Beberapa minggu setelah pesta yang diadakan Minju waktu itu, ia merasa lebih senang dan bahagia. Mungkin karena bisa berkumpul dengan teman-temannya atau ungkapan Hyunjin saat mabuk itu? Entahlah, sekarang Minju menjadi lebih sering tersenyum karena Hyunjin lebih sering bertemu dengannya dan menelfonnya setiap malam.
Hidup Minju yang tadinya kesepian, menjadi lebih menyenangkan sejak datangnya Hyunjin dalam hidupnya. Karena pertemuan tidak sengaja dan pikiran gila yang datang di otak Minju tersebut menjadi hal yang sangat berharga sekarang.
Ia sama sekali tidak menyesal meminta Hyunjin menjadi pacarnya, ralat, menjadi pacar bayarannya. Yah, walaupun bayaran Minju tetep senang.
Drtt drttt
"Apa?"
"Ketemuan yuk ditaman biasanya"
"Ngapain? Gua sibuk"
"Halah paling juga sibuk ngemut permen, pokoknya sore jam 5 harus dateng, kalo gak dateng lo bakal nyesel seumur hidup"
"Lebay, iya iya"
"Bayy Minjuw"
"Bayy Hyunjen"
Minju segera menutup telfonnya sebelum Hyunjin ngomong 'bayy Minjuw' berkali-kali, udah kebiasaan si Hyunjin emang bikin orang kesel.
Sejujurnya Minju malas keluar sore ini, pengen rebahan aja dikasur, karena kemarin ia kerja lembur di kantor. Tapi kalo Minju gak dateng, Hyunjin bakalan ngambek kayak anak kecil gak dibeliin permen.
Minju menatap jam yang menunjukan pukul 16.15 , Masih ada waktu buat Minju tiduran.
Belum 5 menit Minju memejamkan matanya, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Minju bangun dari duduknya seraya mengumpat, siapa sih yang ganggu rebahannya?
Cklekk
"K-kak chuwi??" Pekik Minju senang seraya memeluk Chuwi. Chuwi membalas pelukan Minju dengan erat.
"Apa kabar,ju?" Tanya Chuwi setelah mereka selesai berpelukan.
Minju tersenyum,"baik-baik aja kok, kakak?" Tanya Minju balik, dibalas anggukan dengan senyuman khas Chuwi.
"Kakak kok gak bilang kalo mau kesini?" Minju menaruh kedua minuman di atas meja, kemudian duduk disamping Chuwi.
"Biar kejutan aja, kakak gapapa kan tinggal disini dulu?" Tanya Chuwi, Minju ngangguk dengan cepat.
"Ohya aku lupa kasih tau kakak. Mama sama papa menetap di Amerika dan perusahaan papa di korea aku yang nerusin" ucap Minju mengupas kulit kacang, lalu melahapnya.
Chuwi mengangguk, "kakak tau kok"
Drrtt drttt
Ponsel Minju bergetar. Tertera nama Hyunjin yang nelfon Minju.
"Woi minjuww lu dimana??"
"Apa sih?!"
"Gua udah nunggu ditaman nihh"
"Hah? Ohhh iyaa gua lupa bangett jinn, gua ganti baju duluu"
"Iya iya gece dingin banget ini diluar"
"Iya bawel!"
Minju mematikan telefonnya, dan menatap kak Chuwi yang lagi liatin Minju.
"Kak aku mau--"
"Udah pergi aja, kakak juga mau beberes dulu" ucap Chuwi. Minju langsung senyum senang dan lari ke kamar, ganti baju.
Hyunjin masih setia menunggu Minju ditaman, walaupun ia udah mati rasa karena kedinginan dan hari ini lagi turun salju, gak lebat kok.
"Ish Minju kapan dateng sih? Bisa mati beku gua" gumam Hyunjin memasukkan kedua tangannya di saku celana.
"WOY HYUNJENN" Pekik Minju dari kejauhan, Hyunjin noleh ke sumber suara, samar-samar dia bisa liat Minju lari ke arahnya.
Minju memegang pundak Hyunjin dengan napas yang memburu.
"Ah maaf g-gua te-telatt, tadi ada kakak g-gua dateng" Minju berusaha menjelaskan dengan napas yang terengah-engah.
Hyunjin mengenggam tangan Minju, "gapapa, ayo kita hangatin badan dulu, lu pasti kedinginan" Hyunjin ingin menarik Minju, tapi Minju menggeleng dengan cepat.
"Gua mau disini"
"Kenapa?"
"Gapapa, pengen liat salju di luar sama lo"
Hyunjin senyum, merangkul dan mengajak Minju duduk di bangku taman.
"Lo suka?" Tanya Hyunjin.
"Apa?"
"Saljunya"
"Iya"
"Kalo gua?"
"Hmm mikir- mikir dulu" ucap Minju diakhiri tawa kecil. Hyunjin mengacak rambut Minju.
"Ihh jangan acak rambut gua, ntar jelek!" Seru Minju, merapihkan kembali rambutnya yang barusan diacak Hyunjin.
"Biarin jelek"
"Ngeselin"
"Ntar kalo lu cantik, ada yang suka"
"Siapa?"
"Om om"
"Sialan" Minju ngejitak Hyunjin, si Hyunjin cuma ketawa doang.
"Manis banget asu" batin Minju.
"Jin dah malem nih, saljunya juga makin lebat, pulang yuk" ucap Minju. Hyunjin mengangguk.
"Tapi ada sesuatu yang harus gua bilang ke lo ju, dengerin baik-baik ya" Hyunjin memegang kedua bahu Minju, Minju ngangguk dan menatap Hyunjin serius.
"Ini mungkin bakal menjijikan dan semoga lu gak muntah" ucap Hyunjin, Minju terkekeh kecil dan semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan Hyunjin.
"Gua sayang banget sama lo ju bahkan mungkin cinta. Gua gatau lo punya perasaan yang sama kayak gua. Dan gua berharap lo punya perasaan yang sama kayak gua. Oke daripada kebanyakan bacot. Lo mau gak jadi pacar gua?"
Makasih yang udah baca dan vote
:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Bayaran ; Hyunju [✔]
FanficBerawal dari pertemuan tidak disengaja dan menjadi pacar bayaran. ● Note: cerita ini awal aku nulis, jadi maklum ya kalo berantakan. Aku juga masih belajar :)