||00|| •Pembukaan•

20.8K 2.1K 1K
                                    

Boleh masuk ke kamar nomor berapapun. Tapi tolong, jangan kamar 13.
-H.

'°'°•.'* "°.•'°':- °•'~









"Bang, mau tanya. Boleh, nggak?"

Cabang pepohon rambutan bergerak seirama angin sore menyapa. Di teras depan, Hanbin mengisap teh lemon panas. Udara waktu senja begini lagi dingin. Langit mendung, pertanda mau turun hujan. Si Hanbin inisiatif menyeduh teh, hitung-hitung buat hangatin badan.

Daniel, si paling muda. Gigit-gigit bibir takut. Ucapannya barusan belum juga dapat respons. Abangnya yang satu ini malah keasikan merem sambil nikmatin tiap tetes teh lemon.

"Bang Hanbin!" Sebenarnya Daniel itu anak baik dan kalem. Tapi kalau sudah dikacangain begini, tanduknya muncul. Seram bukan main.

Si Hanbin kaget, kibas-kibas sambil melet-melet. Kesedak, lidahnya panas. Air yang dipakai baru turun dari kompor, celcius-nya tinggi. Mampus kau Hanbin.

Setelah merasa membaik, Hanbin akhirnya bersuara. "Tanya apaan, sih?!"

Daniel ragu. Ia garuk kepala, bingung memulai dari mana.

"Gue penasaran, Bang, kenapa kamar nomer 13 nggak boleh dimasuki?"

Jeduar!

Suara guntur mengagetkan dua cucu adam tersebut. Langit menggelap, hawa mendingin, angin menerjang menerbangkan beberapa dedaunan kering. Lampu neon menggantung, bergoyang-goyang terkena angin.

Hanbin atur sejenak detak jantungnya. "Ada suatu alasan kenapa kamar 13 nggak boleh dimasuki anak-anak kost."

"Kenapa, Bang?!" Daniel sangat antusias. Rasa penasarannya hampir terjawab jika saja hal ini tak terjadi.

"Bang, jangan mati!" seru Daniel heboh. Dia khawatir lihat Hanbin mendadak kejang-kejang hebat.

"Bang Hanbin!"

Daniel benar-benar kacau. Ia ketakutan setengah mati. Dari mulut Hanbin keluar busa putih, tubuhnya kaku dan menegang, kedua matanya melotot. Daniel ingin menolong, tapi ia tak berani. Ketakukan menjalar, Daniel tak mampu berpikir jernih.

"Siapapun tolongin, Bang Hanbin!! WOY!! TOLONG!" Sekeras apapun Daniel teriak akan percuma. Keadaan kost sedang sepi, penghuinya berpegian keluar. Daniel pikir hanya ia dan Hanbin seorang di sana.

"Bang Seon, tolong!!"

Gerbang kost terbuka, muka suntuk Seon yang pertama Daniel lihat. Anak itu tancap menghampiri Seon.

"Lo kenapa, sih?!"

Seon dibuat bingung dengan tingkah Daniel, seperti habis dikejar-kejar setan. Ia lelah, ingin istirahat setelah sibuk dengan tugas kampus.

"Bang Kambing, eh, Bang Hanbin kejang-kejang!!" teriak Daniel yang berhasil membuat Seon tersentak.

°'•* '. •.'°::'°







Hari Minggu, pukul 07.00 pagi. Anak-anak penghuni Kost Land pada berkumpul di depan halaman gedung. Semua berbaris rapi, memberikan salam perpisahan untuk sosok terhomat dan terpenting bagi kesuksesan terbentuknya Kost Land ini.

"Bang Yoongi baliknya kapan?" Taki, anak lima belas tahun. Cowok mungil dari dua puluh tiga anak kost yang paling merasa tak rela ditinggal pergi oleh abang favoritnya.

KOST LAND ||KAMAR 13||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang