17. Home : without parents

3.6K 511 18
                                    

Ini adalah pertama kalinya bagi Yoorin datang ke gedung apartemen milik keluarga Chenle. Mungkin berjalan kaki untuk mengelilingi rumah sekaligus halaman rumahnya akan sangat melelahkan. Dengan adanya hutan bambu yang sangat luas, mereka harus menaiki mobil dari depan gerbang untuk sampai ke rumah Chenle. Mobil nya pun bukan sembarang mobil, tapi Tesla model X.

Yoorin terpukau melihat betapa besar nya rumah Chenle ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoorin terpukau melihat betapa besar nya rumah Chenle ini. Saking terpukaunya, mulutnya sampai terbuka secara tidak sadar. "Biasanya aja kali gosah mangap gitu. Norak banget sih lo!" ledek Chenle. Yoorin yang kesal mendengar itu, dia tidak segan menjitak kepala Chenle. Sang empu hanya bisa mengaduh kesakitan. Somi, Ningning, dan Jisung tertawa melihat kedua manusia ini.

"Jangan galak galak, nanti cantiknya ilang," bisik Guanlin sambil mengelus pelan kepala Yoorin dengan lembut. Bukannya luluh, tapi Yoorin malah menatap tajam ke arah Guanlin sambil menunjukkan kepalan tangannya. Nyali Guanlin pun langsung menciut karena amarahnya Yoorin selalu menyeramkan.

Begitu memasuki rumah Chenle, mereka disambut ramah oleh para maid. Mereka juga tidak lupa menyapa keluarga Chenle. Setelah itu, mereka memasuki ruangan kerja khusus agar bisa fokus mengerjakan tugas. "Buruan kerjain tugasnya. Gue disuruh cepet pulang sama abang gue!" tegas Yoorin.

"Rin, kak Renjun kok kayak overprotektif gitu sih sama lo?" tanya Ningning. Yoorin hanya mengangkat bahunya.

"Tau nih! Gak asik ah. Padahal main main dulu di rumah holkay. Kapan lagi coba?" ujar Somi.

"Udah udah! Ngapain ngurusin abangnya, mending kita langsung kerjain tugasnya!" tegas Guanlin sebagai ketua kelompok menginterupsi untuk menghentikan perdebatan.

Kurang lebih dua setengah jam telah mereka habiskan. Power point yang mereka buat sudah jadi. Pembagian materi untuk masing masing anggota juga sudah dilakukan. Mereka saling meregangkan otot. Tak lama setelah itu, terdengar suara nada dering ponsel milik Yoorin.

Abangsat is calling..

"Masih di rumah Chenle?"

"Iya, emangnya kenapa?"

"Ini udah sore. Cepetan pulang."

"Iya bawel. Ini udah selesai kok."

"Sip. Nanti gue jemput."

"Okey. Gue tunggu. Awas jangan lama lama!"

Telepon pun terputus.

"Dijemput abang lo?" tanya Somi yang dibalas anggukan kepala oleh Yoorin.

Mereka kembali menaiki mobil Tesla ini. Chenle bersama sopir pribadinya berniat untuk mengantarkan mereka semua ke rumah masing masing kecuali Yoorin. Gadis itu hanya diantar sampai depan gerbang saja karena sudah ada orang yang menunggu. Ya, ada Renjun dengan motor kesayangannya.

Ketika Yoorin hendak turun dari mobil, Guanlin menahan tangannya, "Nanti kabarin gue kalo lo udah sampe rumah."

Yoorin mengangguk. "Btw makasih ya, Le, udah nganterin sampe gerbang," ucapnya yang dibalas tanda jempol oleh Chenle. Yoorin keluar dari mobil, "Bye!" serunya sambil melambaikan tangan. Dia berjalan menghampiri motor Renjun dan langsung menaikinya.

"Pegangan," titah Renjun. Yoorin tidak mendengarnya sama sekali karena Renjun memakai helm fullface. Tangan Renjun menuntun tangan Yoorin untuk melingkar pada pinggangnya. Setelah itu, Renjun mulai melajukan motornya dengan kencang. Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah. Dalam sepuluh menit pun mereka sudah tiba di sana.

Yoorin menghampiri Wendy dan Chanyeol yang sudah berpakaian rapi sambil menyeret koper. "Kebetulan banget Papa sama Bunda mau dinas keluar kota. Dinas kali ini lebih lama. Mungkin sekitar 1 bulan," ucap Chanyeol. Yoorin memanyunkan bibirnya karena baru kali ini dia ditinggal selama itu.

Wendy memeluk Yoorin dengan penuh kasih sayang, "Jaga diri kamu baik baik, Nak. Makan jangan sampai telat dan nurut sama abang kamu."

"Renjun, Papa titip adek kamu, rumah beserta isinya. Kalo udah malem, jangan lupa kunci pintu gerbang," pesan Chanyeol. Renjun mengangguk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Hari sudah pagi. Cahaya matahari itu menerobos masuk melalui jendela kamar tanpa permisi. Karena sorot cahaya nya yang terang dan membuat silau, perlahan gadis itu membuka matanya.

Yoorin sedikit kaget dengan keberadaan Renjun di sampingnya. Apalagi posisi mereka saling memeluk. Namun, dia teringat kejadian tadi malam. Lampu tiba tiba padam bersamaan dengan suara petir membuat Yoorin takut untuk tidur sendiri. Maka dari itu, dia meminta Renjun untuk menemaninya tidur di kamar.

Yoorin menyingkirkan tangan Renjun dari pinggangnya sepelan mungkin. Dia beranjak dari posisi tidur dan pergi menuju ke dapur untuk menyiapkan menu sarapan. Berhubung dia gak pandai memasak, dia hanya bisa membuat omelet saja.

Terkadang Yoorin terlihat seperti anak manja yang tidak bisa apa apa. Akan tetapi, ketika orang tua nya sedang tidak ada di rumah, dia mendadak menjadi anak yang mandiri.

"Injun!! Ayo sarapan!!" teriak Yoorin.

Renjun datang ke dapur, dia melihat Yoorin yang sedang sibuk menata meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun datang ke dapur, dia melihat Yoorin yang sedang sibuk menata meja makan. Ternyata disana sudah ada omelet buatan Yoorin. Mereka berdua duduk berhadapan sambil menikmati sarapan. Alih alih saudara, mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang baru saja menikah. Oops.

"Selama orang tua kita dinas, berangkat sama pulang sekolahnya bareng gue aja. Gue merasa bertanggung jawab gara gara Papa nyuruh gue buat jagain lo," tutur Renjun.

Yoorin terkekeh mendengarnya. "Serius amat lo nanggepin omongan Papa."

"Ya jelas gue serius, karena ini menyangkut nasib gue. Kalo lo kenapa napa, ntar gue yang kena akibatnya."

"Terus gimana nasib Lami? Lo suka antar-jemput dia, kan?"

"Untuk sekarang, lo lebih penting dari pada dia, yang notabene nya orang asing," pungkas Renjun yang kembali memakan omeletnya hingga habis.

.

.




.


TO BE CONTINUED

Kritik?


Saran?

[Sedang Revisi] abang +renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang