Lexn & Leon

6 1 0
                                    

Sirine peringatan di area kampus berdering keras. Orang-orang tampak panik berlarian mencari tempat aman. Semua kacau, berantakan, dan tidak beraturan.

"Leon!" seru Lexn meneriaki nama sahabatnya, berharap Leon mendengar. Ia merutuk dalam hati, kenapa ia begitu bodoh meninggalkan Leon di toilet.

"Lexn! Cepat lari, tempat ini sudah terkepung!" tukas Nav seraya menyeret tubuh Lexn agar tidak terhimpit orang-orang.

"Tapi Leon?"

"Kamu mau mati di terkam vampir, huh?" satu tamparan telak mengenai pipi Lexn. "Bisa saja Leon sudah mati!"

Bugh.

"Jaga perkataanmu, bedebah. Saya tidak bisa mentoleransi kesalahan ini."

Mereka hampir bergulat ditengah kerumunan, tapi teriakan seseorang membuat mereka berhenti. Teriakan itu terdengar nyaring di tengah riuhnya dan ricuhnya orang-orang.

"Lari! Vampir itu menuju kemari!" teriak seseorang membuat orang semakin panik dan bergegas lari.

Nav berdecih lalu menarik kerah baju Lexn kasar. Mereka berlari menuju aula bersama ribuan orang lainnya. Lexn tidak sempat menolak, tubuhnya terhimpit terlalu banyak orang dan pergerakannya terbatas.

Lexn sempat menoleh kebelakang, ada sekitar 10 vampir meloncat dari ruangan perpustakaan menuju tembok-tembok koridor. Mereka semakin mendekat, kulit mereka pucat, dan darah mewarnai wajah mereka.

Lalu pandangannya kembali ke arah koridor yang menuju aula karena dorongan yang begitu kuat dari depan. Orang-orang berbalik arah. Dari kejauhan, satu persatu orang berjatuhan. Vampir bahkan sudah memenuhi aula.

"Aku tidak ingin mati di sini," raung Nav panik sama seperti orang lain.

Lexn ikut panik. Otaknya seketika buntu dan ia tidak bisa berpikir. Lexn menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencari celah untuk menghindari serangan. Ada satu pintu di sebelah kanan koridor yang sepertinya tak pernah Lexn masuki. Pintu itu tak jauh dari posisi mereka, hanya saja tempat itu mendekati sekumpulan vampir.

Lexn akhirnya membulatkan tekad. Ia kini gantian menarik kerah kemeja Nav dan menggeretnya melewati orang-orang. Sangat sempit dan butuh waktu banyak. Nav meronta-ronta, meneriaki Lexn gila karena nekat menarik mereka berdua mendekati vampir.

Sedikit lagi, batin Lexn.

Mereka sudah hampir dekat. Namun, sesosok vampir melihat mereka dan dengan cepat menghampiri Lexn dan Nav.

"Bodoh!" pekik Nav keras. Ia kemudian mendorong tubuh Lexn hingga menabrak pintu dan membiarkan dirinya diterkam vampir.

"Nav!" seru Lexn kaget. Ia tak sadar menangis. Hati dan pikirannya menyuruh Lexn untuk menolong Nav, tapi tubuhnya sama sekali tidak bisa bergerak.

"Pergi! Cepat!"

Lexn mengangguk sambil menangis. Ia membuka pintu itu dan indra pengelihatannya disuguhkan dengan kegelapan. Lexn langsung menutup pintu. Ia kemudian mencari sakelar lampu. Tak lama ia menemukan sakelar itu dan menekannya.

Lexn terpaku, tepat ketika lampu menyala. Pemandangan di depannya, benar-benar tidak ia sangka.

Seorang lelaki terduduk dengan mahkota emas di kepalanya. Di sekelilingnya terdapat puluhan jasad yang masih segar dan berlumuran darah. Lelaki itu menatap Lexn tajam, lalu tatapannya menghangat. Ia tersenyum, menampakkan gigi taringnya.

"Hai, Lexn."

"LEON!"

__TANAT__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


__TANAT__

Terimakasih kepada rakyat Roleplay yang menyuruh saya masuk GC Trainee dan dapet task macam ini:v

Ci yu nek time.
Jaga kesehatan.

nothingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang