Curhat

344 57 8
                                    

Dap









Dap









Dap

"KIM MINJU!!"

Minju menoleh ke belakang dan terkejut saat Hyunjin berlari ke arahnya dan memegang lengan Minju erat.

"Gua butuh temen curhat" ucap Hyunjin.

Minju menganga masih terkejut, "ck! Dasar labil! Tapi sayang gua udah gak berminat jadi temen curhat lo" Minju melepas tangan Hyujin yang memegang lengannya.

Minju kembali berjalan seperti biasa dan tidak menghiraukan Hyunjin. Hyunjin berjalan mendekati Minju lalu menarik paksa lengannya.

"Duhh Hyunjinn apa-apaan sih!" Kesal Minju saat Hyunjin menarik paksa lengannya ke suatu tempat. Minju hanya bisa pasrah.

Ternyata Hyunjin membawa Minju ke sebuah jembatan kota. Pemandangan dari jembatan kota sangatlah indah. Tanpa sadar senyuman terukir di wajah cantik Minju.

"Lo suka?"

"Hmm"

"Bagus deh"

Minju menoleh ke Hyunjin, ia melihat Hyunjin yang menatap ke depan dengan senyuman tipis.

"Lo ada masalah?" Tanya Minju menatap Hyunjin.

Hyunjin menurunka kedua sudut bibirnya perlahan,lalu menoleh ke Minju, "hmm seperti yang lo lihat"

Minju manggut-manggut, "ada masalah apa? Mungkin gua bisa bantu" ucap Minju tersenyum.

Hyunjin menghela napas panjang, "lo tau kan mama gua lagi koma dirumah sakit?" Minju mengangguk.

"Mama gua udah koma dari 1 tahun yang lalu sejak kecelakaan di mobil bareng papa gua" ucap Hyunjin.

"Terus papa lo kemana?"

"Dia meninggal di hari kecelakaan, hanya tersisa mama gua yang koma. Gua terpukul banget saat itu karena di tahun itu gua lulus SMA dan akan kuliah karena biaya rumah sakit yang mahal akhirnya gua dengan terpaksa jual rumah dan tabungan kuliah gua untuk biaya rumah sakit mama" lanjut Hyunjin.

"Tapi sekarang gua udah gatau gimana harus cari uang lagi buat biaya rumah sakit mama, uang kerja gua gak cukup buat biaya rumah sakit mama karena kan gua cuma lulusan SMA, gua gak bisa berharap gaji gua besar"

"Dan hari itu lu datang dan bilang akan bayar semua biaya rumah sakit mama dengan syarat gua jadi pacar bayaran lo, tapi gua terlalu gengsi buat nerima tawaran lo itu" jelas Hyunjin menunduk.

Minju menatap sendu Hyunjin yang menunduk. Minju menepuk bahu kiri Hyunjin, "gua bisa bantu lo kok jin, jadi lo gak usah gengsi ke gua, gua temen lo yang siap bantu lo kapan aja, jangan sungkan" ucap Minju meyakinkan Hyunjin bahwa ia bisa membantunya.

"Makasih ya ju, gua pinjem dulu deh uang lu, kalo gua udah dapat kerja yang lebih baik, gua pasti balikin lagi ke lo" Hyunjin menatap Minju dengan senyuman tipisnya. Minju membalas dengan anggukan.






















Hyunjin dan Minju duduk di sebuah bangku taman yang ada di rumah sakit.

"Makasih banyak ya ju, gua berhutang budi banget sama lo" ucap Hyunjin.

Minju tersenyum dan terkekeh,"udah berapa kali sih lu bilang makasihh"

Hyunjin hanya tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Tapi jin, lo kan hutang budi sama gua, jadi-- untuk membayar hutang budi itu lo harus jadi pacar bayaran gua, tenang aja gua bayar kok, benerann" kata Minju menepuk bahu Hyunjin.

Hyunjin mengangguk dengan cepat, "tentu saja kalo itu bisa bayar hutang budi gua ke lo, gak dibayar juga gapapa ju, lo udah baik banget"

"Oke! Jadi sekarang kita pacaran?"

"......."

"Maksudnya kita sekarang jadi pacar bayaran?"

"Hmm"

"Tapi gua gangerti cara pacaran jin"

"Lo gak pernah pacaran?"

Minju menggeleng lemas. Miris sekali hidupnya. Hyunjin terkekeh,"sama dong!"

Minju melongo,"lo belum pernah pacaran??"

"Lo juga" balas Hyunjin tak mau kalah.

Minju juga terkekeh, berarti nasib mereka sama selama ini.

"Lo kenapa masih jomblo?" Tanya Hyunjin.

Minju tersenyum,"gak ada yang suka sama gua jin, cowo-cowo itu cuma mau harta gua doang. Kalo lo? Kenapa jomblo?"

"Gua gak mau pacaran aja, lebih suka sendiri" jawab Hyunjin.

"Lo juga gak punya temen?"

"Gak, banyak orang yang gak suka sama gua"

"Kok kita sama?" Celetuk Minju.

"Dih, lo aja!" Hyunjin berdiri dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Minju.

Minju berdiri, "EH HYUNJEN KURANG AJAR YA LO!"

Pacar Bayaran ; Hyunju [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang