Bab 1. Menjadi Istri

548 101 38
                                    

Mobil Honda Jazz berwarna Putih masuk ke sebuah pekarangan Rumah Minimalis bernuansa hitam putih dengan gaya eropa klasik. Setelah memakirkan Mobil nya di bagasi tepat disamping rumah, keluarlah seorang Gadis dari dalam mobil yang menampilkan raut wajah lelah, setelah seharian mengajar sebagai Guru taman kanak kanak dipusat kota.

Nafisah putri Azzahra. Nama gadis itu.

Ia adalah Putri semata wayang dari pasangan Hendra Handoko dan ningsih Derbyan. Gadis bertubuh mungil yang kerap kali disapa Naf itu sekarang sudah menginjak usia 23 tahun.

Dia gadis yang lemah lembut, dan juga pekerja keras. Sekarang Nafisah pun harus menjadi tulang punggung keluarga karena sang Ayah memutuskan pensiun cepat menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil karena sakit Liver yang dideritanya sudah akut.

Nafisah melangkahkan kaki nya ke arah pintu lalu melepas sepatu nya satu persatu menyisakan Kaos Kaki yang senada dengan warna kulit nya kemudian meletakannya di Rak Sepatu.

" Assalamualaikum... Naf Pulangg " Ucap Nafisah ketika membuka pintu. Ia Merasa tidak mendapat jawaban atas salamnya membuat Nafisah mengerenyit.

Pada kemana?. Batin Nafisah seraya menutup kembali pintunya.

Seketika Indra penciuman Nafisah mengendus saat mencium harum masakan dari arah dapur. Itu Pasti Bundanya sedang memasak. Tahu saja bundanya ini, jika perutnya sudah keroncongan sedari tadi karena belum sempat makan siang.

Langsung saja Nafisah membelokan langkah kaki nya ke ruang Dapur. Sampai didepan pintu pembatas Dapur dan Ruang tengah Ia melihat Wanita Paruh bayah sedang berdiri membelakanginya di depan meja makan sembari menata piring.

Ide jahil pun terlintas dari kepala Nafisah. Ia berjalan mengendap ngendap agar tidak menimbulkan suara.

Sang Bunda langsung tersentak kaget tatkala ada seseorang yang memeluknya dari belakang. Untung saja piring yang tengah ia pegang tidak jatuh dan pecah.

Ningsih- Ibunda Nafisah menolehkan kepalanya kearah samping, ternyata gadis nakal nya yang membuat nya terkejut. Anak ini benar benar usil.

Dan lihat Gadis itu hanya menyengir menampilkan wajah tak berdosa. "Assalamualaikum bundaku "

Ningsih menaruh piring yang tengah ia pegang diatas meja. Kemudian menggeplak tangan pelan tangan Nafisah yang melingkar diperutnya.

" Kamu itu ya hobby banget bikin Bunda kaget!! "

Nafisah meringis sambil terkekeh lalu melonggarkan pelukannya.

" Hehe maaf bunda ku yang cantik " Ningsih geleng geleng kepala.

" Bunda bikin apa? Kelihatannya Lezat sekali " tanya Nafisah sambil mengulurkan untuk menyalimi tangan Ningsih. Setelah itu, meletakan Tas nya diatas meja dan menarik kursi untuk duduk.

" Bunda bikin, Gurame Rica Rica, Rendang, sama Gulai kambing kesukaan kamu " Jawab Ningsih

" Wihhh bunda tau aja kalo Naf lagi laper " seru Nafisah sembari membalikan piring kemudian mengambil sesendok Nasi.

Bunda tersenyum dan langsung bergabung duduk di sebelah Nafisah.

Mata gadis itu celingak celinguk merasa Ayah nya nampak tidak kelihatan sejak tadi.

" Bunda, Ayah kemana ? Kok ga keliatan? " tanyanya.

Ningsih mendongkak sepintas " Lagi istirahat dikamar "

Raut wajah Nafisah berubah Khawatir " Ayah gapapa kan Bunda ? "

" Engga sayang, cuman tadi ngeluh pegal pegal aja badanya "

Goresan Hati Seorang Istri (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang