"INI SEMUA GARA GARA LO! LO YANG BIKIN BELLA MENINGGAL!"teriak seorang gadis di depan pintu UGD
"Gue juga nggak mau semuanya kaya gini, gue sayang Bella"lirih gadis yang disalahkan tadi
"Bella tuh baik sama lo. Kenapa lo bikin dia meninggal?"
"Seandainya gue nggak maksa Bella ke rumah gue, semuanya nggak akan terjadi kan, Dir?"tanya gadis yang disalahkan-Aqilla kepada teman disampingnya-Dira
Dira hanya bisa mematung, tak ada kata yang bisa ia ucapkan lagi. Dirinya masih tak percaya, sahabat sekaligus sepupu yang sangat disayanginya pergi untuk selamanya-lamanya. Bahkan hanya untuk menjawab pun ia tak bisa, yang ia lakukan hanya menangis dalam diam
"Kenapa lo diem aja Dir? Lo merasa nggak sih kalo dia yang bikin Bella meninggal?"tanya gadis itu
"G-gue ng-nggak t-tau"hanya kata itu yang bisa keluar dari mulut Dira
"Lo pergi dari sini"gadis itu menghadapkan wajahnya ke arah Aqilla. "Dan nggak usah temuin kita lagi"lanjut gadis itu
"Tapi gue mau liat proses pemakaman Bella, Van"
"Nggak perlu"
"Gue mohon, gue perlu tebus kesalahan gue"
Gadis itu-Vani- berjalan ke arah Dira dan memeluk Dira yang masih mematung, "Oke, lo boleh liat pemakaman Bella. Tapi setelah ini gue dan Dira nggak mau liat lo lagi"ucap nya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Aqilla
"Makasih, Vani"senyum tipis terbit di wajah Aqilla. Hati nya kini terasa amat sakit, jangan kalian kira sedari tadi ia tidak menangis, big no! Ia menangis, namun tak mengeluarkan suara.
♪♪♪♪♪
Semua proses pemakaman Bella selesai. Saat ini Aqilla, Dira, Vani, Arka & Azka, Mama dan papa Bella masih ada di pemakaman. Mereka semua menatap batu nisan seseorang yang sangat mereka sayangi
"Bella, maafin gue. Seandainya gue nggak maksa lo ke rumah, ini semua nggak akan terjadi"lirih Aqilla
"Ini semua emang salah lo"ucap Dira. Aqilla menunduk, air matanya terus menerus menetes. Kesedihan tak lagi dapat ia tahan, mungkin sekarang air mata nya dapat mengurangi rasa sedih yang ia dapat
"Nggak, sayang, ini bukan salah Qilla. Ini udah takdir dari yang maha kuasa"mama Bella-Maura-mengusap punggung Aqilla
"Tapi Tante, dia yang bikin Bella meninggal"Azka mulai ikut menyalahkan Aqilla. Semuanya terasa berbeda, Aqilla merasa menjadi pelaku utama disini.
"Itu udah takdir Azka, Tante terima semua keputusan Allah"Maura mengalihkan perhatian nya kearah Azka, menatap nya lembut dengan mata sembab yang tak dapat lagi disembunyikan
"Tapi Bella--"
"Udah, Tante ikhlas"potong Maura, "Tante pulang dulu, kalian juga cepat pulang ya. Jangan terlalu lama disini, ini udah mau malam"lanjut Maura
"Iya, Tante Rara jaga kesehatan ya"ucap Vani. Rara adalah nama panggilan mereka untuk Maura
"Om juga pamit pulang"
"Iya om Ken". Mereka semua menyalimi tangan Kenzi dan Maura. "Bella, kamu anak yang baik. Semoga kamu tenang dialam sana. Mama sayang kamu"ucap Maura sebelum ia dan sang suami berjalan meninggalkan makam anak tercinta
"Gue juga pulang, ayuk Azka"ajak Arka. Arka dan Azka adalah sepasang anak kembar. Mereka tadi tak ada di rumah sakit karena mereka berdua mengurus keperluan untuk pemakaman Bella
KAMU SEDANG MEMBACA
Amigo Falso
Teen FictionTentang sebuah cerita fake friends and fake love Disini kamu akan tau bahwa yang manis belum tentu benar-benar manis dan yang baik bisa saja memakai topeng. Aqilla, si gadis cantik yang ternyata hidup nya dikelilingi oleh orang-orang yang ingin memb...