Part 1-Silence Blue

35 13 1
                                    

Sebelum lanjut, tekan bintangnya terlebih dahulu☺🙏
Terima kasih.........

                    SILENCE BLUE
                          SOND13
                  ________________
Walker International Building, Manhattan – NYC. USA      6:42 PM
                       
                       *********
Pintu terbuka, Sean melangkah tergesa kearah meja di tengah ruangan. Berniat menghampiri pria ber stelan hitam yang tengah duduk membelakanginya. Sean sudah berada tepat di depan meja kerja tersebut, ia menatap nyalang pada pria yang masih sibuk berbicara dengan seseorang di telpon. Tanpa memedulikan kehadirannya itu.

Alex berbalik menghadap Sean, seraya meletakkan ponselnya di atas meja. Matanya menatap nyalang sang adik yang tengah menampilkan ekspresi serupa.

“Apa kau sudah kehilangan sopan santun mu?” sindir Alex sambil menangkupkan kedua tangannya.

“Apa berita itu benar?”tanya Sean langsung tanpa niat membalas sindiran yang di lontarkan oleh kakaknya tersebut.

Pertanyaan Sean sontak membuat dahi Alex berkerut bingung, ia mengankat sebelah alisnya dengan sorot mata penasaran. “Berita?” ulangnya.

Sean berdecak sebal, ia menghempaskan tubuhnya di kursi tepat di depan Alex. Dari jarak sedekat ini, Sean dapat melihat dengan jelas lingkaran hitam di bawah mata sang kakak. ‘Miris, bahkan waktu tidurnya pun sudah tidak ada!’ gumam Sean dalam hati.

“Jika memang tak ada hal penting yang ingin kau bicarakan, sebaiknya kau segera pulang!” perintah nya sembari membuka beberapa berkas yang sengaja ia abaikan sejak ada telpon masuk beberapa menit yang lalu.

Pandangan mata Sean kian menyipit, ia menyorot wajah lelah kakaknya itu tidak suka. Ia langsung melemparkan sebuah majalah bisnis yang sejak tadi ia simpan di balik jaket kulit yang ia kenakan.

Alex menghela nafas lelah, ia sangat-sangat-sangat ingin mengamuk saat ini. Namun, ia tak mempunyai cukup tenaga untuk melakukannya. Matanya menyorot Sean sekilas, kemudian beralih kepada majalah yang tadi di lempar oleh Sean dengan sangat kurang ajarnya ke atas meja kerjanya hingga menyebabkan beberapa berkas yang ada di atas meja kerjanya tersebut berhamburan ke lantai.
“Apa ini?” Alex bertanya pelan dengan sisa kesabaran yang masih ia miliki.

“Apa kau benar-benar bertunangan dengan model pakaian dalam itu?” Sean balas bertanya.

Alex membalik majalah bisnis itu perlahan, sebuah senyuman langsung terbit di bibir nya. Di sampul depan majalah, menampakkan potret dirinya yang sedang berlutut dengan kotak cincin dan seorang wanita berambut sepinggang yang berdiri menatapnya dengan pandangan mendamba yang sangat kentara.

“Well, aku tidak menyangka beritanya menyebar secepat ini!” ujar Alex dengan mata yang terfokus pada foto tersebut.

Sean mendecih tak suka, melihat senyum menggelikan yang kini sedang terpampang di wajah kakaknya itu benar-benar memuakkan. “Sejak kapan kau mengenalnya?”

Wajah Alex kembali menghadap Sean, ia meletakkan majalah itu disamping kirinya.  “Sebulan yang lalu!” ia berseru, “I guest?” katanya kemudian penuh keraguan.

‘Si bodoh ini, benar-benar!’ geram Sean dalam hati. “Kau ingin menikahi perempuan yang baru kau kenal dalam watu ‘sebulan’ ?”

Alex mengangkat bahu tak peduli, “Apa yang bisa dilakukan pria lajang sepertiku? Aku butuh seseorang untuk mengurus hidupku yang berantakan!” seru Alex acuh tak acuh sembari memunguti berkas-berkasnya yang tadi berjatuhan dengan wajah jengkel.

Sean terpaku mendengar jawaban Alex, ini untuk pertama kalinya Alex terdengar sangat menyedihkan ‘Hidup yang berantakan?’. Hah, yang benar saja!

“Kau tak mencintainya?” Sean berucap pelan, rasanya sangat aneh membicarakan soal cinta dengan Alex. Sangat aneh!

Lagi-lagi dahi Alex berkerut dalam, masih dengan wajah bingung nya. “Aku tidak peduli hal picisan seperti itu!” ucapnya kemudian.

   Namun setelahnya, gerakan tangannya yang dari tadi membolak balik berkas-berkas di hadapannya langsung terhenti seketika. Ia menatap Sean tajam, “Kau bukan salah satu fans nya kan? Atau kau memang menyimpan foto-foto pakaian dalamnya di ponselmu?” tanya Alex dengan wajah menyelidik.

Sean langsung bangkit berdiri, matanya menatap Alex berang. Sedangkan Alex tampak berusaha keras menahan tawanya.

   “Bajingan!” Sean mengumpat kemudian melangkah menuju pintu ruangan tersebut.

Alex langsung tertawa keras, “Dia kakak iparmu Sean, berhenti menyimpan foto-fotonya. Itu tidak sopan!” seru Alex dengan ekspresi jenaka.

Sean meremas gagang pintu kuat-kuat, ia benar-benar merasa dipermalukan. Dalam sekali sentakan Sean membuka pintu marmer tersebut dan menghempaskannya keras hingga tertutup sempurna di iringi dengan suara berdebam yang keras.

                            ¤¤¤¤
____________________________________
Jangan lupa tinggalkan jejak!
Krisar akan saya terima secara suka rela..
Silence Blue
©2020
Sond13

Silence BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang