"Kalian berdua hentikan!", terlihat seorang pria tampan berambut pirang menghalangi kami.
Dialah Minato, Yondaime hokage, dan ayah dari Naruto.
"Yondaime, sialan... Beraninya kau menghalangiku lagi", ucap kyuubi sambil mendobrak jeruji besi.
"Fuin", segel itu tertutup dan dia seolah tak memedulikan kyuubi.
"Naruto, kau sudah besar ya", ucap Minato.
Naruto yang baru pertama kali melihat ayahnya sendiri kebingungan. Di belakang kyuubi masih mengoceh tanpa henti.
"Disini berisik, kita pindah tempat dulu ya", ucap Minato kemudian memetikkan jari.
Kami pindah ke tempat yang cukup indah. Seperti ruang putih yang berwarna warni. Eh tapi tunggu dulu, kenapa aku ikut? Waduh, apakah aku merusak suasana.
Saat itu Minato mencoba menjelaskan situasinya dengan tenang. Tapi berbeda dengan Naruto, dia yang mendengar itu merasa marah. Air matanya mengalir tanpa henti. Dan kali ini dia memukul perut minato.
Dia mengutuki ayahnya sendiri, kenapa ayahnya menyegel kyuubi hingga semua orang membencinya dan dia menceritakan semua kisahnya. Minato tak berkata banyak dan hanya membalas.
"Aku yakin itu, karena kau anakku", jawabnya singkat.
Kemudian Naruto langsung memeluk erat Minato. Tapi apa fungsiku disini. Aku hanya mendengar tanpa berkata apapun.
Tapi tiba tiba Minato menatapku.
"Kau pria bermata uchiha. Ku titipkan anakku padamu ya. Semoga dia tak merepotkanmu", ucap Minato singkat.
"Apa apaan tou-chan, orang seperti ini menjagaku", Naruto membuang wajahnya.
"Hehe, ku mohon ya!", Minato tersenyum kemudian menghilang perlahan.
Dan kami kembali ke alam nyata. Kami masih tertarik ke dalam pusat jutsu. Aku tau kelemahan jutsu itu dan segera memerintahkan Naruto untuk menyerang cahaya putih di tengah sana.
"Naruto serang pusat jutsu, gunakan jutsu terkuatmu", ucapku.
Tanpa membantah, dia langsung mengeluarkan rasen shurikennya. Dan aku juga mengeluarkan susano'o ku. Sekarang wujudnya hampir sempurna terbalut daging. Dan sudah berbentuk setengah badan.
"PERINGATAN, CHAKRA ANDA HAMPIR HABIS", tiba tiba suara sistem menggangguku.
Aku kaget, baru kali ini aku menggunakan jutsu dan chakraku hampir habis. Berarti serangan ini adalah titik akhir. Ku pusatkan chakra ke susano'o ku. Sebuah tombak hitam di balut api hijau berada di tangan susano'o ku. Iya, senjata susano'o ku adalah tombak. Berbeda dengan sasuke yang panah dan itachi yang menggunakan pedang.
Jutsu kami terbang menuju pusat jutsu shinra tensei.
"DUARR", sesuatu meledak. Dan batu batu yang mengambang tadi perlahan berjatuhan lagi.
Pain yang melihat itu kaget dan mencoba melarikan diri. Kami mencoba mengejarnya, tapi saat aku melompat aku terjatuh. Sepertinya chakraku sudah habis.
Naruto menghentikan langkahnya karena melihatku terjatuh. Tapi aku memaksamya untuk mengejar Pain.
"Kau tak apa Kei", tanya Naruto.
"Jangan pedulikan aku, aku haya kehabisan chakra. Cepat kejar Pain!", ucapku.
"Baiklah", dia langsung berlari. Dan seketika semua gelap.
***
"Kei bangun!", sebuah tangan lembut menampar pelan pipiku.
Saat ku buka mata, seorang gadis bermata biru safir duduk di sebelahku.
"Naruto, jangan mengganggu pasien", disisi lain ku lihat Sakura sedang marah.
Ku lihat seisi ruangan. Ternyata rumah sakit. Dan tubuhku dibalut perban.
"Dimana aku?", aku linglung.
Tapi aku teringat aku da Naruto melawan Pain dan..., "Eh Naruto bagaimana dengan Pain", aku langsung duduk.
Karena panik aku lupa kalau aku sedang sakit. Ternyata badanku ngilu semua dan rasanya sangat lemas. Jadi beginikah rasa kehabisan chakra. Pantas saja Kakashi selalu dirawat setelah memakai sharinggan.
"Sudah ku urus", jawab Naruto sambil tersenyum. Dia terlihat sangat lembut dan mengelus rambutku.
Kemudian dia menceritakan semuanya dan dia memilih tak membunuh Nagato. Tapi Nagato memilih menghidupkan semua orang di konoha kembali. Dan hasilnya dia mati. Yah begitu pula yang terjadi di anime.
Aku lega semua beres sesuai keadaan aslinya. Tapi tubuh ku harus dirawat beberapa minggu. Dan saat ini Naruto terlihat berbeda, dia merawatku dengn lembut tak seperti biasanya.
Disisi lain ku lihat Sakura juga sangat memperhatikanku. Sungguh aku beruntung dirawat dua kunoichi manis seperti mereka. Rumah sakit terasa bagai surga bagiku kini karena kehadiran mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASTER CRACK IN NARUTO'S WORLD
FanfictionKei Yoshida, seorang budak corporate yang selalu merasa menderita. Pada suatu hari saat dipaksa lembur, dia melihat cahaya kecil mendekatinya. Dan tiba-tiba dia terbawa ke sebuah tempat yang serba putih. Disana ada suara yang katanya akan mengabulka...