Chapter 6

237 56 8
                                    

(。;_;。)

Kemarin siang Tania sudah diijinkan pulang oleh dokter. Kondisinya sudah jauh lebih baik dari hari sebelumnya. Walupun sudah diizinkan pulang, dokter Andi tetap memantau perkembangan kondisi kesehatan Tania melalui Gamma.

Hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana pernikahan Citra akan diselenggarakan. Jujur saja Tania ingin melihat prosesi pernikahan mamanya. Namun apa daya dirinya tidak bisa hadir melihat prosesi pernikahan sang mama, pasalnya mamanya sudah memperingati dirinya sejak ia dirawat di rumah sakit untuk tidak hadir ke acara pernikahan tersebut. Jika Tania nekat untuk datang, mamanya mengancam akan mengusir Tania dari rumah.

Tin..tin..

Suara klakson yang cukup memekakkan telinga terdengar di depan rumah Tania. Tania mengintip dari balik korden kamarnya. Terlihat seorang lekaki duduk manis di atas jok motornya sambil bersedekap, lelaki itu mendongak menatap ke arah Tania berada.

Tak salah lagi lelaki itu adalah Gamma. Tania melihat jam yang ada di nakasnya, baru pukul 07.00. Kalau Tania tidak salah ingat, Gamma berkata akan menjemputnya jam 08.00, tetapi sekarang Gamma datang lebih awal satu jam dari yang ia katakan.

Tania belum melakukan persiapan sama sekali, dirinya bahkan belum mandi. Dia bingung akan beralasan apa kepada Gamma, dia sedikit malu karena jam segini belum mandi. Persetan Gamma akan meledeknya. Salahkan Gamma yang menjemputnya lebih awal.

Tania segera turun ke bawah untuk membukakan pintu untuk Gamma. Dia saat ini sedang dirumah sendiri, karena mamanya sudah pergi sejak sehabis shubuh dan Bu Mina ikut bersama mamanya.

"Yuk berangkat," ucap Gamma tepat di depan muka Tania saat pintu terbuka.

Tania reflek memundurkan kepalanya. "Aku belum siap-siap, bahkan mandi aja belum," jawabnya dengan suara yang cukup pelan, khawatir pria di hadapannya akan menertawakan nya.

Gamma terkekeh pelan. "Lo jam segini belum mandi?" tanya Gamma dengan muka meledek.

Tania sedikit mengerucutkan bibirnya. "Kan kamu bilangnya jam 08.00, sekarang masih jam 07.00. Jam di rumah kamu rusak ya?"

Gamma mengacak rambut Tania gemas. "Iya gue yang salah, laki-laki emang selalu salah di mata betina. Yaudah sana buruan mandi!Gue tunggu di sini."

Setelah itu, Tania segera kembali ke dalam rumah dan bersiap-siap. Baru beberapa langkah, Gamma bersuara lagi. "Enggak usah dandan! Lo udah cantik kok dari sananya," teriak Gamma dari arah luar.

Tania merasakan pipinya sedikit panas. Atas dasar apa seorang Gamma berkata seperti itu padanya. Tak mau ambil pusing, Tania segera menyiapkan dirinya untuk pergi bersama hari ini.

Untuk saat ini, Tania berharap ia bisa melupakan sejenak masalah yang ada di hidupnya.

(。;_;。)

"Kita mampir ke suatu tempat dulu ya," ucap Gamma saat mulai melajukan motornya.

"Terserah kamu, emang kita mau kemana aja?"

Gamma sedikit menoleh ke arah spion untuk melirik Tania. Gadis yang sedang dia bonceng hari ini auranya terlihat sedikit berbeda, tidak seperti biasanya yang hanya diam dan terlihat murung.

"Ada deh, lihat aja nanti. Gue jamin lo bakal bahagia dan nyaman di sana nanti," jawab Gamma.

Tania menganggukkan kepalanya. Lalu dia membuka kaca helmnya, seketika angin menerpa wajah dan meniup kencang rambutnya. Tania tersenyum lebar merasakan udara hari ini yang membuatnya bisa sedikit melupakan beban hidupnya.

True Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang