Sebelum lanjut, silahkan tekan bintangnya terlebih dahulu☺🙏
Terima kasih....SILENCE BLUE
____________________
Mendoza Private Hospital, San Fransisco-California. USA 1.24 PM
*********
Two weeks later....Mata birunya mengerjap dengan retina yang masih berusaha untuk menyesuaikan setiap cahaya yang masuk ke matanya. Tubuhnya terasa sangat kaku saat di gerakkan, rasanya seperti tertidur bertahun-tahun tanpa bergerak sama sekali. Sangat menyiksa, infus yang melekat dilengan kanannya menimbulkan rasa nyeri yang amat sangat.
Dengan sekuat tenaga Sean berusaha mengangkat tangan kirinya bermaksud ingin membuka infus tersebut. Namun usahanya berakhir sia-sia, sama sekali tak bisa bergerak sedikitpun. Sean menghempaskan kepalanya kembali keatas bantal saat au antiseptic dan segala hal berbau di rumah sakit itu mulai menusuk indra penciumannya.
"Ini benar-benar sial! Kenapa aku bisa disini?" racaunya berusaha mengeluarkan amarahnya sendiri, bahkan saat berbicarapun tenggorokannya terasa sakit.
Sean menatap nyalang segelas air putih di nakas samping ranjang tempatnya kini tergeletak. Ia sangat ingin meraih gelas itu, namun lagi-lagi ketidak berdayaannya membuat Sean hanya bisa menelan ludah. Entah untuk percobaan yag ke berapa kalinya Sean menggerakkan lengannya dengan susah payah, disaat itulah ia merasa seperti menyentuh rambut seseorang.
Tepat di samping kirinya Sean melihat seorang gadis tengah terlelap dengan posisi duduk. Rambut brunette nya menutupi wajahnya yang sedang terlelap, "Hey! Kau."
Gadis itu bergumam sebentar merasa tidurnya terusik, kemudian ia menegakkan kepala nya menatap Sean. Matanya birunya langsung melebar sempurna, "Su-sudah sadar?"
Sean menatap gadis yang ternyata adalah adik sahabatnya itu tanpa ekspresi. 'Mia Adella Marshal? Untuk apa dia disini?'
"Jangan kemana-mana?" larangnya tepat saat gadis 20 tahun itu hendak beranjak.
Mia kembali mendudukkan dirinya, "Tapi aku harus memberitahu, Dokter Axcel!" tuturnya bersuara pelan.
"Aku tidak butuh siapapun!" Sean mengalihkan pandangannya kearah segelas air putih di atas nakas, "Aku hanya butuh itu!"
Mia menatap gelas yang dimaksud Sean, kemudian melangkah mengitari ranjang tempat pemuda itu berbaring.
Sean membuka mulutnya canggung saat Mia menyodorkan gelas itu tepat di depan bibir pucatnya, "Terima kasih!"
Mia mengangguk sekilas, rona merah di pipinya tak pernah hilang. Sean selalu memperhatikannya, rona merah itu selalu ada disana setiap kali mereka berdekatan seperti saat ini. Padahal kulitnya sangat putih bahkan nyaris pucat, seperti tak memiliki warna. Kecuali mata biru dan bibirnya yang merah merona.
Tiba-tiba Sean meringis kesakitan, hingga membuat gadis itu langsung meletakkan gelas yang masih bersisa separuh. Mia langsung berlari keluar ruangan setelah mengucapkan beberapa kata dengan suara lembutnya.
Sean membiarkan kepergian gadis itu dan memilih memejamkan matanya berusaha menghalau rasa sakit tersebut. Perlahan ia mulai mengingat kembali kecelakaan yang ia alami, truck-truck yang besar itu dan dinginnya teluk san fransisco. Dan pastinya pertunangan Alex dan Kendall, tentu saja!
Bagaimana Sean bisa melupakannya, dan jangan lupa wajah penuh air matanya itu.
Sakit dikepalanya semakin menjadi-jadi saat semua hal naas yang menimpanya itu erus berputar dikepalanya seperti kaset rusak yang menampilkan gambar yang berputar dan tak jelas setiap detiknya.
"Hah! Kenapa aku tidak melupakan semuanya saja."
LUPA! Kata itu cukup membuat Sean harus memutar otaknya dua kali, 'Tak ada salahnya kan?' batinnya ragu seiras dengan ekspresi wajahnya yang menampilkan hal yang sama. Lelah memikirkan hal yang sedang berkecamuk dipikirannya membuat Sean lebih memilih untuk menutup matanya perlahan.
¤¤¤¤
____________________
Jangan lupa tinggalkan jejak!!
Krisar akan saya terima secara suka rela
Silence Blue
©2020
Sond13

KAMU SEDANG MEMBACA
Silence Blue
RomanceThe Amazing cover by @lihanelv Bagaimana jadinya jika kekasih mu bertukar status menjadi kakak iparmu sendiri. Hal ini lah yang terjadi pada kehidupan Sean Allan Walker.. Ia yang selalu mencintai Kendall A. Hawkins harus merelakan kekasih nya terseb...