Yuk bisa yuk jadi pembaca yang berakhlak:)
Renjun sedang mengerjakan tugas Fisika dengan raut wajahnya yang serius, sedangkan gadis ini hanya menatap Renjun sambil tersenyum lebar. Bukan terpesona karena melihat wajah yang tampan, tapi karena tugasnya yang sedang dikerjakan oleh Renjun.
Baik banget, sih? batin Yoorin
"Ngapain punya otak tapi gak pernah dipake?" sindir Renjun. Yoorin menarik kata katanya yang memuji kalau Renjun itu baik banget.
Pedes banget kan omongan Renjun? Mana kalo ngomong tuh irit, seperlunya aja. Memang itulah ciri khasnya Renjun. Berbeda dengan adiknya, Yoorin, yang hobinya ngebacot mulu. Bisa dibilang Renjun itu adalah tempat bacotan Yoorin. Meskipun Yoorin tahu, dia pasti dicuekin, tapi tetep aja ngebacot sampe bengek.
"Bang, lo tau kan kalo gue gak bakat di Fisika," cicit Yoorin yang tanpa sadar sudut bibirnya melengkung kebawah.
"..." Tidak ada jawaban dari abangnya.
Tuhkan dicuekin.
Lima belas menit lamanya Renjun mengerjakan tugas Fisika. Dia menutup buku Yoorin sambil mendengus kesal, "Awas, ya, kalo besok gak beliin soto ayam!" ancam Renjun. Soto ayam yang dimaksud adalah sogokan yang ditawarkan oleh Yoorin, karena tidak mungkin jika Renjun mengerjakan tugas itu dengan cuma cuma tanpa imbalan apapun.
"Iya, abangku sayang," goda Yoorin sambil mencolek dagu Renjun. Sang empu hanya bisa berdecak kesal sambil menepis tangan Yoorin. "Galak banget ih, gak akan gue beliin soto ayam!" candanya sambil memeletkan lidah. Kemudian dia kabur dari kamar itu sebelum abangnya menyerang.
Melihat kepergian Yoorin, Renjun sempat mengelus dagu yang disentuh tadi. "Dipanggil sayang gak tuh," monolognya dalam hati dengan kedua sudut bibir yang agak naik. Baru dipanggil sayang saja sudah ambyar.
Let's play ball
Let's play ball
Yo you're my universe verse verse
"Allahumma," latah Renjun. Nada dering ponselnya membuat dia tersadar dari lamunan tadi. Dia mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Nama yang tertera di ponsel itu adalah Lami, adik kelas yang sedang berusaha mendekatinya. Meskipun Renjun orangnya peka, dia akan terus bersikap dingin.
"Halo? Kak Renjun?"
"Kenapa?"
"Besok, pulang sekolah, ada waktu senggang ga?"
"Ngga."
"Oh gitu ya, yaudah deh, maaf kalo ganggu."
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Renjun mematikan teleponnya secara sepihak. Ponsel yang tak berdosa itu pun dilempar ke atas kasur. "Haechan kampret! Main comblangin aja tanpa tau perasaan gue kayak gimana!" decaknya.
Sudah terhitung seminggu lamanya, Renjun cuek terhadap Lami. Lantaran gadis itu terus menerus menempel pada Renjun layaknya perangko, itu yang bikin dia risih.
"Lo, tuh, ya! Jangan anti sama cewek! Lo juga harus berenti nempelin gue, Jeno, sama Jaemin. Ntar dikira homo, mau?" itu kata Haechan.
Daripada gosip aneh menyebar, maka Renjun memilih untik mengiyakan saja ucapan Haechan. Awalnya Renjun oke oke aja dicomblangin. Katanya sih pengen move on dari orang yang dia suka, tapi sukanya juga udah dari lama, move on nya yang susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Sedang Revisi] abang +renjun
Fiksi Remaja[on going] [sistercomplex] ❝Gue sayang sama lo. Bukan sebagai abang tapi sebagai cowok❞ Bahasa semi-baku Start : 20 Maret 2020 End : 10 Juli 2020 Highest rank🏆 #1 - huangrenjun #1 - ulzzang #1 - sistercomplex ©s_lemontea