𝙙 𝙪 𝙖

270 40 4
                                        

 d u a; laralah       yang    telahmemperkenalkan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

d u a;
laralah yang telah
memperkenalkan kami

⋆ ⋆ ⋆

kala itu hatiku sedang gundah, mencoba mencari penenang tapi yasudah lah, laginya tak ada juga yang ingin menghirau keluh.

Sore itu sangat lelah

kucoba mencari senja, penenang atas segalanya. tapi yang dicari hanya diam bena. walau kamu penenang segalanya, tetap saja kamu pergi tanpa dipinta.

kusimpuhkan raga dikursi putih sembari menangis, meringkuh diri dalam dalam. lalu entah dari mana kamu datang memberi nyaman.

kenapa?" begitu tanyamu pertama kalinya.

kugelengkan kepalaku, tapi kamu tetap saja tak mau. seakan menuntut ambiguku.

lengan keukeuhmu terus saja mengusak kepala yang ditimpuk embara. lalu kamu merapal satu kata dengan beribu arti walau hanya sepatah.

"mau cerita?"

memangnya dia siapa?, menuntut sepatah kata tanpa tau apa-apa.

mulai lagi senyum simpul rapalkan nyaman ambigu. bagai terserah siap mengepu.

"kadang hidup memang nggak selalu seperti apa yang kita harapkan"

kutau hidup memamg tak selalu bagai apa diharap, tapi kamu selalu membuat acap dengan harap.

"memangnya kapan hidup kaya yang diinginkan"

bersimpuh lagi aku pada sepercik cahaya jingga. berharap ada tutur kata penenang lara.

"aku nggak tau, semua tergantung diri kamu sendiri" begitu katanya sedang ukir sebuah senyum.

jikalau memang begitu, tapi mengapa kamu menjawab layak meminta diriku berharap banyak. layak hembus angis kala senja yang banyaknya dipepaki.

Senja Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang