "hoodie ini punya lo kan? nggak perlu lo jawab, tanda stroberi di hoodie ini udah cukup jelas buat mengarah ke elo, dan liat, ada darah disini. darah korban? bisa jadi. dan, dua kertas ini. ini tulisan lo kan? dan, lo berusaha ngancem make beginian doang? cuma anak kecil yang bakal takut." serbu tzuyu tanpa ampun.

"jaga ucapan lo chou tzuyu!" seru yunho.

chaeyoung mengangkat tangannya, menenangkan yunho. chaeyoung mengakui itu memang hoodie miliknya sendiri, tapi chaeyoung sendiri beberapa minggu terakhir sedang mencari hoodie tersebut. hadiah pemberian, karenanya ia sangat menjaga barang tersebut.

chaeyoung dengan cepat merampas kertas yang dipegang oleh tzuyu. ia memerhatikan tulisan tersebut dengan seksama. yunho dan yeosang juga ikut melihat.

"perasaan gue lo ganti cara tulisan dah chae."

"i-ini bukan tulisan gue." kata chaeyoung dengan lantang.

yeri tersenyum meremehkan. "bukan tulisan elo hah? udah deh, lo nggak usah ngelak lagi. kalah telak lo. serahin diri ke polisi aja susah amat, nih polisinya udah ada disini nih." kata yeri sambil menunjuk wooyoung.

"gue jujur! gue nggak berusaha ngelak! ini emang bukan tulisan gue! oke, dulu gue nulisnya emang begini tapi gue udah ganti cara nulis karena capek ngukir-ngukir tulisan kayak begini!"

"OMONG KOSONG TAU NGGAK? SEMUA BUKTI YANG ADA ITU UDAH NGARAH KE ELO!" bentakan wooyoung membuat chaeyoung tersentak kaget.

"lo nggak seharusnya ngomong kayak gitu ke cewek, young." ucap yeosang.

wooyoung tersenyum miris. "gue nggak peduli! dia udah bunuh yeonjun! dia yang bunuh mina! dia yang bunuh mark! dia juga yang bunuh arin! apalagi? udah jelas dia pembunuhnya!"

yeosang menatap lurus ke arah mata wooyoung. entahlah, yeosang dapat menyimpulkan bahwa di mata wooyoung menyiratkan sebuah kebohongan. san sempat melakukan hal yang sama seperti yeosang, dan san juga sepertinya merasakan hal yang sama seperti yeosang.

"enggak, chaeyoung nggak mungkin bakal sekejam itu ke orang. lo pada tau sendiri chaeyoung nggak pernah berani megang pisau. kita semua tau chaeyoung nggak pernah dendam ke orang." yunho berusaha melindungi teman kecilnya itu.

"buta. cinta emang membutakan ternyata." celetuk mingi, biasa saja, namun kata-katanya mampu menusuk ke hati.

tzuyu mengangkat wajahnya. "lo belain dia yun? wah, lo pada di sihir apaan dah sama ni orang. apa jangan-jangan, lo, sama lo, suka sama chaeyoung? iya? kalo iya, bener kata mingi. cinta bisa membutakan ternyata." ucap tzuyu sambil menunjuk san dan yunho sambil bertepuk tangan.

"atau jangan-jangan mereka bekerjasama." ucap mingi lagi, menambahkan.

"pertemanan kita sampe sini aja udah. gue muak ngeliat orang munafik kayak lo pada." ujar changbin.

"bego. asal ngomong. I bet you'll be regret what you'd said." sahut yeosang masih dengan sorot matanya yang tajam.

baik chaeyoung, yunho, san, bahkan yeosang sudah tersulut emosi. hingga tanpa sadar yunho menarik gelang yang tersangkut ditangannya, membuangnya didepan banyak pasang mata. tak ada yang menyangka ia akan melakukannya.

"fine. berakhir sudah kisah kita disini. gue juga nggak mau berurusan sama kalian lagi." yunho meninggalkan lapangan, bergerak menuju taman belakang sekolah.

chaeyoung menarik paksa kalung yang ada di lehernya, membuangnya di tempat yang sama dengan gelang milik yunho. "kalo mau nyerang gue ya nyerang gue aja, nggak usah pake bikin hipotesis goblok nan tolol kayak gitu, apalagi nyampe bawa temen-temen gue."

yeosang juga melakukan hal yang sama pada gelangnya. "gue nggak nyangka lo semua bakal kayak gini." ucap yeosang dingin seraya meninggalkan area lapangan.

san pun sama. ia membuang gelang tersebut tepat di tempat yang sama dengan gelang yunho dan yeosang, dan kalung chaeyoung berada. "LO. SEMUA. EGOIS." teriak san lalu segera berlari.

"nyesel gue temenan sama lo san."

tapi tiba-tiba san berhenti berlari. sepertinya ia mampu mendengar suara milik wooyoung itu. "gue enggak tau apa yang lagi atau udah lo rencanain, tapi lo pikir lo bisa dengan mudah membohongi gue?

dan gue lebih menyesal daripada elo, jung wooyoung." sambung san lalu ia segera berlari meninggalkan area lapangan.

benar-benar diluar kendali. chaeyoung bahkan sampai lupa untuk menyerahkan beberapa helai rambut yang ia temukan bersama yunho dan yeosang tadi kepada wooyoung.

mereka berlima hanya berdiri mematung. menatap kepergian satu persatu keempat temannya tersebut. lalu menatap benda yang saat ini berada di tanah.

"gila. nggak bisa ngehargain kerja keras orang banget. susah-susah tzuyu buat." kata yeri.

oh, benarkah tzuyu yang membuatnya?

tiba-tiba mingi mengacak rambutnya frustasi. wooyoung yang 'terlihat' masih tersulut emosi itu bertanya pada mingi.

"harusnya gue bisa nahan diri gue sendiri." ucap mingi lantas ia berlari ke taman belakang tanpa menghiraukan keempat temannya yang lain dibelakangnya.

"apasih spesialnya tuh cewek? kayaknya dari dulu dijaga bener." celetuk tzuyu kesal.

yeri berdiri sambil berkacak pinggang, changbin berdiri sambil memijat kepalanya, tzuyu mengepalkan kedua tangannya dan wooyoung..., entah apa yang sedang ia lakukan sekarang tapi ia sedang menyeringai tanpa ada orang disekitarnya yang menyadari.

wooyoung mengecek jam tangannya. mereka berargumen hingga satu setengah jam lamanya. sudah hampir lima jam mereka semua ada di sekolah.

"mau ngapain lagi kita?" tanya changbin.

wooyoung mengangkat kedua bahunya. yeri pun segera duduk di tanah tersebut tanpa memikirkan apakah bajunya akan kotor atau tidak.

"tinggal nunggu waktu aja." ucap wooyoung.

tzuyu yang berdiri tidak jauh dari sana bertanya. "maksud lo?"

wooyoung hanya memberikan senyuman misterius sebagai jawabannya.





































TBC

chaeyoung pelakunya?

yakin?

ALIVE • 99L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang