Chapter 10

183 51 5
                                    

(。;_;。)

"TANIA!!TANIA!!KESINI BURUAN!!!" teriak Zara dari taman belakang rumah.

Tania yang letak kamarnya berdekatan dengan taman belakang rumah pun otomatis dapat mendengar suara Zara walaupun tidak berteriak.

"TANIA!!!TELINGA LO BUDEK YA?BURUAN!!!!"

Tania yang semula sedang mengerjakan tugas pun segera berlari menghampiri Zara.

"Iya kenapa?"

"LAMBAN BANGET SIH LO!!BURUAN BIKININ GUE JUS MANGGA TERUS NANTI LO ANTER KE KAMAR GUE!!"

"Tapi kan di rumah enggak ada mangga," jawab Tania.

Zara berdiri kemudian menunjuk-nunjuk muka Tania. "LO PUNYA OTAK DIPAKAI DONG!!KALAU ENGGAK ADA YA LO HARUS CARI SAMPAI DAPAT!!" ucap Zara berteriak tepat di telinga Tania.

"Aku enggak budek, kamu ngomong pelan aja aku denger kok. Kasihan tenggorokan kamu kalau kamu teriak-teriak gitu," kata Tania sedikit pelan namun masih terdengar jelas.

Zara yang tidak terima, kemudian mengcengkeram keras rahang milik Tania. "Lo, jadi anak pembantu aja belagu, gausah sok nasehatin gue! Mendingan lo sekarang pergi cari mangga sampai dapat!" ucap Zara kemudian melepaskan cengkeramannya kasar.

Tanpa pikir panjang Tania segera menuju supermarket untuk mencari mangga. Ia pergi ke supermarket dengan berjalan kaki, padahal hari sudah mulai gelap.

"Tania harus sabar, kamu anak yang kuat. Tuhan tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hambanya. Semangat Tania!!" ucap Tania menyemangati dirinya sendiri.

"Lo gila ngomong sendirian di pinggir jalan?" ucap seseorang yang suaranya sangat familiar di telinga Tania.

Tania terkejut bukan main karena ia tak menyadari jika Gamma ada di sampingnya. "Kamu ngapain disini?" tanya Tania dan disambut kekehan oleh Gamma.

"Nemenin orang gila jalan kaki, habisnya kasian banget dia, udah punya pacar tapi jiwa kejombloannya masih meronta-ronta," jawab Gamma sambil menendang kerikil yang menghalangi jalannya.

"Kamu ngatain aku gila?"

"Enggak, tapi kalau misal lo gila beneran juga enggak masalah. Gue tetep sayang sama lo."

"Dasar manusia kurang ajar!!!" maki Tania sambil mencubit pinggang Gamma.

"Eh anjir geli, aduh aduh udah dong," ucap Gamma dan membuat Tania kembali mencubit pinggang Gamma.

"Gam, yang jual mangga dimana ya?" tanya Tania yang teringat tujuannya tadi.

"Mangga? Kenapa lo tiba-tiba nanyain mangga? Lo hamil? Gue kan belum ngapa-ngapain lo!!"

Tania memukul bahu pria di samping nya kencang. "Kamu yang gila!!! Aku cuma nanya tempat yang jual mangga, karena aku tadi disuruh Zara buat beliin mangga."

Tania tersadar jika ia sudah keceplosan. Ia reflek menutup mulutnya sendiri.

"Bentar-bentar, Zara? Murid baru si bekantan betina itu?"

Tania mengangguk. "Hemm."

"Kok bisa sih, lo ada hubungan apa sama dia?" tanya Gamma penasaran.

"Enggak ada apa-apa kok, mending sekarang kasih tau aku dimana yang jual mangga," ucap Tania mengalihkan pembicaraan.

"Tan, gue ini pacar lo. Plis, jangan ada yang lo sembunyiin dari gue. Masalah lo adalah masalah gue juga."

Tania menunduk dan menghentikan langkahnya. "Dia saudara tiri aku,"jawabnya pelan dan masih bisa didengar jelas oleh Gamma.

True Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang